IHSG Hari Ini Masih Bisa Terseret Turun di Kisaran 7.115-7.285
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini berpotensi bergerak di kisaran 7.115-7.285. Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, koreksi semakin parah, namun jika diperhatikan lebih dalam, maka akan terlihat bahwa sebenarnya pasar baik-baik saja.
"Kalau bukan karena pelemahan saham- saham big caps dari emiten milik Prajogo Pangestu yaitu BREN, yang sudah memiliki bobot cukup untuk mempercantik maupun merusak IHSG (tergantung arah pergerakan harganya)," tulis William dalam analisisnya, Rabu (10/1/2024).
William memperkirakan, IHSG masih bisa terseret turun karena aksi panic selling pada saham-saham ini sepertinya belum berakhir. Penyebabnya sendiri belum diketahui selain dari adanya distribusi pada bulan November 2023.
"Anda bisa memilih saham lain, memperhatikan saham-saham 2nd liner dan 3rd liner yang masih melanjutkan tren menguatnya di saat IHSG tertekan seperti ini," katanya.
Untuk faktor teknikal, IHSG menurun menuju MA20 dan level psikologis tertahan pada 7.200. Maklum, pelemahan IHSG kali ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau bukan karena adanya saham big caps yang mengalami ARB yaitu BREN dan ditemani oleh TPIA.
"Kedua saham perusahaan milik Prajogo Pangestu ini fenomenal pada jamannya dan sekarang telah mengakhiri trennya, sehingga dengan bobot besar, IHSG pun ikut terseret menurun," ujar dia.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan. Sebelumnya IHSG ditutup melemah sebesar -83.37 poin (-1.14%) menuju 7200,20 pada perdagangan hari Selasa 9 Januari 2024.
Sebanyak 193 saham menguat, 337 saham menurun, dan 241 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi mencapai 10.3T (all market).
"Kalau bukan karena pelemahan saham- saham big caps dari emiten milik Prajogo Pangestu yaitu BREN, yang sudah memiliki bobot cukup untuk mempercantik maupun merusak IHSG (tergantung arah pergerakan harganya)," tulis William dalam analisisnya, Rabu (10/1/2024).
William memperkirakan, IHSG masih bisa terseret turun karena aksi panic selling pada saham-saham ini sepertinya belum berakhir. Penyebabnya sendiri belum diketahui selain dari adanya distribusi pada bulan November 2023.
"Anda bisa memilih saham lain, memperhatikan saham-saham 2nd liner dan 3rd liner yang masih melanjutkan tren menguatnya di saat IHSG tertekan seperti ini," katanya.
Untuk faktor teknikal, IHSG menurun menuju MA20 dan level psikologis tertahan pada 7.200. Maklum, pelemahan IHSG kali ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau bukan karena adanya saham big caps yang mengalami ARB yaitu BREN dan ditemani oleh TPIA.
"Kedua saham perusahaan milik Prajogo Pangestu ini fenomenal pada jamannya dan sekarang telah mengakhiri trennya, sehingga dengan bobot besar, IHSG pun ikut terseret menurun," ujar dia.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan. Sebelumnya IHSG ditutup melemah sebesar -83.37 poin (-1.14%) menuju 7200,20 pada perdagangan hari Selasa 9 Januari 2024.
Sebanyak 193 saham menguat, 337 saham menurun, dan 241 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi mencapai 10.3T (all market).