3 Efek Positif Malaysia Gabung BRICS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Malaysia sedang bersiap merapat ke BRICS untuk bergabung bersama dengan negara-negara berkembang lain seperti Rusia, China, India, Brasil dan Afrika Selatan. Lantas efek positif apa yang bisa didapatkan Malaysia, jika bergabung dengan kubu yang sering dianggap sebagai tandingan ekonomi Barat.
Menjadi bagian BRICS diyakini bakal mendiversifikasi hubungan strategik Malaysia, serta membuat suara wakil dari Asia Tenggara itu didengar dalam kancah global.
Ketua Institut Studi Strategis dan Internasional Malaysia (ISIS), Profesor Datuk Dr. Mohd Faiz Abdullah mengatakan, apakah itu menyangkut promosi perdagangan, pendanaan pembangunan melalui Bank Pembangunan Baru (NDB), atau bahkan pengaturan mata uang baru, sangat penting bagi Malaysia untuk berada satu meja dengan BRICS.
Dia mengatakan, Global South adalah realitas strategis yang tidak dapat diabaikan, dan langkah seperti itu bukanlah permainan zero-sum. "Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim telah menegaskan dalam berbagai kesempatan, dalam tradisi terbaik diplomasi kami, Malaysia akan berusaha untuk memanfaatkan saling melengkapi antara berbagai ikatan kami," katanya.
Menurut Mohd Faiz, bergabung bersama BRICS adalah wajar terkait usaha Malaysia memindahkan jarum dalam agenda Global South.
"Membangun hubungan kita dengan negara-negara kunci ini akan membuat ekonomi kita lebih tangguh," katanya seperti dilansir New Straits Times.
Ia menerangkan, ada tiga faktor utama yang mendasari rencana Malaysia bergabung ke BRICS, yakni kepentingan dan manfaat yang akan diperoleh, partisipasi global terutama dalam menyediakan platform untuk menyuarakan aspirasinya dalam isu-isu internasional antar negara.
"Dengan bergabung ke blok ini, Malaysia dapat secara efektif menyuarakan masalah apa pun di panggung internasional karena suara kolektif semacam itu lebih berdampak daripada bertindak secara individu," ungkapnya.
"Ini bukan tentang asal bicara untuk menjadi anggota BRICS, melainkan tentang manfaatnya, mengingat beberapa negara anggota telah keluar dari blok setelah merasa hal itu tidak lagi melayani tujuan yang berarti," katanya.
Kepala penelitian Institut Riset Ekonomi Malaysia (MIER) dan peneliti senior Dr Shankaran Nambiar mengatakan, masuk akal bagi Malaysia untuk bergabung dengan BRICS, ketika aliansi tersebut saat ini makin berkembang.
"Rencana Malaysia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan upaya negara itu untuk menjadi 'sangat independen' dalam hal kebijakan luar negerinya," katanya.
Nambiar mengatakan, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebelumnya telah berbicara tentang dedolarisasi dan kebutuhan untuk membentuk Dana Moneter Asia.
"Ini adalah ide-ide yang dekat dengan filosofi BRICS dan yang membahas gagasan kemandirian finansial lebih besar untuk negara berkembang. Perdana menteri tidak melihat perlunya pembayaran internasional terikat pada dolar AS dan dia telah mengambil beberapa langkah ke arah itu, termasuk menyelesaikan perdagangan dengan India dalam mata uangnya sendiri," ungkapnya
"Jika beberapa dari ide-ide ini dilakukan, kita akan melihat negara-negara berkembang kurang terikat dengan keanehan kebijakan ekonomi AS. Selain itu, raksasa ekonomi baru akan menjadi China dan India," sambungnya.
Ekonom Profesor Dr Geoffrey Williams mengatakan, penting bagi Malaysia untuk memiliki portofolio seluas mungkin untuk perdagangan dan investasi dan memiliki akses ke blok perdagangan konvensional dan non-konvensional.
"Jadi fleksibilitas itu penting dan BRICS menawarkannya. Namun, masalah geopolitik akan selalu penting juga, karena beberapa negara mungkin tidak suka penyelarasan dengan Rusia. Akan tetapi Malaysia tidak selaras dan independen yang berarti dapat memilih sendiri dengan siapa yang bisa atau tidak akan berbisnis," jelas Geoffrey Williams.
Menjadi bagian BRICS diyakini bakal mendiversifikasi hubungan strategik Malaysia, serta membuat suara wakil dari Asia Tenggara itu didengar dalam kancah global.
