Cegah Dampak Resesi Singapura, Pemerintah Harus Tebar Intelijen

Rabu, 12 Agustus 2020 - 09:28 WIB
loading...
Cegah Dampak Resesi Singapura, Pemerintah Harus Tebar Intelijen
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ekonomi Singapura kian dalam masuk ke jurang resesi . Secara kuartalan, ekonomi Negeri Singa itu mengalami kontraksi sebesar 42,9% pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada perkiraan awal, ekonomi menyusut 41,2% pada kuartal II dibandingkan sebelumnya.

Secara tahunan, perekonomian Singapura merosot 13,2%. Angka tersebut lebih buruk jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang minus sebesar 12,6%.

Menanggapi hal tersebut, pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, efek dari resesi di Singapura yang makin dalam berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN. Singapura menjadi hub perdagangan dan investasi yang cukup penting bagi Indonesia.

Menurut dia, resesi Singapura yang cukup dalam menjadi warning bagi Indonesia bahwa kinerja perdagangan akan terkontraksi sepanjang tahun 2020. Arus barang yang keluar dan masuk dari Indonesia sebagian lewat hub Singapura.

"Kalau volume ekspor impor di sana turun tajam, ya kita harus bersiap kinerja perdagangan akan turun di kuartal ke III dan IV," kata Bhima saat dihubungi di Jakarta Rabu (12/8/2020).

Kemudian dari sisi investasi, Singapura juga punya peran sebagai hub terpenting karena negara yang berinvestasi ke Indonesia, masuknya lewatnya Singapura. Menurut Bhima, itu yang membuat Singapura menjadi negara yang kontribusi investasi PMA-nya terbesar di Indonesia.

"Mereka resesi berarti kinerja investasi akan turun drastis, khusus pada semester kedua," ujar dia. ( Baca juga:Ketika Airlangga Realistis, Ekonomi Kuartal III Diramal Minus 2% )

Dari sektor pariwisata juga terdampak karena Singapura menduduki peringat ke-4 asal wisman paling banyak. Resesi membuat turis asing menahan diri untuk berlibur. Jadi sektor pariwisata termasuk hotel, restoran, dan maskapai akan mengalami tekanan cukup dalam hingga akhir tahun.

Bhima menegaskan, peluang Indonesia sangat kecil bisa terhindar dari resesi di kuartal III. Sekarang kuncinya agar resesi hanya berlangsung di 2020 adalah mempercepat realisasi stimulus fiskal dan perbankan. Percepat penanganan kasus Covid-19 sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali optimal.

Kemudian, berikan stimulus yang extraordinary, seperti subsidi internet gratis untuk mendorong UMKM go digital dan tambah subsidi gaji lebih dari Rp1,2 juta per pekerja tiap dua bulannya. Pemerintah Indonesia juga disarankan mencari pasar-pasar ekspor alternatif ke negara yang kinerja ekonominya tidak sedalam singapura.

"Ini butuh intelijen pasar, dan peran pro aktif perwakilan dagang di negara kawasan Eropa Timur, Afrika, Pasifik dan Timur Tengah," ungkapnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2582 seconds (0.1#10.140)