Laba Bersih BFI Finance Naik 24% Menjadi Rp1,47 Triliun

Jum'at, 22 Februari 2019 - 00:36 WIB
Laba Bersih BFI Finance Naik 24% Menjadi Rp1,47 Triliun
Laba Bersih BFI Finance Naik 24% Menjadi Rp1,47 Triliun
A A A
TANGERANG SELATAN - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) membukukan laba bersih tahun buku 2018 sebesar Rp1,47 triliun, naik 24% dibanding tahun sebelumnya. Capaian laba bersih perseroan ditopang berbagai upaya di tengah tekanan ekonomi global serta kenaikan suku bunga acuan.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BFI Finance, Sudjono, mengatakan beragam kondisi eksternal khususnya di semester II-2018 cukup menantang perusahaan untuk dapat tetap tumbuh secara sehat. Di antaranya adalah kenaikan Federal Fund Rate atau suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sebanyak empat kali yang berimplikasi pada pelemahan mata uang.

"Selain itu, tekanan juga dirasakan dari adanya capital flight dari emerging market termasuk Indonesia dan pengetatan likuiditas perbankan serta kenaikan tingkat bunga. Namun, BFI Finance mengambil langkah-langkah strategis sehingga berhasil menjaga kualitas aset yang tetap baik di tengah pertumbuhan bisnis," ujar Sudjono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/2/2019).

Dia menambahkan, selama tahun 2018, BFI Finance mencatatkan kenaikan piutang bersih pembiayaan sebesar 14% menjadi Rp17,3 triliun. Peningkatan ini di atas pertumbuhan industri pembiayaan yang hanya sebesar 5,2% pada periode sama.

Menurut Sudjono, perseroan juga berhasil mencatat kenaikan aset pada 2018 menjadi Rp19,1 triliun atau meningkat 16% dibanding periode serupa yang sebesar Rp16,5 triliun. Pertumbuhan positif juga berdampak pada pendapatan sebesar 24% menjadi Rp5 triliun.

Dengan optimisme menjalani 2018, kata dia, BFI Finance akan terus menjalankan bisnis dengan berpedoman pada akuntabilitas dan menjunjung tinggi profesionalisme. "Kepercayaan dan dukungan konsumen, investor, mitra bisnis, dan stakeholder lainnya menjadi bukti BFI Finance mampu menjawab dinamika dan tantangan bisnis dari tahun ke tahun," ujarnya.

Sementara itu, terkait rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan/NPF), BFI berhasil menjaganya di level 1,2%, jauh lebih baik dibanding tingkat NPF Industri Keuangan Non Bank yang berada pada level 2,7%.

"Kinerja perusahaan pada tahun lalu masih tumbuh lebih tinggi di atas rata-rata industri. Ini sinyal yang baik bagi Perusahaan untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan," tambah Direktur Bisnis BFI Finance, Sutadi.

Sutadi menambahkan, pihaknya akan terus berinovasi dan mengembangkan produk untuk menjangkau konsumen-konsumen baru, di antaranya lewat produk syariah, lifestyle product (leisure), dan education. Selain itu, perseroan juga akan bekerjasama dengan beberapa perusahaan digital dalam memasarkan produknya.

Sekadar diketahui, hingga akhir Desember lalu, total outlet BFI Finance berjumlah 401 kantor pemasaran, di luar 22 kantor pemasaran BFI Finance Syariah.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8191 seconds (0.1#10.140)