China Balas Eropa dengan Babi, Spanyol Siap-siap Kelimpungan

Jum'at, 21 Juni 2024 - 14:27 WIB
loading...
China Balas Eropa dengan...
Balasan China kepada Eropa lewat penyelidikan dumping terhadap impor daging babi menyusul tarif yang dikenakan pada mobil listrik yang diimpor dari China, membuat peternak babi Spanyol was-was. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Balasan China kepada Eropa lewat penyelidikan dumping terhadap impor daging babi menyusul tarif yang dikenakan pada mobil listrik yang diimpor dari China, membuat peternak babi Spanyol was-was. Sektor tersebut diketahui cukup rentan mengalami gejolak, dibandingkan industri kendaraan Uni Eropa (UE) .



Spanyol merupakan pemasok 22% daging babi impor China pada 2023, dimana nilainya mencapai USD1,29 miliar. Maka balasan China lewat penyelidikan daging babi yang terlalu murah, akan membuat Spanyol mengalami kerugian paling besar dibandingkan anggota blok UE lainnya.

"Hal itu seperti mengalami kejutan terkena air dingin, kami tidak mengharapkannya," kata Direktur umum Asosiasi Nasional Industri Daging Spanyol (ANICE), Giuseppe Aloisio merespons pengumuman dari Kementerian Perdagangan China yang telah membuka penyelidikan antidumping mengenai daging babi dari Uni Eropa.

"Ini menjadi perhatian kami karena volumenya signifikan, tetapi tidak akan membuat bangkrut sektor daging babi jika China akhirnya memutuskan untuk mengenakan tarif," tambahnya.



Penyelidikan tersebut didorong oleh keluhan yang diajukan Asosiasi Peternakan China atas nama industri daging babi domestik, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Subsidi yang diterima oleh industri daging babi diklaim sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Menteri Pertanian Spanyol, Luis Planas dalam konferensi pers pada hari Selasa, kemarin menambahkan bahwa Spanyol berbicara kepada Uni Eropa untuk mencari solusi bersama.

Dengan penyelidikan yang kemungkinan bakal memakan waktu setidaknya satu tahun hingga rampung, ada banyak waktu untuk negosiasi.

Sementara itu sektor industri daging babi Spanyol telah menunjukkan cukup tangguh, namun tidak memiliki kepentingan strategis yang lebih besar dari industri mobilnya – terbesar kedua di Eropa di belakang Jerman –.

"Kondisi ini berarti Spanyol tidak mungkin mencoba atau mendorong Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali seputar langkah-langkahnya terhadap EV China, meskipun ada ancaman tarif daging babi," kata Miguel Otero, seorang analis senior di Elcano Royal Institute di Madrid.

Pembuat mobil Eropa ditantang oleh masuknya EV berbiaya rendah dari China. Komisi Eropa memperkirakan pangsa pasar UE telah meningkat menjadi 8% dari di bawah 1% pada 2019 dan harga yang dipatok biasanya 20% di bawah model buatan UE.

Korbankan Daging Babi

"Jika trade-off adalah Anda tidak akan mengekspor daging babi ke China, tetapi Anda bisa menjaga industri mobil atau Anda memperluasnya, Anda bakal mengorbankan daging babi," kata Otero.

Di sisi lain Spanyol belum menyatakan posisinya pada tarif EV. Kementerian Ekonomi menolak berkomentar seperti dikutip dari Reuters.

Mobil dan suku cadang mobil menyumbang 18% dari total ekspor Spanyol dan 10% dari produk domestik bruto pada tahun 2023, menurut Institut Perdagangan Luar Negeri Spanyol (ICEX). Industri ini bernilai sekitar 40 miliar euro, menurut Asosiasi Pembuat Mobil Spanyol.

Seperti diketahui Uni Eropa pada 12 Juni memberlakukan bea tambahan pada EV China untuk memerangi apa yang dikatakannya sebagai subsidi berlebihan dan untuk melindungi industri senilai lebih dari 1 triliun euro, menurut McKinsey & Company.

Industri daging babi Spanyol, sejauh ini mampu bertahan dari larangan impor oleh Rusia karena kekhawatiran flu babi pada tahun 2009 dan 2013 dan setelah sanksi Uni Eropa diberlakukan pada tahun 2014 terhadap Rusia karena aneksasi Krimea.

Rusia merupakan pelanggan terbesar Spanyol di luar Uni Eropa pada 2012, dengan mengimpor 153 juta euro daging babi beku sebelum turun menjadi hanya 180.000 euro pada 2014.

Direktur asosiasi produsen daging babi Spanyol Interporc., Alberto Herranz mengutarakan, sektor ini bersiap mencari pasar lain, seperti yang terjadi dengan Rusia sebelumnya.

"Ketika pasar Rusia ditutup, kami tidak menangis ke Uni Eropa, kami juga tidak menangis ke Kementerian Pertanian, tetapi apa yang kami lakukan adalah mengambil langkah maju dan mencari diversifikasi," kata Herranz.

Perdagangan dengan China meningkat tepat ketika ekspor ke Rusia terhenti. Ekspor daging babi beku Spanyol ke China mencapai puncaknya tembus 2,5 miliar euro pada tahun 2020 ketika wabah flu babi merusak produksi dalam negeri Tiongkok.

Sementara China tetap menjadi pasar terbesarnya, ekspor sejak saat itu turun dan diperkirakan akan terus tergerus karena produksi China kembali normal. Sementara itu eksportir sudah membuat rencana darurat, dengan menumbuhkan pasar Asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina, menurut data ICEX.

"Kami melihat diri kami sebagai penonton dan korban antara kekuatan ekonomi besar, dan kami mulai membayarnya," kata Aloisio dari ANICE.

Tetapi tanggapan dari China bisa jauh lebih buruk mengingat, bahwa industri daging babi hanya persentase kecil dari ekspor UE ke China dan bahwa produsen memiliki waktu untuk beradaptasi, ungkap analis Eurointelligence dalam sebuah catatan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)