Aman Bunda, Pedagang di Pasar Tanah Abang Nggak Jual Kurma Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjelang bulan Ramadan, buah kering khas Timur Tengah, kurma, dipastikan bakal menjadi buruan kaum muslim sedunia, termasuk Indonesia. Para pedagang pun berlomba-lomba menyediakan stok kurma mereka dari berbagai negara.
Seperti yang terlihat di Blok C, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Berbagai jenis buah kurma dari berbagai negara memenuhi rak-rak di berbagai toko yang menyediakan oleh-oleh khas Timur Tengah di pasar tersebut.
Namun, ada satu negara penghasil kurma yang produksinya dipastikan bakal sulit diperoleh di pasar tersebut. Ya, itu adalah kurma asal Israel yang tengah menjadi perhatian kaum muslim Indonesia. Kurma Medjool yang terkenal dari Israel, justru dihindari para pembeli di dalam negeri.
Boikot produk-produk Israel memang telah menjadi gerakan di banyak negara. Memasuki bulan Ramadan ini, kurma Israel juga tak luput dari isu boikot tersebut. Karena itu pula, para penjual kurma di Pasar Tanah Abang sejak lama telah bersiap dan tak lagi menyediakan kurma dari Israel.
Andini, karyawan di salah satu toko penjual kurma di Tanah Abang mengaku isu boikot buah kurma Israel sudah lama diketahuinya. Karena itu, kata dia, di Toko Albani tempatnya bekerja, sudah sejak lama tak menyediakan kurma Israel. Andini mengatakan, buah favorit kaum muslimin yang dijual di tokonya diimpor dari Palestina, Madina, Tunisia, Irak, dan beberapa negara lain di kawasan Timur Tengah.
"Kalau kurma kita banyak ya dari Madina, Palestina, dan Tunisia. Tapi kalau Israel enggak ada," tegasnya saat ditemui MNC Portal di lokasi, Sabtu (2/3/2024).
Karyawan di toko Elshanum, Syarif, mengatakan hal serupa. Dia menyebutkan bahwa tokonya juga tidak memperdagangkan kurma Israel. "Untuk Israel kita sudah boikot, kita enggak ada. Khusus produk Palestina, Tunisia, Madina, Mesir, dari sana semua. Iya boikot (kurma Israel) kita enggak jual dari dulu ya," jelasnya.
Gerakan boikot di seluruh dunia dipastikan bakal melukai industri kurma Israel. Sebab, negara itu adalah salah satu dari lima pengekspor kurma terbesar dunia. Sekitar sepertiga ekspor kurma Israel terjadi menjelang hingga bulan Ramadan. Mengutip Middle East Eye, Nilai ekspor kurma Israel mencapai USD338 juta pada 2022 lalu, atau sekira Rp5,07 triliun (kurs Rp15.000/USD).
Seruan boikot terhadap kurma Israel makin gencarkan disuarakan menjelang bulan Ramadan. Boikot disebut sebagai salah satu upaya nyata menentang aksi keji penjajah zionis terhadap rakyat Palestina. Terlebih, kurma Israel dihasilkan dari tanah dan kebun-kebun yang dirampas dari rakyat Palestina.
Seperti yang terlihat di Blok C, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Berbagai jenis buah kurma dari berbagai negara memenuhi rak-rak di berbagai toko yang menyediakan oleh-oleh khas Timur Tengah di pasar tersebut.
Namun, ada satu negara penghasil kurma yang produksinya dipastikan bakal sulit diperoleh di pasar tersebut. Ya, itu adalah kurma asal Israel yang tengah menjadi perhatian kaum muslim Indonesia. Kurma Medjool yang terkenal dari Israel, justru dihindari para pembeli di dalam negeri.
Boikot produk-produk Israel memang telah menjadi gerakan di banyak negara. Memasuki bulan Ramadan ini, kurma Israel juga tak luput dari isu boikot tersebut. Karena itu pula, para penjual kurma di Pasar Tanah Abang sejak lama telah bersiap dan tak lagi menyediakan kurma dari Israel.
Andini, karyawan di salah satu toko penjual kurma di Tanah Abang mengaku isu boikot buah kurma Israel sudah lama diketahuinya. Karena itu, kata dia, di Toko Albani tempatnya bekerja, sudah sejak lama tak menyediakan kurma Israel. Andini mengatakan, buah favorit kaum muslimin yang dijual di tokonya diimpor dari Palestina, Madina, Tunisia, Irak, dan beberapa negara lain di kawasan Timur Tengah.
"Kalau kurma kita banyak ya dari Madina, Palestina, dan Tunisia. Tapi kalau Israel enggak ada," tegasnya saat ditemui MNC Portal di lokasi, Sabtu (2/3/2024).
Karyawan di toko Elshanum, Syarif, mengatakan hal serupa. Dia menyebutkan bahwa tokonya juga tidak memperdagangkan kurma Israel. "Untuk Israel kita sudah boikot, kita enggak ada. Khusus produk Palestina, Tunisia, Madina, Mesir, dari sana semua. Iya boikot (kurma Israel) kita enggak jual dari dulu ya," jelasnya.
Gerakan boikot di seluruh dunia dipastikan bakal melukai industri kurma Israel. Sebab, negara itu adalah salah satu dari lima pengekspor kurma terbesar dunia. Sekitar sepertiga ekspor kurma Israel terjadi menjelang hingga bulan Ramadan. Mengutip Middle East Eye, Nilai ekspor kurma Israel mencapai USD338 juta pada 2022 lalu, atau sekira Rp5,07 triliun (kurs Rp15.000/USD).
Seruan boikot terhadap kurma Israel makin gencarkan disuarakan menjelang bulan Ramadan. Boikot disebut sebagai salah satu upaya nyata menentang aksi keji penjajah zionis terhadap rakyat Palestina. Terlebih, kurma Israel dihasilkan dari tanah dan kebun-kebun yang dirampas dari rakyat Palestina.
(fjo)