Mau Kasih Masukan Soal Dampak Pandemi ke Bisnis Logistik, ALFI Gelar Survei
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menggelar survei dampak Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini terhadap usaha logistik di Indonesia. Survei tersebut ditargetkan melibatkan seluruh perusahaan forwarder dan logistik anggota ALFI di seluruh wilayah Indonesia.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, tujuan dilakukannya survei itu adalah untuk mendata lebih detail dampak pandemi saat ini sebagai bahan analisis yang akan disampaikan kepada Pemerintah dan instansi terkait dalam penyiapan kebijakan yang lebih komprehensif di sektor logistik sekarang maupun pascapandemi.
Selain itu, kegiatan survei tersebut juga dapat dijadikan bahan rujukan internal anggota dan asosiasi mengenai sejauh mana dampak Pandemi Covid-19 itu, seberapa banyak perusahaan yang kemungkinan berhenti operasional atau berapa banyak perusahaan yang justru mengalami pertumbuhan.
(Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi, Pengusaha Logistik Putar Otak Beralih Bisnis)
"Hasil survei tersebut akan kami rekapitulasi terlebih dahulu sebelum kami sampaikan sebagai masukan kepada Pemerintah. Survei ini telah kami lakukan sejak awal bulan Agustus ini dan rencananya berlangsung selama satu bulan. Kami berharap dan mengimbau perusahaan anggota ALFI turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan survei tersebut," papar Yukki di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini ALFI beranggotakan sebanyak 3.412 perusahaan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, terdapat 291 merupakan PMA (joint venture) dan selebihnya adalah perusahaan nasional.
Yukki yang menjabat Chairman Asean Federation of Forwarders Associations (AFFA) itu menambahkan, kegiatan logistik sudah dipastikan akan berkontraksi paling dalam secara persentase akibat Pandemi Covid-19, lantaran aktivitas logistik berkaitan erat dengan hampir semua kegiatan ekonomi.
Kendati begitu, imbuhnya, kegiatan logistik tetap harus jalan, namun dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. "Kami bisa lihat di bidang pariwisata saja logistik yang mendukung kegiatan ini bisa dilihat sangat tajam penurunannya, bahkan kedua terbesar setelah bidang transportasi dan pergudangan," ujarnya.
Dia mengatakan, sektor transportasi menjadi penekan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020, dimana kegiatan transportasi berkontraksi karena menjadi akumulasi dari penurunan seluruh sektor yang menurun.
Di sisi lain, moda transportasi angkutan udara yang terbesar diikuti kereta api, angkutan laut, dan darat. Khusus angkutan darat secara persentase mengalami penurunan 35%.
(Baca Juga: Mesin Industri Logistik Mati 90%, Panasinnya Lama Jika PSBB Lagi)
Yukki menegaskan bahwa kesehatan memang yang terpenting, tetapi menjaga perekonomian masih tetap berjalan juga penting. Pasalnya, tidak ada jalan lain bahwa pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi.
Di sisi lain, kata dia, daya beli masyarakat menjadi kunci yang harus dijaga pertumbuhannya. Dengan begitu, efek domino akan terjadi dan seluruh sektor lapangan usaha kembali meningkat. "Selain itu kemudahan dalam berinvestasi bagi pengusaha nasional perlu dikedepankan," tegas Yukki.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, tujuan dilakukannya survei itu adalah untuk mendata lebih detail dampak pandemi saat ini sebagai bahan analisis yang akan disampaikan kepada Pemerintah dan instansi terkait dalam penyiapan kebijakan yang lebih komprehensif di sektor logistik sekarang maupun pascapandemi.
Selain itu, kegiatan survei tersebut juga dapat dijadikan bahan rujukan internal anggota dan asosiasi mengenai sejauh mana dampak Pandemi Covid-19 itu, seberapa banyak perusahaan yang kemungkinan berhenti operasional atau berapa banyak perusahaan yang justru mengalami pertumbuhan.
(Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi, Pengusaha Logistik Putar Otak Beralih Bisnis)
"Hasil survei tersebut akan kami rekapitulasi terlebih dahulu sebelum kami sampaikan sebagai masukan kepada Pemerintah. Survei ini telah kami lakukan sejak awal bulan Agustus ini dan rencananya berlangsung selama satu bulan. Kami berharap dan mengimbau perusahaan anggota ALFI turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan survei tersebut," papar Yukki di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini ALFI beranggotakan sebanyak 3.412 perusahaan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, terdapat 291 merupakan PMA (joint venture) dan selebihnya adalah perusahaan nasional.
Yukki yang menjabat Chairman Asean Federation of Forwarders Associations (AFFA) itu menambahkan, kegiatan logistik sudah dipastikan akan berkontraksi paling dalam secara persentase akibat Pandemi Covid-19, lantaran aktivitas logistik berkaitan erat dengan hampir semua kegiatan ekonomi.
Kendati begitu, imbuhnya, kegiatan logistik tetap harus jalan, namun dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. "Kami bisa lihat di bidang pariwisata saja logistik yang mendukung kegiatan ini bisa dilihat sangat tajam penurunannya, bahkan kedua terbesar setelah bidang transportasi dan pergudangan," ujarnya.
Dia mengatakan, sektor transportasi menjadi penekan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020, dimana kegiatan transportasi berkontraksi karena menjadi akumulasi dari penurunan seluruh sektor yang menurun.
Di sisi lain, moda transportasi angkutan udara yang terbesar diikuti kereta api, angkutan laut, dan darat. Khusus angkutan darat secara persentase mengalami penurunan 35%.
(Baca Juga: Mesin Industri Logistik Mati 90%, Panasinnya Lama Jika PSBB Lagi)
Yukki menegaskan bahwa kesehatan memang yang terpenting, tetapi menjaga perekonomian masih tetap berjalan juga penting. Pasalnya, tidak ada jalan lain bahwa pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi.
Di sisi lain, kata dia, daya beli masyarakat menjadi kunci yang harus dijaga pertumbuhannya. Dengan begitu, efek domino akan terjadi dan seluruh sektor lapangan usaha kembali meningkat. "Selain itu kemudahan dalam berinvestasi bagi pengusaha nasional perlu dikedepankan," tegas Yukki.
(fai)