Bentar Lagi Terima BLT, Karyawan Swasta Nih Tips Bijak Memanfaatkannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp5 juta sebentar lagi akan mendapat kucuran dana berupa bantuan langsung tunai (BLT) karyawan swasta dari pemerintah. Bantuan ini merupakan bagian dari stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam menanggulangi dampak Covid-19.
Jumlah insentif BLT karyawan swasta ini diketahui sebesar Rp600 ribu per bulannya yang akan diberikan selama empat bulan, dengan pencairan yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang dimulai pada akhir Agustus nanti. Maka, total tambahan penghasilan bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta itu adalah Rp2,4 juta.
(Baca Juga: Intip Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dan Skema Pencairan BLT Rp600)
Bantuan ini tentu jadi berkah karena bisa memperkuat keuangan para karyawan swasta di tengah pandemi. Agar maksimal, berikut adalah tips pengelolaan keuangan dari Lifepal.co.id bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta yang akan menerima insentif ini:
1. Jangan gunakan bantuan dana ini untuk gaya hidup
Bagi mereka yang berstatus karyawan dan lajang, maka bantuan langsung tunai ini bisa serupa dengan insentif karyawan swasta yang bebas digunakan untuk apapun. Termasuk di antaranya adalah untuk memuaskan keinginan dan pengeluaran yang bersifat gaya hidup.
Akan tetapi, patut diingat bahwa dana tersebut hanya akan menguap begitu saja jika digunakan untuk keperluan gaya hidup.
Sementara itu, kondisi di era pandemi ini kerap memaksa kita untuk menjaga kesehatan keuangan kita karena Covid-19 terbukti menciptakan ketidakpastian ekonomi di Indonesia. Tidak sedikit sektor bisnis yang terpaksa gulung tikar atau mengurangi pegawai guna mengurangi biaya operasional mereka.
Sebagai karyawan, siapapun jadi berpotensi kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan penghasilan di masa ini. Jadikanlah BLT sebagai sebuah insentif karyawan swasta untuk menyehatkan pemasukan dan pengeluaran Anda per bulan.
2. Manfaatkan dana tersebut untuk menambah cadangan dana darurat
Apakah cadangan dana darurat Anda sudah cukup? Jika belum, maka insentif ini tentunya bisa digunakan untuk menambah cadangan dana darurat.
Memang, tidak ada besaran pasti berapa dana darurat yang harus tersedia di rekening khusus dana darurat. Namun, banyak perencana keuangan terkemuka yang menyarankan agar besaran dana darurat adalah minimal tiga kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang masih lajang, dan minimal enam kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Namun, di masa pandemi seperti ini, memiliki cadangan uang lebih banyak tentu akan lebih baik. Jika minimal sudah ada dana senilai enam kali pengeluaran pokok bulanan di dalam pos dana darurat, itu tentu jadi persiapan yang baik dalam menghadapi segala ketidakpastian.
Segera simpan dana tersebut dan jangan gunakan untuk keperluan lain selain yang bersifat darurat. Sebab, sesuai namanya, dana ini hanya digunakan pada keadaan terdesak, seperti misalnya Anda terpaksa jadi korban PHK dan harus tetap memenuhi kebutuhan hidup sampai mendapatkan nafkah baru.
(Baca Juga: 5 Cara Agar Tidak Jatuh Miskin di Tengah Pandemi)
3. Cobalah untuk melunasi utang berbunga besar dan yang bersifat konsumtif
Alangkah baiknya bagi kita untuk hidup bebas utang di saat perekonomian sedang tidak bersahabat. Karena keberadaan cicilan utang per bulan tentu saja bisa mengganggu proses belanja kebutuhan pokok bagi kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta.
Jika memang arus kas bulanan kita sudah sehat yang artinya pengeluaran tak lagi melebihi pemasukan, maka ada baiknya untuk menggunakan insentif itu untuk bayar utang. Sebelum melakukan pelunasan, cobalah tanya ke pihak kreditur soal prosedur dan besaran biaya penalti yang dikenakan.
Apabila pokok utang terlihat masih cukup besar dan bisa mengakibatkan denda yang melebihi 35% pemasukan kita, maka jangan paksakan untuk mempercepat pelunasan. Namun, jika biaya penalti tidak terlalu besar, lunasi saja secepatnya.
4. Selalu lindungi diri
Jika memang kondisi keuangan kita sudah sehat, yakni di mana pengeluaran kita tak melebihi pemasukan, dana darurat tersedia dengan cukup, dan tidak ada tunggakan utang yang melebihi 50% dari total nilai aset kita, maka insentif itu pun bisa kita gunakan untuk terus melindungi diri dengan asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Bagi Anda yang memiliki tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan, dana ini mungkin juga bisa membantu untuk mengatasi masalah ini.
Hal ini juga berkenaan dengan pemotongan pengeluaran bulanan yang baiknya kita lakukan di saat pandemi seperti untuk gym, subscription pada app tertentu, pemakaian listrik berlebih, dan lain sebagainya.
