Merdeka Pak Jokowi! Ini Saran Pelaku Usaha untuk Ekonomi RI
loading...
A
A
A
JAKARTA -
Di Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-75 ini, para pelaku usaha yang tergabung Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memberikan sejumlah catatan kepada pemerintah mengenai perkembangan ekonomi Indonesia . Wakil Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pada perayaan kemerdekaan kali ini, Indonesia diuji dengan tantangan krisis kesehatan dan ekonomi.
Shinta mengatakan, wabah Covid-19 membuat persaingan usaha, dagang dan investasi di level nasional dan global semakin ketat. Tantangan-tantangan tersebut perlu segera diatasi demi mencapai tujuan Indonesia maju, makmur dan sejahtera.
(Baca Juga: Agar Tak Lanjut Resesi, Pengusaha: Stimulus Segera Direalisasi!)
"Tantangan ini perlu direspons dengan baik, bukan hanya secara teoretis, kampanye, propaganda atau bahkan kebijakan semata, tetapi perlu perubahan-perubahan yang konkrit di lapangan yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh para pelaku ekonomi nasional untuk maju dan menjadi lebih baik," kata Shinta saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (17/8/2020).
Shinta mengatakan, reformasi perlu dilakukan secara konsisten dan tegas agar Indonesia tidak hanya hadir sebagai bangsa yang besar dengan penduduk dan potensi ekonomi besar, tetapi juga sebagai bangsa yang adaptif, kompetitif dan berdaya saing. Dengan begitu, tegas dia, segala potensi ekonomi yang dimiliki negara ini bisa dimaterialisasi bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dia mengatakan, reformasi perlu dilakukan pada iklim usaha dan investasi nasional, birokrasi, keterampilan tenaga kerja, serta reformasi untuk mempercepat adopsi teknologi dan memudahkan inovasi industri di Indonesia. Hal ini harus terus dilakukan secara konsisten dan tegas agar Indonesia secara konsisten muncul sebgai negara yang maju dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi apapun tantangan zaman yang muncul.
"Bangsa yang lebih cepat, lebih berani atau lebih konsisten mereformasi iklim usaha dan investasinya akan menjadi lebih berdaya saing di pasar global," tegasnya.
(Baca Juga: Inovasi Jadi Kunci Industri untuk Bertahan di Masa Pandemi)
Dia menambahkan, pemerintah juga perlu melakukan pemerataan pendapatan yang dilakukan secara profesional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional tidak hanya terjadi secara agregat, namun juga terefleksikan pada pendapatan riil masyarakat di semua kalangan.
"Peran pemerintah sebagai penyelenggara dan pengelola jaminan sosial juga penting untuk dilakukan secara profesional dan transparan agar dalam masa krisis masyarakat Indonesia juga memiliki resilience yang tinggi karena social safety net nasional betul-betul berfungsi sebagai bantalan dan fall back position yang cukup untuk menyokong kebutuhan masyarakat untuk bangkit kembali ketika dihantam krisis," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
Di Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-75 ini, para pelaku usaha yang tergabung Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memberikan sejumlah catatan kepada pemerintah mengenai perkembangan ekonomi Indonesia . Wakil Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pada perayaan kemerdekaan kali ini, Indonesia diuji dengan tantangan krisis kesehatan dan ekonomi.
Shinta mengatakan, wabah Covid-19 membuat persaingan usaha, dagang dan investasi di level nasional dan global semakin ketat. Tantangan-tantangan tersebut perlu segera diatasi demi mencapai tujuan Indonesia maju, makmur dan sejahtera.
(Baca Juga: Agar Tak Lanjut Resesi, Pengusaha: Stimulus Segera Direalisasi!)
"Tantangan ini perlu direspons dengan baik, bukan hanya secara teoretis, kampanye, propaganda atau bahkan kebijakan semata, tetapi perlu perubahan-perubahan yang konkrit di lapangan yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh para pelaku ekonomi nasional untuk maju dan menjadi lebih baik," kata Shinta saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (17/8/2020).
Shinta mengatakan, reformasi perlu dilakukan secara konsisten dan tegas agar Indonesia tidak hanya hadir sebagai bangsa yang besar dengan penduduk dan potensi ekonomi besar, tetapi juga sebagai bangsa yang adaptif, kompetitif dan berdaya saing. Dengan begitu, tegas dia, segala potensi ekonomi yang dimiliki negara ini bisa dimaterialisasi bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Dia mengatakan, reformasi perlu dilakukan pada iklim usaha dan investasi nasional, birokrasi, keterampilan tenaga kerja, serta reformasi untuk mempercepat adopsi teknologi dan memudahkan inovasi industri di Indonesia. Hal ini harus terus dilakukan secara konsisten dan tegas agar Indonesia secara konsisten muncul sebgai negara yang maju dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi apapun tantangan zaman yang muncul.
"Bangsa yang lebih cepat, lebih berani atau lebih konsisten mereformasi iklim usaha dan investasinya akan menjadi lebih berdaya saing di pasar global," tegasnya.
(Baca Juga: Inovasi Jadi Kunci Industri untuk Bertahan di Masa Pandemi)
Dia menambahkan, pemerintah juga perlu melakukan pemerataan pendapatan yang dilakukan secara profesional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional tidak hanya terjadi secara agregat, namun juga terefleksikan pada pendapatan riil masyarakat di semua kalangan.
"Peran pemerintah sebagai penyelenggara dan pengelola jaminan sosial juga penting untuk dilakukan secara profesional dan transparan agar dalam masa krisis masyarakat Indonesia juga memiliki resilience yang tinggi karena social safety net nasional betul-betul berfungsi sebagai bantalan dan fall back position yang cukup untuk menyokong kebutuhan masyarakat untuk bangkit kembali ketika dihantam krisis," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(fai)