Deretan Negara dengan Ekonomi Terbesar yang Terkena Resesi

Selasa, 27 Februari 2024 - 14:32 WIB
loading...
A A A
Selain itu resesi sebelumnya yang dialami Inggris dimulai pada tahun 2008 sebagai akibat dari krisis keuangan global, dan berlangsung selama lima kuartal, atau 15 bulan. Inggris telah menjadi salah satu anggota terlemah dalam kelompok G7 -negara dengan perekonomian terbesar di dunia-.

Ekonomi Global Tak Baik-baik Saja

Gejolak perekonomian global saat ini telah membawa beberapa negara tidak hanya Inggris dan Jepang masuk ke jurang resesi pada awal tahun 2024. Beberapa negara pun juga menyusul resesi Inggris dan Jepang.

Ada Denmark yang mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,3% pada kuartal ketiga, menyusul penurunan serupa pada kuartal sebelumnya. Penguatan sektor farmasi sebelumnya kuat telah menutupi kelemahan ekonomi di negara ini.

Lalu ada juga Finlandia mengalami resesi teknis karena PDB kuartal IV-2023 turun sebesar 0,4%, menandai penurunan 1,3% dari tahun ke tahun. Kuartal ketiga juga melemah sebesar 0,7%, menghasilkan penurunan 0,5% dari tahun ke tahun untuk keseluruhan 2023.

Beberapa negara Eropa lainnya merasakan hal serupa yakni Estonia, Irlandia, Luxembourg dan Moldova. Sementara dari benua Amerika, ada Peru yang memasuki resesi tahun ini karena El Nino, investasi swasta yang lebih rendah, dan efek yang tersisa dari protes pada akhir 2022 dan awal tahun ini menjadi penyebabnya.

Resesi Covid-19

Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, beberapa negara maju tidak lolos dari resesi. Resesi dapat diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Apabila pertumbuhan negatif berlangsung lama, maka negara tersebut masuk dalam fase depresi.

Amerika Serikat


Negeri Paman Sam -julukan AS- mencatat pertumbuhan minus hingga 32,9% pada kuartal II-2020. Makin parahnya pertumbuhan ekonomi di kuartal II lantas menyeret negeri adidaya itu dalam fase resesi, usai mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar minus 5% pada kuartal I-2020.

Tercatat, kontraksi terjadi karena adanya penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga, ekspor, produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian.

Jerman


Satu lagi negara maju yang goyah dihantam Pandemi adalah Jerman, dimana perekonomiannya mengalami kontraksi paling tajam pada kuartal II-2020. Ini menyusul pertumbuhan ekonomi minus yang telah dialami Jerman pada kuartal I-2020.

Dilansir dari Reuters, Kantor Statistik Federal Jerman menyatakan, pertumbuhan ekonomi Jerman minus 10,1% pada kuartal II-2020. Sedangkan pada tiga bulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jerman dilaporkan minus %.

Angka pada kuartal II-2020 tersebut merupakan yang terendah sejak Kantor Statistik Federal mengumpulkan data pertumbuhan ekonomi Jerman per kuartal pada tahun 1970.

Prancis


Pertumbuhan ekonomi Perancis pada kuartal II tahun 2020 tercatat minus 13,8%. Sebelumnya pada kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Perancis minus 5,9%.

Dengan begitu, Perancis resmi masuk dalam jurang resesi. Pelemahan ekonomi di Perancis ini terjadi di antaranya karena menyusutnya konsumsi rumah tangga, investasi, dan perdagangan akibat lockdown mencegah penyebaran virus corona.

Italia


Pertumbuhan ekonomi Italia sudah minus 2 kuartal berturut-turut. Pada kuartal II-2020, ekonomi Italia terkontraksi hingga minus 17,3%. Sementara di kuartal I-2020, ekonomi Italia sudah minus 5,5%.

Spanyol


Menurut Badan Statistik Spanyol, negara ini telah memasuki fase resesi ekonomi usai PDB kuartal II 2020 turun hingga 18,5%. Secara kuartalan, pertumbuhan minus ini merupakan rekor pertumbuhan ekonomi terburuk. Di kuartal I 2020, ekonomi Spanyol juga anjlok hingga 5,2%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)