Wejangan Sri Mulyani Soal Imajinasi Menjadi Negara Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berbicara soal membangun bangsa dan negara Indonesia, impian bapak pendiri bangsa pada saat memerdekakan Indonesia sangat mulia, yaitu memiliki bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan makmur, serta menjadi bangsa yang selalu berkontribusi kepada kesejahteraan dunia.
"Ini adalah sesuatu yang ingin kita capai, itu adalah imajinasi juga yang harus kita bangun untuk menjadi negara besar. Untuk menjadi negara besar, tidak bisa tanpa adanya orang-orang yang hebat," ucap Sri dalam 'Jakpost Up Close #10 webinar: Reimagining The Future of Indonesia’s Economy' di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
(Baca Juga: Kenangan Sri Mulyani dan Jokowi Pernah Bertemu 22 Tahun Lalu )
Untuk itu, peranan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangatlah penting dalam mambangun bangsa dan negara Indonesia yang hebat.
"Saya mengimajinasikan, di masa depan, Indonesia menjadi negara yang sejahtera bagi anak cucu bangsa. Legacynya apa? Saya ingin melihat semua anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses layanan publik, kesehatan, dan pendidikan yang berkualitas, infrastruktur memadai yang didukung institusi yang bagus, baik di level pemerintah, BUMN, atau swasta dan segmen lainnya," jelas Sri.
Dia mengatakan, Indonesia masih tertinggal dalam segi pendidikan dan infrastruktur. Memang, lanjut Sri, angka pendidikan dasar sudah mencapai 100%. Namun, belum ada pemerataan level pendidikan dan pelatihan kemampuan berpikir kritis.
"Kita masih juga tertinggal di bidang infrastruktur, mungkin sudah banyak yang menikmati mobilitas lewat jalan-jalan tol cepat. Namun, itu baru beberapa contoh dari pencapaian infrastruktur, ingat, gap infrastruktur di pulau Jawa dibandingkan luar Jawa masih sangat jauh," tuturnya.
(Baca Juga: Waduh, Sri Mulyani Akui Bakal Berat Pulihkan Ekonomi )
Untuk itu, pemerintah ingin menggunakan momentum pandemi Covid-19 untuk mereformasi banyak hal. Meski Indonesia menerapkan demokrasi, tapi demokrasi tidak bisa menjadi instrumen untuk membuat kesejahteraan bersama tanpa adanya sistem politik dan institusi yang bagus, ketegasan hukum, serta birokrasi yang bersih, efisien dan transparan.
"Kita juga ingin reformasi pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial, dimana kita sedang menuju masa depan dimana orang-orang Indonesia lah yang menjadi inti," pungkas Sri.
"Ini adalah sesuatu yang ingin kita capai, itu adalah imajinasi juga yang harus kita bangun untuk menjadi negara besar. Untuk menjadi negara besar, tidak bisa tanpa adanya orang-orang yang hebat," ucap Sri dalam 'Jakpost Up Close #10 webinar: Reimagining The Future of Indonesia’s Economy' di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
(Baca Juga: Kenangan Sri Mulyani dan Jokowi Pernah Bertemu 22 Tahun Lalu )
Untuk itu, peranan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangatlah penting dalam mambangun bangsa dan negara Indonesia yang hebat.
"Saya mengimajinasikan, di masa depan, Indonesia menjadi negara yang sejahtera bagi anak cucu bangsa. Legacynya apa? Saya ingin melihat semua anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses layanan publik, kesehatan, dan pendidikan yang berkualitas, infrastruktur memadai yang didukung institusi yang bagus, baik di level pemerintah, BUMN, atau swasta dan segmen lainnya," jelas Sri.
Dia mengatakan, Indonesia masih tertinggal dalam segi pendidikan dan infrastruktur. Memang, lanjut Sri, angka pendidikan dasar sudah mencapai 100%. Namun, belum ada pemerataan level pendidikan dan pelatihan kemampuan berpikir kritis.
"Kita masih juga tertinggal di bidang infrastruktur, mungkin sudah banyak yang menikmati mobilitas lewat jalan-jalan tol cepat. Namun, itu baru beberapa contoh dari pencapaian infrastruktur, ingat, gap infrastruktur di pulau Jawa dibandingkan luar Jawa masih sangat jauh," tuturnya.
(Baca Juga: Waduh, Sri Mulyani Akui Bakal Berat Pulihkan Ekonomi )
Untuk itu, pemerintah ingin menggunakan momentum pandemi Covid-19 untuk mereformasi banyak hal. Meski Indonesia menerapkan demokrasi, tapi demokrasi tidak bisa menjadi instrumen untuk membuat kesejahteraan bersama tanpa adanya sistem politik dan institusi yang bagus, ketegasan hukum, serta birokrasi yang bersih, efisien dan transparan.
"Kita juga ingin reformasi pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial, dimana kita sedang menuju masa depan dimana orang-orang Indonesia lah yang menjadi inti," pungkas Sri.
(akr)