Indonesia Re Gelar IIC 2024, Transformasi dan Inovasi Menuju Keberlanjutan Industri Asuransi

Kamis, 25 Juli 2024 - 09:59 WIB
loading...
A A A
“Digitalisasi membuka jalan bagi inovasi dalam produk dan layanan asuransi. Dengan data digital, perusahaan dapat dengan mudah mengimplementasikan teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan pelayanan kami,” kata Benny Waworuntu.

Benny mengatakan, transformasi, pertumbuhan, dan ketahanan adalah pilar utama yang akan membimbing perjalanan kita menuju masa depan yang berkelanjutan.

“Dalam menghadapi tantangan dan peluang di era modern ini, perusahaan kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perubahan global dengan mengedepankan kebijakan yang sejalan dengan pandangan makro, regulasi pemerintah, inovasi teknologi terbaru, dan prinsip ekonomi hijau,” kata Benny.

Pada perhelatan IIC 2024, Indonesia Re turut menghadirkan tokoh pemerintah, pakar industri asuransi, dan akademisi sebagai pembicara untuk mengidentifikasi dan menganalisa tantangan yang ada di sektor perasuransian serta perekonomian di lingkup nasional dan global secara kritis dan mendalam.

Termasuk untuk mendiskusikan solusi alternatif dari isu tersebut.

Beberapa yang hadir secara luring dan daring pada hari pertama di antaranya adalah Kepala Eksekutif IKNB OJK Ogi Prastomiyono, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung, Ketua KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan Deputi Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan Kementerian BUMN Robertus Billitea, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Kementerian Keuangan RI Adi Budiarso, dan CEO AON Reinsurance Solutions Asia Richard Jones.

Kepala Eksekutif IKNB OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, pentingnya akselerasi peran industri reasuransi dalam rangka pembangunan ekonomi berkelanjutan. Terdapat dua tantangan utama yaitu literasi masyarakat, dari sisi kapasitas usaha, perusahaan reasuransi perlu menyesuaikan regulasi dan enforcement untuk mencapai ekspektasi pasar.

Berdasarkan data bulan Mei 2024, aset industri asuransi Indonesia ada di angka Rp1.120,57 triliun, tumbuh positif 1,3% (y-o-y), sementara pendapatan premi naik 7,93%. Hasil survei OJK terhadap pelaku industri asuransi di tahun 2023 juga meunjukkan, 93% pelaku industri perasuransian optimis bahwa perusahaan mereka akan bertumbuh lebih baik.

“Perusahaan reasuransi jadi counterpart yang menjalankan fungsi strategis diantaranya pengembangan desain reasuransi yang ideal, penyedia data statistik, juga pengembangan ilmu pengetahuan terkait asuransi. OJK menilai reasuransi perlu untuk dioptimalkan,” kata Ogi.

Karenanya terdapat lima strategi utama yang dikedepankan OJK untuk mendukung optimalisasi industri asuransi yakni, sistem digital yang terintegrasi, penguatan ekosistem, pembukaan jalur pemasaran baru, meningkatkan jumlah pemasaran, dan penguatan permodalan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)