Jika semua pengeluaran bulanan bisa disortir, prioritaskan hal-hal pokok termasuk perlindungan kesehatan diri yang dapat membantu kita menghadapi resiko finansial, terutama karena adanya inflasi biaya kesehatan yang terus naik.
5. Mulailah kebiasaan untuk berinvestasi secara rutin
Jika memang tidak memiliki beban utang konsumtif yang besar, dana darurat sudah dimiliki, dan jaminan kesehatan maupun asuransi kesehatan sudah ada, maka tidak ada alasan lain untuk tidak mencoba berinvestasi.
Investasi beragam jenisnya. Yang awam dikenal masyarakat adalah deposito, emas, properti, reksadana, hingga saham. Dengan dana BLT karyawan swasta yang hanya sebesar Rp 2,4 juta, rasanya mustahil untuk berinvestasi properti. Berinvestasi emas pun bisa dikatakan kurang bijak saat ini karena harganya yang sudah terlalu melambung tinggi.
Menginvestasikan dana tersebut ke deposito bisa aman walaupun sedang kurang menguntungkan, karena suku bunga acuan saat ini sangat rendah. Alternatif terbaik untuk berinvestasi di masa sulit seperti ini adalah di reksa dana pendapatan tetap, obligasi negara, reksa dana pasar uang, dan saham blue chip.
(Infografis: Kabar Gembira Nih! BPJS Mulai Data Rekening Karyawan yang Dapat BLT)
Jangan dulu bermimpi untuk meraup keuntungan besar dalam waktu singkat, apalagi sampai tergoda iming-iming investasi berimbal hasil besar yang tidak jelas legalitasnya. Pada intinya, prinsip berinvestasi adalah untuk mengamankan nilai uang yang kita miliki saat ini agar tidak tergerus inflasi.
Mari menganggap bahwa dana bantuan ini sebagai "uang untuk belajar berinvestasi". Gunakan uang tersebut sebagai dana awal investasi. Paling tidak, jika selama ini belum pernah sama sekali berinvestasi, BLT bisa menjadi awal yang baik untuk memulai kebiasaan menguntungkan untuk berinvestasi secara rutin.
Selama ada niat, siapapun dapat mulai mengatur keuangannya dengan baik, termasuk kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Bantuan langsung tunai yang berkisar Rp600 ribu per bulan tentu bisa menjadi berkah untuk meringankan pengeluaran kita asalkan kita selalu bijak dalam menggunakannya.
Lihat Juga: Setelah Lebaran THR Jebol? Bagaimana Cara Pengelolaannya? Simak IG Live MNC Asset X SF Sekuritas
Jumlah insentif BLT karyawan swasta ini diketahui sebesar Rp600 ribu per bulannya yang akan diberikan selama empat bulan, dengan pencairan yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang dimulai pada akhir Agustus nanti. Maka, total tambahan penghasilan bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta itu adalah Rp2,4 juta.
(Baca Juga: Intip Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dan Skema Pencairan BLT Rp600)
Bantuan ini tentu jadi berkah karena bisa memperkuat keuangan para karyawan swasta di tengah pandemi. Agar maksimal, berikut adalah tips pengelolaan keuangan dari Lifepal.co.id bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta yang akan menerima insentif ini:
1. Jangan gunakan bantuan dana ini untuk gaya hidup
Bagi mereka yang berstatus karyawan dan lajang, maka bantuan langsung tunai ini bisa serupa dengan insentif karyawan swasta yang bebas digunakan untuk apapun. Termasuk di antaranya adalah untuk memuaskan keinginan dan pengeluaran yang bersifat gaya hidup.
Akan tetapi, patut diingat bahwa dana tersebut hanya akan menguap begitu saja jika digunakan untuk keperluan gaya hidup.
Sementara itu, kondisi di era pandemi ini kerap memaksa kita untuk menjaga kesehatan keuangan kita karena Covid-19 terbukti menciptakan ketidakpastian ekonomi di Indonesia. Tidak sedikit sektor bisnis yang terpaksa gulung tikar atau mengurangi pegawai guna mengurangi biaya operasional mereka.
Sebagai karyawan, siapapun jadi berpotensi kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan penghasilan di masa ini. Jadikanlah BLT sebagai sebuah insentif karyawan swasta untuk menyehatkan pemasukan dan pengeluaran Anda per bulan.
2. Manfaatkan dana tersebut untuk menambah cadangan dana darurat
Apakah cadangan dana darurat Anda sudah cukup? Jika belum, maka insentif ini tentunya bisa digunakan untuk menambah cadangan dana darurat.
Memang, tidak ada besaran pasti berapa dana darurat yang harus tersedia di rekening khusus dana darurat. Namun, banyak perencana keuangan terkemuka yang menyarankan agar besaran dana darurat adalah minimal tiga kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang masih lajang, dan minimal enam kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Namun, di masa pandemi seperti ini, memiliki cadangan uang lebih banyak tentu akan lebih baik. Jika minimal sudah ada dana senilai enam kali pengeluaran pokok bulanan di dalam pos dana darurat, itu tentu jadi persiapan yang baik dalam menghadapi segala ketidakpastian.
