Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi: Manufaktur Sehat, Ini Datanya
loading...
A
A
A
BALI - Menteri Perindustrian (Menperin ) Agus Gumiwang Kartasasmita menepis pandangan, bahwa Indonesia tengah memasuki era deindustrialisasi. Ia juga memastikan, industri di Tanah Air sedang dalam keadaan sehat.Salah satu buktinya, lanjut Agus, sektor ini mencetak Purchasing Managers' Index (PMI) di fase ekspansi selama 30 bulan beruntun.
" Manufaktur kita sangat sehat sekali, verry health. Jadi yang menarasikan deindustrialisasi itu bukan figur yang kami anggap dia paham, sedikit saja tidak. Jadi kami pikir ini agenda settingan," kata Menperin Agus Gumiwang kepada wartawan di Bali, Kamis (7/3/2024).
Sementara itu, dari data yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan capaian PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi pada Februari 2024 sebesar 52,7. Sedangkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2024 mencapai 52,56, meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024.
Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan PDB industri manufaktur Indonesia mencapai 3,44 persen (2014-2022), lebih tinggi dari pertumbuhan dunia maupun OECD (data world bank), dengan kontribusi mencapai 19,9 persen.
Nilai Manufacturing Value Added Indonesia tahun 2021 yang mencapai USD288 miliar (data UNStats), menunjukkan Indonesia merupakan salah satu power house manufaktur dunia. Ekspor produk Industri nonmigas menyumbang 72,24% ekspor Indonesia (tahun 2023).
Penyerapan tenaga kerja hingga 19,29 juta orang (naik 23,5% dibandingkan 2014), dan investasi sektor industri yang mencapai Rp3.031,85 triliun selama satu dekade menunjukkan bahwa industri manufaktur tetap kuat dalam menghadapi resesi global saat ini.
"Ini menjadi bukti nyata bahwa sektor manufaktur Indonesia masih sangat kuat dan sehat," terang Agus.
“Jadi mereka ini sudah bergeser dari menarasikan bahwa industri di Indonesia sedang deindustrialisasi, sekarang mencoba memakai indikator tambahan yaitu investasi. Ya semakin kecebur dia kalau pakai pendekatan investasi, karena investasi manufaktur Indonesia datanya setiap tahun selalu naik terus,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menperin Agus Gumiwang menekankan, bahwa secara sedehrana saya bisa jelaskan manufaktur Indonesia sedang tidak dalam deindustrialisasi. "Dengan data-data yang ada, kalau mereka mau menuduh manufaktur tengah deindustrialisasi itu bukan di Indonesian, tapi di dunia," tegasnya.
Oleh karena itu, dirinya menekankan bahwa perlu perhatian lebih untuk meningkatkan performa sektor industri manufaktur melalui kebijakan-kebijakan yang strategis.
" Manufaktur kita sangat sehat sekali, verry health. Jadi yang menarasikan deindustrialisasi itu bukan figur yang kami anggap dia paham, sedikit saja tidak. Jadi kami pikir ini agenda settingan," kata Menperin Agus Gumiwang kepada wartawan di Bali, Kamis (7/3/2024).
Sementara itu, dari data yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan capaian PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi pada Februari 2024 sebesar 52,7. Sedangkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2024 mencapai 52,56, meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024.
Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan PDB industri manufaktur Indonesia mencapai 3,44 persen (2014-2022), lebih tinggi dari pertumbuhan dunia maupun OECD (data world bank), dengan kontribusi mencapai 19,9 persen.
Nilai Manufacturing Value Added Indonesia tahun 2021 yang mencapai USD288 miliar (data UNStats), menunjukkan Indonesia merupakan salah satu power house manufaktur dunia. Ekspor produk Industri nonmigas menyumbang 72,24% ekspor Indonesia (tahun 2023).
Penyerapan tenaga kerja hingga 19,29 juta orang (naik 23,5% dibandingkan 2014), dan investasi sektor industri yang mencapai Rp3.031,85 triliun selama satu dekade menunjukkan bahwa industri manufaktur tetap kuat dalam menghadapi resesi global saat ini.
"Ini menjadi bukti nyata bahwa sektor manufaktur Indonesia masih sangat kuat dan sehat," terang Agus.
“Jadi mereka ini sudah bergeser dari menarasikan bahwa industri di Indonesia sedang deindustrialisasi, sekarang mencoba memakai indikator tambahan yaitu investasi. Ya semakin kecebur dia kalau pakai pendekatan investasi, karena investasi manufaktur Indonesia datanya setiap tahun selalu naik terus,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menperin Agus Gumiwang menekankan, bahwa secara sedehrana saya bisa jelaskan manufaktur Indonesia sedang tidak dalam deindustrialisasi. "Dengan data-data yang ada, kalau mereka mau menuduh manufaktur tengah deindustrialisasi itu bukan di Indonesian, tapi di dunia," tegasnya.
Oleh karena itu, dirinya menekankan bahwa perlu perhatian lebih untuk meningkatkan performa sektor industri manufaktur melalui kebijakan-kebijakan yang strategis.
(akr)