Program Makan Gratis Prabowo Bikin Investor Waswas Soal Keuangan Indonesia
loading...
A
A
A
Tay juga melihat arah positif terhadap obligasi pemerintah Indonesia dalam jangka menengah. Obligasi tersebut telah lama menjadi favorit di kalangan investor pasar negara berkembang karena 'carry' atau imbal hasil tinggi.
Spread antara imbal hasil obligasi Indonesia dan AS saat ini setengah dari 600 basis poin seperti dulu sebelum Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2022, namun masih menarik bagi investor.
Kerentanan Indonesia juga dirasa sudah berkurang, mengingat kepemilikan asing hanya menyumbang 14% dari obligasi pemerintah yang beredar. Sementara satu dekade lalu, mereka memiliki setengah obligasi.
Harapan bahwa Fed (bank sentral AS) akan segera mulai memangkas suku bunga, bakal memberikan kenyamanan bagi investor rupiah dan obligasi Indonesia. Seperti disampaikan Rudiyanto, seorang direktur di manajemen aset lokal Panin.
Tetapi risiko lain yang membayangi, terutama dari utang jatuh tempo yang sangat besar sekitar Rp800 triliun pada tahun 2025, hampir dua kali lipat dari tahun ini. Meskipun Sri Mulyani mengatakan tidak akan menjadi masalah, asalkan pemerintah mempertahankan kepercayaan pasar.
Lihat Juga: Kolaborasi YLPKGI dan INKUD: Tandatangani MoU untuk Implementasi Program Makan Bergizi Gratis
Spread antara imbal hasil obligasi Indonesia dan AS saat ini setengah dari 600 basis poin seperti dulu sebelum Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2022, namun masih menarik bagi investor.
Kerentanan Indonesia juga dirasa sudah berkurang, mengingat kepemilikan asing hanya menyumbang 14% dari obligasi pemerintah yang beredar. Sementara satu dekade lalu, mereka memiliki setengah obligasi.
Harapan bahwa Fed (bank sentral AS) akan segera mulai memangkas suku bunga, bakal memberikan kenyamanan bagi investor rupiah dan obligasi Indonesia. Seperti disampaikan Rudiyanto, seorang direktur di manajemen aset lokal Panin.
Tetapi risiko lain yang membayangi, terutama dari utang jatuh tempo yang sangat besar sekitar Rp800 triliun pada tahun 2025, hampir dua kali lipat dari tahun ini. Meskipun Sri Mulyani mengatakan tidak akan menjadi masalah, asalkan pemerintah mempertahankan kepercayaan pasar.
Lihat Juga: Kolaborasi YLPKGI dan INKUD: Tandatangani MoU untuk Implementasi Program Makan Bergizi Gratis
(akr)