Segera simpan dana tersebut dan jangan gunakan untuk keperluan lain selain yang bersifat darurat. Sebab, sesuai namanya, dana ini hanya digunakan pada keadaan terdesak, seperti misalnya Anda terpaksa jadi korban PHK dan harus tetap memenuhi kebutuhan hidup sampai mendapatkan nafkah baru.
(Baca Juga: 5 Cara Agar Tidak Jatuh Miskin di Tengah Pandemi)
3. Cobalah untuk melunasi utang berbunga besar dan yang bersifat konsumtif
Alangkah baiknya bagi kita untuk hidup bebas utang di saat perekonomian sedang tidak bersahabat. Karena keberadaan cicilan utang per bulan tentu saja bisa mengganggu proses belanja kebutuhan pokok bagi kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta.
Jika memang arus kas bulanan kita sudah sehat yang artinya pengeluaran tak lagi melebihi pemasukan, maka ada baiknya untuk menggunakan insentif itu untuk bayar utang. Sebelum melakukan pelunasan, cobalah tanya ke pihak kreditur soal prosedur dan besaran biaya penalti yang dikenakan.
Apabila pokok utang terlihat masih cukup besar dan bisa mengakibatkan denda yang melebihi 35% pemasukan kita, maka jangan paksakan untuk mempercepat pelunasan. Namun, jika biaya penalti tidak terlalu besar, lunasi saja secepatnya.
4. Selalu lindungi diri
Jika memang kondisi keuangan kita sudah sehat, yakni di mana pengeluaran kita tak melebihi pemasukan, dana darurat tersedia dengan cukup, dan tidak ada tunggakan utang yang melebihi 50% dari total nilai aset kita, maka insentif itu pun bisa kita gunakan untuk terus melindungi diri dengan asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Bagi Anda yang memiliki tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan, dana ini mungkin juga bisa membantu untuk mengatasi masalah ini.
Hal ini juga berkenaan dengan pemotongan pengeluaran bulanan yang baiknya kita lakukan di saat pandemi seperti untuk gym, subscription pada app tertentu, pemakaian listrik berlebih, dan lain sebagainya.
Jika semua pengeluaran bulanan bisa disortir, prioritaskan hal-hal pokok termasuk perlindungan kesehatan diri yang dapat membantu kita menghadapi resiko finansial, terutama karena adanya inflasi biaya kesehatan yang terus naik.
5. Mulailah kebiasaan untuk berinvestasi secara rutin
Jika memang tidak memiliki beban utang konsumtif yang besar, dana darurat sudah dimiliki, dan jaminan kesehatan maupun asuransi kesehatan sudah ada, maka tidak ada alasan lain untuk tidak mencoba berinvestasi.
Investasi beragam jenisnya. Yang awam dikenal masyarakat adalah deposito, emas, properti, reksadana, hingga saham. Dengan dana BLT karyawan swasta yang hanya sebesar Rp 2,4 juta, rasanya mustahil untuk berinvestasi properti. Berinvestasi emas pun bisa dikatakan kurang bijak saat ini karena harganya yang sudah terlalu melambung tinggi.
Menginvestasikan dana tersebut ke deposito bisa aman walaupun sedang kurang menguntungkan, karena suku bunga acuan saat ini sangat rendah. Alternatif terbaik untuk berinvestasi di masa sulit seperti ini adalah di reksa dana pendapatan tetap, obligasi negara, reksa dana pasar uang, dan saham blue chip.
(Infografis: Kabar Gembira Nih! BPJS Mulai Data Rekening Karyawan yang Dapat BLT)
Jangan dulu bermimpi untuk meraup keuntungan besar dalam waktu singkat, apalagi sampai tergoda iming-iming investasi berimbal hasil besar yang tidak jelas legalitasnya. Pada intinya, prinsip berinvestasi adalah untuk mengamankan nilai uang yang kita miliki saat ini agar tidak tergerus inflasi.
Mari menganggap bahwa dana bantuan ini sebagai "uang untuk belajar berinvestasi". Gunakan uang tersebut sebagai dana awal investasi. Paling tidak, jika selama ini belum pernah sama sekali berinvestasi, BLT bisa menjadi awal yang baik untuk memulai kebiasaan menguntungkan untuk berinvestasi secara rutin.
Selama ada niat, siapapun dapat mulai mengatur keuangannya dengan baik, termasuk kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Bantuan langsung tunai yang berkisar Rp600 ribu per bulan tentu bisa menjadi berkah untuk meringankan pengeluaran kita asalkan kita selalu bijak dalam menggunakannya.
Lihat Juga: Setelah Lebaran THR Jebol? Bagaimana Cara Pengelolaannya? Simak IG Live MNC Asset X SF Sekuritas
(fai)