Hanya dalam 6 Bulan, Ekspor Minyak Rusia ke China Tembus Rp816 Triliun

Rabu, 31 Juli 2024 - 07:42 WIB
loading...
Hanya dalam 6 Bulan,...
Pasokan minyak Rusia terus mengalir deras ke China di tengah sanksi Barat. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Ekspor sumber daya alam Rusia ke China meningkat pesat pada 2024. Pasokan komoditas Moskow ke negara tetangganya di Asia tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa.

Perdagangan Rusia dengan China mencapai USD65 miliar pada paruh pertama tahun ini, dengan tingkat ekspor sumber daya alam mencapai level tertinggi, Vedomosti melaporkan data Bea Cukai China, Senin (30/7).

Ekspor barang-barang Rusia ke China melonjak 4% dari tahun ke tahun meningkat ke rekor USD65,2 miliar antara Januari hingga Juni tahun ini dengan pasokan minyak dan gas menyumbang hampir 90% dari pengiriman.



China membeli minyak dan produk minyak bumi lainnya senilai total USD50 miliar atau setara Rp816 triliun meningkat dibandingkan dengan USD47 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hanya dalam enam bulan di 2024, produsen minyak Rusia menjual lebih dari USD55 miliar ton minyak mentah ke China meningkat 5% dibandingkan tahun lalu.

Harga rata-rata ekspor minyak Rusia melonjak 9% pada semester I-2024 dari periode yang sama tahun lalu, yaitu USD80,3 per barel menembus batas harga USD60 per barel dari harga yang dipatok oleh sanksi Barat.

Pengiriman aluminium Rusia ke China telah tumbuh dengan kecepatan yang luar biasa dan telah melonjak sebesar 64% secara tahunan menjadi USD1,8 miliar. