Terancam Krisis Bahan Bakar, Negara UE Ini Coba Pulihan Pasokan Minyak Rusia
loading...
A
A
A
Pengiriman minyak dari pemasok Rusia lainnya disebutkan tidak mengalami gangguan. Dalam kasus Lukoil, kedua negara ingin Komisi Eropa menggunakan perjanjian asosiasi dengan Ukraina, yang mengatakan Kiev tidak dapat memblokir transit minyak.
Slovakia yang mengaku tersandera dengan Ukraina dan Uni Eropa dalam perselisihan tersebut, meminta Komisi pada hari Kamis untuk tidak menunda pembicaraan. Pejabat Hongaria juga mendesak ada tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah pasokan minyak.
"Jika situasinya tidak terselesaikan, akan ada kekurangan bahan bakar ... solusi harus ditemukan pada bulan September," kata Gulyas dalam konferensi pers.
"Ukraina memeras dua negara yang membela perdamaian dan gencatan senjata," bebernya.
Di sisi lain Pembantu presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menolak tuduhan Budapest, dengan mengatakan bahwa keputusan Ukraina untuk menangguhkan transit minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia tidak ada hubungannya dengan pemerasan.
Gulyas mengatakan, Budapest juga mencari solusi. "Salah satunya adalah Ukraina mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukan ini ke dua negara Uni Eropa," katanya.
"Yang lain adalah bahwa Komisi Eropa membantu kami, dan yang ketiga adalah bahwa kami menemukan celah hukum yang memungkinkan minyak ditransfer oleh seseorang yang tidak terpengaruh oleh sanksi," ucapnya.
Tamas Pletser, seorang analis minyak dan gas di Erste Group Bank di Budapest, mengatakan kekurangan bahan bakar dalam jumlah besar, tidak mungkin terjadi usai musim panas. Akan tetapi Ia mengakui, bahwa pasokan Lukoil bukan "tidak tergantikan tetapi masih menyakitkan untuk kehilangan."
Sebagai informasi Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap minyak Rusia pada tahun 2022 meskipun Slovakia, Hongaria, dan Republik Ceko memperoleh pengecualian karena ketergantungan mereka pada minyak Rusia. Kilang Ceko, yang dimiliki oleh Orlen Polandia, tidak menerima pasokan dari Lukoil sehingga tidak terkena dampak langsung dari perselisihan tersebut.
Slovakia yang mengaku tersandera dengan Ukraina dan Uni Eropa dalam perselisihan tersebut, meminta Komisi pada hari Kamis untuk tidak menunda pembicaraan. Pejabat Hongaria juga mendesak ada tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah pasokan minyak.
"Jika situasinya tidak terselesaikan, akan ada kekurangan bahan bakar ... solusi harus ditemukan pada bulan September," kata Gulyas dalam konferensi pers.
"Ukraina memeras dua negara yang membela perdamaian dan gencatan senjata," bebernya.
Di sisi lain Pembantu presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menolak tuduhan Budapest, dengan mengatakan bahwa keputusan Ukraina untuk menangguhkan transit minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia tidak ada hubungannya dengan pemerasan.
Gulyas mengatakan, Budapest juga mencari solusi. "Salah satunya adalah Ukraina mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukan ini ke dua negara Uni Eropa," katanya.
"Yang lain adalah bahwa Komisi Eropa membantu kami, dan yang ketiga adalah bahwa kami menemukan celah hukum yang memungkinkan minyak ditransfer oleh seseorang yang tidak terpengaruh oleh sanksi," ucapnya.
Tamas Pletser, seorang analis minyak dan gas di Erste Group Bank di Budapest, mengatakan kekurangan bahan bakar dalam jumlah besar, tidak mungkin terjadi usai musim panas. Akan tetapi Ia mengakui, bahwa pasokan Lukoil bukan "tidak tergantikan tetapi masih menyakitkan untuk kehilangan."
Sebagai informasi Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap minyak Rusia pada tahun 2022 meskipun Slovakia, Hongaria, dan Republik Ceko memperoleh pengecualian karena ketergantungan mereka pada minyak Rusia. Kilang Ceko, yang dimiliki oleh Orlen Polandia, tidak menerima pasokan dari Lukoil sehingga tidak terkena dampak langsung dari perselisihan tersebut.
(akr)