Ditanya Soal Proyeksi Lifting Minyak 2024, Menteri ESDM: Berat

Jum'at, 05 Januari 2024 - 17:31 WIB
loading...
Ditanya Soal Proyeksi...
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui, target produksi minyak siap jual atau lifting minyak yang diharuskan mencapai 635 ribu barel per hari pada 2024 memang berat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui, target produksi minyak siap jual atau lifting minyak yang diharuskan mencapai 635 ribu barel per hari pada 2024 memang berat. Lifting minyak adalah proses pengangkatan atau ekstraksi minyak dari sumur minyak atau ladang minyak .

"Kalau minyak memang agak berat," jelas Menteri Arifin Tasrif ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/1/2024).



Pernyataan itu diungkapkan Arifin ketika ditanya perihal proyeksi lifting minyak pada 2024. Namun dikatakan Arifin, pihaknya saat ini sedang mengupayakan produksi minyak di Blok Rokan yang diharapkan hasil kajiannya rampung pada Juni mendatang.

"Minyak, kita sekarang lagi mengupayakan di Rokan, bulan Juni mudah-mudahan hasil kajiannya ada kesimpulan. (Sumur pertama ya?) ya, sekarang rignya sudah pindah ke sumur kedua, itu harapan kita," tuturnya.



Sebagai informasi pada 2023, lifting minyak hanya 607 ribu barel per hari atau tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 660 ribu barel minyak per hari.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Tutuka Ariadji telah mengungkapkan, alasan capaian lifting minyak tahun 2023 lalu belum mencapai target karena dua hal.

"Pertama, lapangan-lapangan minyak dan gas bumi Indonesia sudah banyak yang tua sehingga jumlah cadangannya mulai menurun. Kedua, fasilitas yang ada di lapangan juga sudah tua, sehingga perlu diganti lebih dulu," terang Tutuka beberapa waktu lalu.

Ia pun mencontohkan beberapa fasilitas pipa yang berumur tua di antaranya berada di wilayah operasi anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Misalnya seperti di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

"Sebagai contoh di OSES itu penggantian pipa, di ONWJ juga akan diganti seperti itu. Kalau itu udah bisa terjadi nanti kenaikan produksi bisa dilakukan dengan teknologi-teknologi yang lebih maju. Masalahnya masih di situ, jadi kita perbaiki dulu fasilitas-fasilitasnya," jelas Tutuka.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)