KemenPUPR Gelontorkan Rp2,42 triliun Bangun Bendungan Bolango Ulo di Gorontalo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelontorkan Rp2,42 triliun untuk membangun BendunganBolango Ulo di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Targetnya, pembangunan bendungan tersebut akan rampung pada bulan Oktober 2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan Bolango Ulu masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan bagian dari proyek pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2025 yang akan menambah jumlah tampungan air dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Gorontalo.
"Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4/2024).
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, Bendungan Bolango Ulu merupakan bendungan multipurpose yang dibangun sejak 2019 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024. Progress fisik pembangunan bendungan saat ini telah mencapai 48,41%.
Bendungan Bolango Ulu memiliki daya tampung 84,10 juta m3 untuk mendukung daerah irigasi seluas 4.950 ha, khususnya pada Daerah Irigasi (DI) Lomaya, DI Alale, dan DI Pilohayanga. Bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam (dari IP 265 menjadi IP 300) pada pola padi-padi-palawija jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan dengan tipe urugan batu inti tegak ini memiliki luas genangan mencapai 483 ha yang dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir wilayah hilir Sungai Bolango. Sumber air yang berasal dari DAS Bolango akan dikendalikan oleh bendungan, khususnya pada musim hujan dengan mereduksi debit banjir hingga 414 m3/detik. Bendungan ini juga disebut memiliki potensi sebagai sumber tenaga listrik sebesar 4,96 MW.
Pembangunan Bendungan Bulango Ulu dikerjakan dalam dua paket konstruksi, yakni Paket I dilaksanakan oleh kontraktor PT Hutama Karya - PT Basuki Rahmanta Putra, PT Bina Nusa Lestari (KSO) dan Paket II oleh PT Brantas Abipraya - PT Bumi Karya, dan PT Istaka Karya (KSO).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan Bolango Ulu masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan bagian dari proyek pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2025 yang akan menambah jumlah tampungan air dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Gorontalo.
"Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4/2024).
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, Bendungan Bolango Ulu merupakan bendungan multipurpose yang dibangun sejak 2019 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024. Progress fisik pembangunan bendungan saat ini telah mencapai 48,41%.
Bendungan Bolango Ulu memiliki daya tampung 84,10 juta m3 untuk mendukung daerah irigasi seluas 4.950 ha, khususnya pada Daerah Irigasi (DI) Lomaya, DI Alale, dan DI Pilohayanga. Bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam (dari IP 265 menjadi IP 300) pada pola padi-padi-palawija jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan dengan tipe urugan batu inti tegak ini memiliki luas genangan mencapai 483 ha yang dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir wilayah hilir Sungai Bolango. Sumber air yang berasal dari DAS Bolango akan dikendalikan oleh bendungan, khususnya pada musim hujan dengan mereduksi debit banjir hingga 414 m3/detik. Bendungan ini juga disebut memiliki potensi sebagai sumber tenaga listrik sebesar 4,96 MW.
Pembangunan Bendungan Bulango Ulu dikerjakan dalam dua paket konstruksi, yakni Paket I dilaksanakan oleh kontraktor PT Hutama Karya - PT Basuki Rahmanta Putra, PT Bina Nusa Lestari (KSO) dan Paket II oleh PT Brantas Abipraya - PT Bumi Karya, dan PT Istaka Karya (KSO).
(fjo)