Menerka Arah IHSG Usai Long Weekend: Awas Ada Lanjutan Koreksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) bersiap melangkah kembali usai libur panjang pekan lalu. Tekanan jual pada penutupan Rabu (8/5) dinilai masih akan berlanjut secara teknikal untuk menguji level 7.058.
Adapun level support krusial berada di 7.026. “Waspadai akan adanya lanjutan koreksi IHSG untuk menguji ke 7.058 terlebih dahulu,” tulis riset tersebut, Senin (13/5/2024).
Apabila mampu bertahan di atas 7.026, maka indeks akan rebound untuk menemui resistance di 7.298. Secara fundamental, pelaku pasar bersiap menyambut sejumlah data makro pekan ini.
Di tingkat domestik, Indonesia akan merilis indeks kepercayaan konsumen pada Senin (13/5), penjualan ritel periode Maret sehari setelahnya, dan neraca perdagangan pada Rabu (15/5).
Dari Amerika Serikat (AS), data tingkat inflasi CPI dan PPI akan menyita perhatian investor. Gubernur Federal Reserve alias the Fed (bank sentral AS) Jerome Powell dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya pada Selasa malam waktu Indonesia.
Pidato Powell dapat menjadi petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga negeri Paman Sam -julukan AS- ke depan, sekaligus untuk melihat seberapa besar upaya mereka menahan laju inflasi.
Adapun level support krusial berada di 7.026. “Waspadai akan adanya lanjutan koreksi IHSG untuk menguji ke 7.058 terlebih dahulu,” tulis riset tersebut, Senin (13/5/2024).
Apabila mampu bertahan di atas 7.026, maka indeks akan rebound untuk menemui resistance di 7.298. Secara fundamental, pelaku pasar bersiap menyambut sejumlah data makro pekan ini.
Di tingkat domestik, Indonesia akan merilis indeks kepercayaan konsumen pada Senin (13/5), penjualan ritel periode Maret sehari setelahnya, dan neraca perdagangan pada Rabu (15/5).
Dari Amerika Serikat (AS), data tingkat inflasi CPI dan PPI akan menyita perhatian investor. Gubernur Federal Reserve alias the Fed (bank sentral AS) Jerome Powell dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya pada Selasa malam waktu Indonesia.
Pidato Powell dapat menjadi petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga negeri Paman Sam -julukan AS- ke depan, sekaligus untuk melihat seberapa besar upaya mereka menahan laju inflasi.
(akr)