Menadah Bunga dari Aset Beku Rusia Rp4 Kuadriliun, UE Kirim Duitnya ke Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi Eropa disebut bakal bergerak maju terkait dengan rencana menggunakan bunga yang diperoleh dari aset bank sentral Rusia yang dibekukan, untuk pemulihan Ukraina. Negara- negara Barat diketahui telah membekukan aset Rusia sekitar 260 miliar euro atau USD282 miliar (sekitar Rp4,43 kuadriliun) dalam bentuk surat berharga dan uang tunai, dimana lebih dari dua pertiganya berada di Uni Eropa (UE) .
Kini kabar terbaru dari aksi tersebut, Komisi Eropa untuk tahap pertama bakal mengirimkan dana sebesar USD3,2 miliar ke Kiev. Kucuran miliaran dolar didapatkan dari keuntungan yang dihasilkan oleh aset Rusia yang dibekukan di tengah berkurangnya dukungan keuangan dari AS.
Seperti dilansir Financial Times (FT), Brussels mempercepat keputusan untuk menadah bunga yang diperoleh dari aset yang dimiliki di clearinghouse Euroclear, mulai dari Februari dan seterusnya. Mengutip dari pejabat UE yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut, pengiriman uang tahap pertama ke Kiev akan dilakukan pada awal Juli, mendatang.
Namun dengan catatan, Brussels harus dapat memperoleh persetujuan dari semua anggota blok. Proposal tersebut dilaporkan bakal disampaikan sebelum pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa minggu depan.
Dari total sekitar USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia yang dibekukan oleh Barat sejak dimulainya konflik Ukraina dua tahun lalu. Lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Brussels memegang sekitar USD205 miliar dan telah menghasilkan bunga hampir 4,4 miliar euro selama setahun terakhir.
Seperti dilaporkan FT, Brussels akan mengucurkan, pendapatan yang dihasilkan dari aset beku Rusia sekitar 2-3 miliar euro, tergantung pada suku bunga. Pejabat Uni Eropa memperkirakan, keuntungan secara keseluruhan yang berasal dari dana Rusia yang dipegang oleh Euroclear dapat mencapai 20 miliar euro pada tahun 2027.
Aksi memanfaatkan aset Rusia semakin intens dibahas, setelah paket bantuan Amerika ke Ukraina senilai USD60 miliar tertahan di kongres AS yang dipimpin Partai Republik. Kondisi ini mendorong Kiev untuk mencari alternatif donor, dalam upaya mendanai perangnya.
Sementara itu dikutip dari RT, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen bulan lalu menyarankan menggunakan keuntungan yang didapatkan dari aset Rusia, untuk mengirim pasokan senjata ke Ukraina dibandingkan untuk rekonstruksi, seperti yang direncanakan semula.
Kini kabar terbaru dari aksi tersebut, Komisi Eropa untuk tahap pertama bakal mengirimkan dana sebesar USD3,2 miliar ke Kiev. Kucuran miliaran dolar didapatkan dari keuntungan yang dihasilkan oleh aset Rusia yang dibekukan di tengah berkurangnya dukungan keuangan dari AS.
Seperti dilansir Financial Times (FT), Brussels mempercepat keputusan untuk menadah bunga yang diperoleh dari aset yang dimiliki di clearinghouse Euroclear, mulai dari Februari dan seterusnya. Mengutip dari pejabat UE yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut, pengiriman uang tahap pertama ke Kiev akan dilakukan pada awal Juli, mendatang.
Namun dengan catatan, Brussels harus dapat memperoleh persetujuan dari semua anggota blok. Proposal tersebut dilaporkan bakal disampaikan sebelum pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa minggu depan.
Dari total sekitar USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia yang dibekukan oleh Barat sejak dimulainya konflik Ukraina dua tahun lalu. Lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Brussels memegang sekitar USD205 miliar dan telah menghasilkan bunga hampir 4,4 miliar euro selama setahun terakhir.
Seperti dilaporkan FT, Brussels akan mengucurkan, pendapatan yang dihasilkan dari aset beku Rusia sekitar 2-3 miliar euro, tergantung pada suku bunga. Pejabat Uni Eropa memperkirakan, keuntungan secara keseluruhan yang berasal dari dana Rusia yang dipegang oleh Euroclear dapat mencapai 20 miliar euro pada tahun 2027.
Aksi memanfaatkan aset Rusia semakin intens dibahas, setelah paket bantuan Amerika ke Ukraina senilai USD60 miliar tertahan di kongres AS yang dipimpin Partai Republik. Kondisi ini mendorong Kiev untuk mencari alternatif donor, dalam upaya mendanai perangnya.
Sementara itu dikutip dari RT, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen bulan lalu menyarankan menggunakan keuntungan yang didapatkan dari aset Rusia, untuk mengirim pasokan senjata ke Ukraina dibandingkan untuk rekonstruksi, seperti yang direncanakan semula.