Atikoh Ganjar Ungkap Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana Lahir dari Pengalaman Pribadi

Rabu, 24 Januari 2024 - 19:27 WIB
loading...
Atikoh Ganjar Ungkap...
Istri capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti dalam pertemuan dengan masyarakat bersama relawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
BANYUWANGI - Istri capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo , Siti Atikoh Suprianti mengungkapkan, program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana yang menjadi unggulan pasangan Capres dan Cawapres Ganjar-Mahfud, berangkat dari pengalaman pribadinya.

Diketahui, Atikoh memang berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana. Sedangkan Ganjar merupakan anak dari seorang polisi berpangkat rendah yakni, Letnan Satu (Lettu), yang bertugas di Polsek Kutoarjo.

Atikoh mengungkapkan, program tersebut merupakan upaya Ganjar-Mahfud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kelas bawah. Di mana saat ini, akses ke dunia pendidikan amat sulit. Sehingga, menurutnya perlu ada political will untuk membantu.

"Kalau untuk keluarga mampu mereka bisa dapat (mengenyam pendidikan tinggi) sendiri, tapi kalau untuk keluarga tidak mampu ini harus difasilitasi oleh pemerintah," kata Atikoh saat bertemu dengan masyarakat, jajaran Tim Pemenangan Cabang (TPC) Ganjar-Mahfud Banyuwangi, Caleg Partai Koalisi, dan Relawan Ganjar-Mahfud, di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024).



Atikoh meyakini, jika pemerintah mampu memberi jaminan pendidikan tinggi untuk keluarga tidak mampu, maka taraf hidup mereka sekiranya akan terangkat.

"Dengan seperti itu maka si anak kalau dia benar-benar memang memiliki keinginan untuk pendidikan tinggi, dia akan menjadi sumber atau sosok yang nanti akan bisa memberdayakan keluarga, bisa memperbaiki kehidupan keluarga," ujarnya.

Lebih jauh mantan wartawati ini bercerita tentang kesulitan keluarganya maupun keluarga Ganjar dalam meraih cita-cita lewat pendidikan.

Sebagai orang yang sama-sama berangkat dari keluarga yang sederhana, Atikoh maupun Ganjar pernah mengalami kesulitan saat mengenyam pendidikan tinggi.

"Saya berasal dari masyarakat yang sangat biasa yang berjuang luar biasa agar bisa kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Bahkan saya pernah merasakan beberapa bulan harus nunggak untuk bayar kos, karena orang tua saya sudah meninggal, tetapi saya yakin bahwa dengan tekad yang kuat, dan tentu saja pertolongan yang maha kuasa selalu akan ada jalan bagi kita," ungkap Atikoh.

Kemauan dan tekad yang kuat membuat Atikoh dan Ganjar bisa tegar menghadapi cobaan. Olah karenanya, Ganjar-Mahfud ingin semua anak di Indonesia dibantu penuh pemerintah untuk meraih cita-cita lewat program tersebut.

"Jadi saya bisa memahami bagaimana perjuangan masyarakat indonesia. Untuk bisa memperbaiki keluarga dan lingkungan itu adalah melalui pendidikan," tuturnya.



Kalaupun ada siswa yang ingin langsung bekerja, Ganjar-Mahfud juga menyiapkan sekolah vokasi yang terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan ternama. Dengan demikian, maka para siswa bisa tersalurkan langsung ke dunia kerja setelah mereka lulus dari sekolah.

"Programnya itu ada sekolah vokasi. Di Jawa Tengah sudah ada. Itu adalah SMK. Semuanya gratis. Mulai dari seragamnya, tempat tinggalnya, buku, tas, sepatu, dan untuk praktik-praktik semuanya gratis. Tetapi yang boleh sekolah di situ hanya orang yang tidak mampu, dan seratus persen lulusannya yang ada di Jawa Tengah ini terserap dunia kerja dengan cepat," kata Atikoh.

Ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, program serupa pernah diterapkan Ganjar dengan menghadirkan sekolah SMK gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

"Sudah banyak cerita suksesnya, anaknya sudah bisa bangunkan rumah untuk orang tua, kemudian dia itu juga bisa melanjutkan kuliah, bahkan banyak yang bekerjanya itu di luar negeri, seperti di Jepang," kata dia.

Ditambahkan Atikoh, pendidikan juga akan menjadi prioritas Ganjar-Mahfud, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat.

"Jadi ini lah melalui pendidikan anak dan cucu bapak ibu yang ada di sini nanti bisa terjamin bukan hanya dari SD, SMP, tetapi SMK, SMA itu juga akan difasilitasi oleh negara. Karena ini cara bagi kita untuk meningkatkan kualitas atau SDM warga negara untuk menjemput Indonesia emas," pungkasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)