Tiga Smelter Nikel Dipastikan Siap Beroperasi Tahun Ini
Senin, 08 Juli 2019 - 18:16 WIB
Tiga Smelter Nikel Dipastikan Siap Beroperasi Tahun Ini
A
A
A
JAKA - Sebanyak tiga smelter feronikel yang akan beroperasi untuk tahun ini, dengan rincian yakni smelter Antam di Tanjung Buli, Halmahera Timur dengan kapasitas 1 juta ton. Selanjutnya smelter di Pulau Obi, Halmahera Selatan dibangun oleh PT Wanatiara Persada dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dan smelter di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 900.000 ton per tahun dibangun oleh Bintang Smelter Indonesia.
“Di Konawe sudah beroperasi awal tahun. Untuk Antam dan Wanatiara targetnya Agustus tahun ini,” ujar Direktur Mineral pada Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Yunus Saefulhak di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Sebelumnya sebagai upaya meningkatkan program hilirisasi sektor pertambangan hingga 2022 mendatang, bakal ada 41 fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tambang mulai beroperasi. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung mendorong program hilirisasi di sektor minerba harus mampu bergerak lebih cepat.
Pasalnya terang dia masih banyak raw material yang harus di eskpor daripada diserap di dalam negeri. Pihaknya meyakini jika hilirisasi efektif, maka dapat mendongkrak perekonomian, meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan lapangan kerja.
“Pemerintah perlu upaya optimal menjalankan program hilirisasi khususnya pembangunan smelter. Perlu upaya maksimal sehingga ke depan larangan ekspor raw material dapat dijalankan untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri,” kata dia.
“Di Konawe sudah beroperasi awal tahun. Untuk Antam dan Wanatiara targetnya Agustus tahun ini,” ujar Direktur Mineral pada Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Yunus Saefulhak di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Sebelumnya sebagai upaya meningkatkan program hilirisasi sektor pertambangan hingga 2022 mendatang, bakal ada 41 fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tambang mulai beroperasi. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung mendorong program hilirisasi di sektor minerba harus mampu bergerak lebih cepat.
Pasalnya terang dia masih banyak raw material yang harus di eskpor daripada diserap di dalam negeri. Pihaknya meyakini jika hilirisasi efektif, maka dapat mendongkrak perekonomian, meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan lapangan kerja.
“Pemerintah perlu upaya optimal menjalankan program hilirisasi khususnya pembangunan smelter. Perlu upaya maksimal sehingga ke depan larangan ekspor raw material dapat dijalankan untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri,” kata dia.
(akr)
