Rupiah Masih Tak Bertenaga, Hari Ini Melemah Jadi Rp15.592/USD

Selasa, 16 Januari 2024 - 15:56 WIB
loading...
Rupiah Masih Tak Bertenaga,...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga sore ini kembali ditutup melemah 37 poin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga sore ini kembali ditutup melemah 37 poin ke level Rp15.592 setelah sebelumnya menguat signifikan ke level Rp15.555 per dolar AS. Mata uang Garuda terpantau masih kurang bertenaga pada hari kedua pekan ini.



Kurs Rupiah juga terpantau menyusut berdasarkan data JISDOR BI, dimana hari ini bertengger di Rp15.592/USD. Raihan tersebut lebih rendah dari awal pekan kemarin, yakni Rp15.555 per USD.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS karena para pelaku pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut mengenai The Fed (bank sentral AS) dan perekonomian AS, dengan Gubernur Fed Christopher Waller akan menyampaikan pidatonya pada hari Selasa.

"Pada hari Rabu, data penjualan ritel dan produksi industri AS diperkirakan memberikan lebih banyak isyarat terhadap perekonomian terbesar di dunia tersebut," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (16/1/2024).



Pembacaan data produksi industri dan penjualan ritel AS akan dirilis pada hari Rabu dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak sinyal terhadap perekonomian. Tanda-tanda ketahanan ekonomi apa pun memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

Namun pasar tampaknya sedikit mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch.

Fokus kini tertuju pada data produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai perekonomian. PDB diperkirakan sedikit melampaui target tahunan pemerintah sebesar 5% pada tahun 2023. Ini sebagian besar disebabkan oleh basis perbandingan yang lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

Namun angka yang lebih tinggi kemungkinan besar didorong oleh dasar perbandingan yang lebih rendah dari tahun 2022, karena perekonomian Tiongkok sedang berjuang untuk bangkit kembali setelah tiga tahun lockdown akibat COVID-19. Angka produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok untuk bulan Desember juga akan dirilis pada hari Rabu.

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri alias ULN RI per November 2023 sebesar USD400,9 miliar atau Rp6.230 triliun (asumsi kurs Rp15.540 per dolar AS). BI mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali.

Posisi utang luar negeri per November 2023 ini tercatat naik 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yoy. Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor public.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah hari ini melemah, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.570 - Rp15.640.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1711 seconds (0.1#10.140)