Ketua Institut Studi Strategis dan Internasional Malaysia (ISIS), Profesor Datuk Dr. Mohd Faiz Abdullah mengatakan, apakah itu menyangkut promosi perdagangan, pendanaan pembangunan melalui Bank Pembangunan Baru (NDB), atau bahkan pengaturan mata uang baru, sangat penting bagi Malaysia untuk berada satu meja dengan BRICS.
3 Efek Positif Malaysia Gabung BRICS
1. Efek Ekonomi
Mengulas lebih lanjut soal niat Malaysia untuk bergabung dengan BRICS -akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan-, Mohd Faiz menerangkan, tidak bisa ditafsirkan sebagai pergeseran dari hubungan tradisional yang sudah berlangsung lama, termasuk dengan negara-negara Barat.Dia mengatakan, Global South adalah realitas strategis yang tidak dapat diabaikan, dan langkah seperti itu bukanlah permainan zero-sum. "Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim telah menegaskan dalam berbagai kesempatan, dalam tradisi terbaik diplomasi kami, Malaysia akan berusaha untuk memanfaatkan saling melengkapi antara berbagai ikatan kami," katanya.
Menurut Mohd Faiz, bergabung bersama BRICS adalah wajar terkait usaha Malaysia memindahkan jarum dalam agenda Global South.
"Membangun hubungan kita dengan negara-negara kunci ini akan membuat ekonomi kita lebih tangguh," katanya seperti dilansir New Straits Times.
2. Efek Pengaruh Global
Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan mengatakan, Malaysia saat ini sedang menganalisis, memantau dan menilai kelayakan untuk menjadi anggota BRICS, jika itu membawa manfaat besar bagi negara.Ia menerangkan, ada tiga faktor utama yang mendasari rencana Malaysia bergabung ke BRICS, yakni kepentingan dan manfaat yang akan diperoleh, partisipasi global terutama dalam menyediakan platform untuk menyuarakan aspirasinya dalam isu-isu internasional antar negara.
"Dengan bergabung ke blok ini, Malaysia dapat secara efektif menyuarakan masalah apa pun di panggung internasional karena suara kolektif semacam itu lebih berdampak daripada bertindak secara individu," ungkapnya.
"Ini bukan tentang asal bicara untuk menjadi anggota BRICS, melainkan tentang manfaatnya, mengingat beberapa negara anggota telah keluar dari blok setelah merasa hal itu tidak lagi melayani tujuan yang berarti," katanya.
3. Efek Perdagangan dan Investasi
Para ahli mengatakan potensi manfaat bagi Malaysia akan mencakup pengaruh yang lebih besar dalam hal hubungan internasional, perdagangan, investasi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.Kepala penelitian Institut Riset Ekonomi Malaysia (MIER) dan peneliti senior Dr Shankaran Nambiar mengatakan, masuk akal bagi Malaysia untuk bergabung dengan BRICS, ketika aliansi tersebut saat ini makin berkembang.
"Rencana Malaysia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan upaya negara itu untuk menjadi 'sangat independen' dalam hal kebijakan luar negerinya," katanya.
Nambiar mengatakan, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebelumnya telah berbicara tentang dedolarisasi dan kebutuhan untuk membentuk Dana Moneter Asia.
"Ini adalah ide-ide yang dekat dengan filosofi BRICS dan yang membahas gagasan kemandirian finansial lebih besar untuk negara berkembang. Perdana menteri tidak melihat perlunya pembayaran internasional terikat pada dolar AS dan dia telah mengambil beberapa langkah ke arah itu, termasuk menyelesaikan perdagangan dengan India dalam mata uangnya sendiri," ungkapnya
"Jika beberapa dari ide-ide ini dilakukan, kita akan melihat negara-negara berkembang kurang terikat dengan keanehan kebijakan ekonomi AS. Selain itu, raksasa ekonomi baru akan menjadi China dan India," sambungnya.
Ekonom Profesor Dr Geoffrey Williams mengatakan, penting bagi Malaysia untuk memiliki portofolio seluas mungkin untuk perdagangan dan investasi dan memiliki akses ke blok perdagangan konvensional dan non-konvensional.
"Jadi fleksibilitas itu penting dan BRICS menawarkannya. Namun, masalah geopolitik akan selalu penting juga, karena beberapa negara mungkin tidak suka penyelarasan dengan Rusia. Akan tetapi Malaysia tidak selaras dan independen yang berarti dapat memilih sendiri dengan siapa yang bisa atau tidak akan berbisnis," jelas Geoffrey Williams.
(akr)