Kementan Sosialisasikan dan Uji Rasa Special Bali Beef
loading...
A
A
A
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal PKH Nasrullah menyampaikan bahwa pengembangan Special Bali Beef ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan peternak, karena harga jual Special Bali Beef lebih tinggi Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu/kg jika dibandingkan dengan daging sapi bali biasa.
"Selain itu, Special Bali Beef ini biaya pemeliharaannya juga cukup rendah dan masa penggemukan yang lebih singkat dari sapi bali biasa," ujar Nasrullah.
Segmentasi pasar untuk Special Bali Beef ini ditargetkan terutama untuk hotel, restoran, dan catering, khususnya untuk daerah pariwisata seperti Bali, Lombok dan kota-kota besar lainnya.
Special Bali Beef ini juga sudah melewati riset bersama antara Universitas Mataram, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, University of Queensland Australia, Massey University of New Zealand, dan Australian Centre for International Agricultural Research sejak tahun 2016.
Pada riset tersebut, Sapi Bali digemukkan dengan memanfaatkan pakan lokal yaitu Lamtoro Taramba tanpa tambahan konsentrat apapun selama minimal 4 bulan. Pertumbuhan Sapi Bali yang digemukan dengan lamtoro sebagai pakan tunggal pada kondisi penelitian adalah 0,47 kg/hari.
"Laju pertumbuhan ini dua kali lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan Sapi Bali yang dilepas di padang atau diberi pakan seadanya oleh peternak," jelas Nasrullah.
Laju pertumbuhan yang lebih cepat ini diyakini dapat meningkatkan keempukan daging Sapi Bali karena pertumbuhan yang lebih cepat memungkinkan ternak tersebut mencapai berat potong pada umur yang jauh lebih muda.
"Kegiatan Branding Special Bali Beef ini juga merupakan sinergitas antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pemerintah Daerah Provinsi NTB," ucap Nasrullah.
Nasrullah menambahkan, riset untuk Special Bali Beef ini didukung dengan data dari penelitian lain. Riset lain menyatakan bahwa daging sapi yang dihasilkan dari sapi yang digemukkan dengan 100% pakan hijauan akan menghasilkan daging dengan Asam Lemak Jenuh 11% lebih rendah, Asam Lemak Tidak Jenuh 10% lebih tinggi, Asam lemak omega-3 75% lebih tinggi, dan CLA 175% lebih tinggi dari daging sapi yang digemukan dengan pakan konsentrat (French et al, 2000).
"Sehingga dapat dipastikan, Special Bali Beef merupakan produk daging sapi yang memiliki nilai tambah dari nilai gizi dan nutrisinya serta berdaya saing karena lebih baik untuk kesehatan," imbuh Nasrullah.
"Selain itu, Special Bali Beef ini biaya pemeliharaannya juga cukup rendah dan masa penggemukan yang lebih singkat dari sapi bali biasa," ujar Nasrullah.
Segmentasi pasar untuk Special Bali Beef ini ditargetkan terutama untuk hotel, restoran, dan catering, khususnya untuk daerah pariwisata seperti Bali, Lombok dan kota-kota besar lainnya.
Special Bali Beef ini juga sudah melewati riset bersama antara Universitas Mataram, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, University of Queensland Australia, Massey University of New Zealand, dan Australian Centre for International Agricultural Research sejak tahun 2016.
Pada riset tersebut, Sapi Bali digemukkan dengan memanfaatkan pakan lokal yaitu Lamtoro Taramba tanpa tambahan konsentrat apapun selama minimal 4 bulan. Pertumbuhan Sapi Bali yang digemukan dengan lamtoro sebagai pakan tunggal pada kondisi penelitian adalah 0,47 kg/hari.
"Laju pertumbuhan ini dua kali lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan Sapi Bali yang dilepas di padang atau diberi pakan seadanya oleh peternak," jelas Nasrullah.
Laju pertumbuhan yang lebih cepat ini diyakini dapat meningkatkan keempukan daging Sapi Bali karena pertumbuhan yang lebih cepat memungkinkan ternak tersebut mencapai berat potong pada umur yang jauh lebih muda.
"Kegiatan Branding Special Bali Beef ini juga merupakan sinergitas antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pemerintah Daerah Provinsi NTB," ucap Nasrullah.
Nasrullah menambahkan, riset untuk Special Bali Beef ini didukung dengan data dari penelitian lain. Riset lain menyatakan bahwa daging sapi yang dihasilkan dari sapi yang digemukkan dengan 100% pakan hijauan akan menghasilkan daging dengan Asam Lemak Jenuh 11% lebih rendah, Asam Lemak Tidak Jenuh 10% lebih tinggi, Asam lemak omega-3 75% lebih tinggi, dan CLA 175% lebih tinggi dari daging sapi yang digemukan dengan pakan konsentrat (French et al, 2000).
"Sehingga dapat dipastikan, Special Bali Beef merupakan produk daging sapi yang memiliki nilai tambah dari nilai gizi dan nutrisinya serta berdaya saing karena lebih baik untuk kesehatan," imbuh Nasrullah.