Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.783 per Dolar AS Sore Ini

Jum'at, 22 Maret 2024 - 16:16 WIB
loading...
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.783 per Dolar AS Sore Ini
Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup melemah Jumat (22/3/2024). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup melemah 114 poin ke level Rp15.783 setelah sebelumnya sempat menguat ke level Rp15.669. Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar menguat pada level tertingginya dalam 3 minggu karena penurunan suku bunga SNB membayangi prospek Fed.

"Kedua indikator dolar melonjak pada hari Kamis setelah SNB secara tak terduga memangkas suku bunga, menjadi bank sentral besar pertama yang melakukan hal tersebut setelah siklus kenaikan suku bunga yang diperpanjang akibat COVID-19 pandemi," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (22/3/2024).



Penentu suku bunga BoE memberikan suara 8-1 untuk mempertahankan biaya pinjaman pada level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5,25% karena dua pejabat yang sebelumnya menyerukan suku bunga lebih tinggi mengubah sikap mereka.

Gubernur Andrew Bailey mengatakan ada "tanda-tanda lebih lanjut yang menggembirakan bahwa inflasi sedang turun" namun ia juga mengatakan BoE memerlukan lebih banyak kepastian bahwa tekanan harga dalam perekonomian sepenuhnya terkendali.

Keputusan BoE diambil sehari setelah data menunjukkan inflasi turun ke level terendah dalam hampir dua setengah tahun, bahkan jika inflasi tetap lebih tinggi dari yang diinginkan bank.

The Fed secara tajam meningkatkan prospek pertumbuhannya pada tahun 2024. Meskipun bank sentral diperkirakan masih akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni, sikapnya yang relatif hawkish, dibandingkan dengan bank sentral lainnya, diperkirakan akan menguntungkan dolar.

Selain itu, Para pejabat tinggi PBOC mengisyaratkan bahwa mereka masih memiliki lebih banyak ruang untuk memotong rasio persyaratan cadangan bank, yang akan membuka lebih banyak likuiditas dalam perekonomian. Namun langkah seperti itu menjadi pertanda buruk bagi perekonomian dan adanya potensi sanksi AS yang lebih besar.

Dari sentimen domestik, kegiatan investasi pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah mulai meningkat dan investor sudah tak lagi wait and see, terutama pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan bisnis yang terus meningkat, seperti sales, salesnya mulai tinggi.



Sedangkan, pola kegiatan belanja modal (capital expenditure) sudah mulai meningkat secara signifikan setelah sempat mengalami penurunan. Adapun peningkatan investasi terjadi pada sejumlah perusahaan di sektor tertentu, yakni sektor makanan minuman, perdagangan besar, transportasi, komunikasi, serta horeca (hotel, restoran dan cafe).

Selain itu, sektor ekspor yang berkaitan dengan hilirisasi maupun minerba juga terus mengalami meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi 2024 diyakini masih 4,7-5,5 persen atau mid point-nya 5,1 persen.

Adapun, pada Februari 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 11,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy), terutama pada sektor Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Perdagangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja rumah tangga dan korporasi yang diperkirakan terus meningkat pasca Pemilu. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 11,82 persen yoy, 12,04 persen yoy, dan 9,70 persen yoy.

Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.770 - Rp15.850.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)