Airlangga Proyeksikan Investasi Makanan dan Minuman Capai Rp63 Triliun

Sabtu, 20 April 2019 - 21:37 WIB
Airlangga Proyeksikan Investasi Makanan dan Minuman Capai Rp63 Triliun
Airlangga Proyeksikan Investasi Makanan dan Minuman Capai Rp63 Triliun
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri makanan dan minuman dapat tumbuh di atas 9% pada tahun 2019 karena mendapatkan tambahan investasi. Tahun ini, industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta alas kaki siap untuk menamkan modalnya total sebesar Rp79 triliun.

Industri makanan dan minuman akan menggelontorkan investasi Rp63 triliun, naik 11% dibandingkan tahun 2018. Kemudian untuk industri alas kaki dan TPT menyiapkan investasi masing-masing Rp2,8 triliun dan Rp14 triliun, melonjak hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

"Pemerintah menjadikan subsektor industri padat karya tersebut sebagai motor pertumbuhan menufaktur serta penyumbang ekspor pengolahan nonmigas yang signifikan. Pemerintah akan terus menggenjot kinerja dan menarik investasi sektor industri berorientasi ekspor dan substistusi impor," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartato di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

Pada 2018, ekspor nonmigas tercatat di angka USD130 miliar, atau naik 3,98% dibandingkan tahun 2017.

"Tahun 2018, kontribusinya mencapai 72,25%. Selama ini memang industri menjadi penyumbang terbesar. Artinya bahwa produk-produk industri manufaktur dalam negeri sudah banyak berbicara di level global," tuturnya.

Kemenperin juga mencatat, investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun di 2018. Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang di 2018, yang berkontribusi 14,72% terhadap total tenaga kerja nasional.

"Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan 17,4%. Dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019, seiring adanya realisasi investasi," jelasnya.

Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019, pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4%. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3452 seconds (0.1#10.140)