Desa Berdaya Energi PLN EPI Kerek Ekonomi Warga Gunung Kidul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Desa Berdaya Energi yang diluncurkan Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) di Kabupaten Gunung Kidul, menjadi katalis perekonomian masyarakat desa di Kalurahan Karang Asem dan Gombang.
"Kami memulai program ini di Kalurahan Karang Asem dan Gombang sebagai proyek percontohan, dengan fokus pada penanaman pohon multifungsi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku biomassa," papar Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2024).
Iwan menjelaskan, melalui penanaman pohon multifungsi tersebut, selain menekan emisiCO2, PLN EPI juga bertujuan memberikan sumber pakan ternak alternatif yang amat dibutuhkan warga, khususnya di musim kemarau. Tak hanya itu, ke depan pohon multifungsi itu juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, dari biomassa yang dihasilkan.
"Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan kawasan ekonomi hijau, menurunkan emisi karbon dengan keterlibatan langsung masyarakat desa," ujarnya. Program ini, tegas dia, juga merupakan komitmen PLN EPI pada Environmental, Social, dan Governance(ESG) dengan melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain penanaman tanaman multifungsi, PLN EPI juga mengembangkan UMKM melalui pelatihan dan sertifikasi, dan menggelar program kesehatan untuk menurunkan tingkat stunting. Beberapa kegiatan TJSL yang dilaksanakan antara lain penguatan posyandu dan pemberian bantuan masing-masing 21 ekor kambing perah peranakan etawa yang susunya dapat memenuhi kebutuhan gizi balita di Karang Asem dan Gombang.
Tanaman multifungsi indigofera dalam program ini ditanam di lahan seluas 30 hektare (ha) yang terdiri dari Sultan Ground, atau tanah milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, tanah kas desa milik Pemda DIY dan pekarangan rumah warga. Tanaman ini mampu menghasilkan biomassa yang tinggi, dimana setiap 50.000 tanaman dapat menghasilkan 300 ton biomassa.
Daun tanaman multifungsi ini digunakan sebagai pakan ternak, sementara batangnya dikumpulkan oleh BUMDes untuk dijual ke PLN sebagai biomassa untuk cofiring pembangkit. Sejauh ini, penanaman tanaman multifungsi di Gombang dan Karang Asem telah mencapai 100.000 bibit. "Tanaman-tanaman ini ditanam di pekarangan rumah warga, tanah kas desa dan lahan milik Sri Sultan dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemangku kepentingan," kata Lurah Karang Asem, Parimin.
Dia berharap program Desa Berdaya Energi di Karang Asem dan Gombang ini dapat menjadi contoh sukses dalam upaya penurunan emisi dan pemberdayaan masyarakat. Hal itu diamini Lurah Gombang, Supriyanto yang mengatakan bahwa program ini tidak hanya akan menurunkan emisi karbon, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat.
"Masyarakat akan mendapatkan manfaat dari penjualan ranting tanaman ini. Kami berharap tahun depan sudah bisa mulai panen dan memberikan tambahan penghasilan bagi warga," tutup Supriyanto.
"Kami memulai program ini di Kalurahan Karang Asem dan Gombang sebagai proyek percontohan, dengan fokus pada penanaman pohon multifungsi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku biomassa," papar Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2024).
Iwan menjelaskan, melalui penanaman pohon multifungsi tersebut, selain menekan emisiCO2, PLN EPI juga bertujuan memberikan sumber pakan ternak alternatif yang amat dibutuhkan warga, khususnya di musim kemarau. Tak hanya itu, ke depan pohon multifungsi itu juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, dari biomassa yang dihasilkan.
"Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan kawasan ekonomi hijau, menurunkan emisi karbon dengan keterlibatan langsung masyarakat desa," ujarnya. Program ini, tegas dia, juga merupakan komitmen PLN EPI pada Environmental, Social, dan Governance(ESG) dengan melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain penanaman tanaman multifungsi, PLN EPI juga mengembangkan UMKM melalui pelatihan dan sertifikasi, dan menggelar program kesehatan untuk menurunkan tingkat stunting. Beberapa kegiatan TJSL yang dilaksanakan antara lain penguatan posyandu dan pemberian bantuan masing-masing 21 ekor kambing perah peranakan etawa yang susunya dapat memenuhi kebutuhan gizi balita di Karang Asem dan Gombang.
Tanaman multifungsi indigofera dalam program ini ditanam di lahan seluas 30 hektare (ha) yang terdiri dari Sultan Ground, atau tanah milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, tanah kas desa milik Pemda DIY dan pekarangan rumah warga. Tanaman ini mampu menghasilkan biomassa yang tinggi, dimana setiap 50.000 tanaman dapat menghasilkan 300 ton biomassa.
Daun tanaman multifungsi ini digunakan sebagai pakan ternak, sementara batangnya dikumpulkan oleh BUMDes untuk dijual ke PLN sebagai biomassa untuk cofiring pembangkit. Sejauh ini, penanaman tanaman multifungsi di Gombang dan Karang Asem telah mencapai 100.000 bibit. "Tanaman-tanaman ini ditanam di pekarangan rumah warga, tanah kas desa dan lahan milik Sri Sultan dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemangku kepentingan," kata Lurah Karang Asem, Parimin.
Dia berharap program Desa Berdaya Energi di Karang Asem dan Gombang ini dapat menjadi contoh sukses dalam upaya penurunan emisi dan pemberdayaan masyarakat. Hal itu diamini Lurah Gombang, Supriyanto yang mengatakan bahwa program ini tidak hanya akan menurunkan emisi karbon, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat.
"Masyarakat akan mendapatkan manfaat dari penjualan ranting tanaman ini. Kami berharap tahun depan sudah bisa mulai panen dan memberikan tambahan penghasilan bagi warga," tutup Supriyanto.
(fjo)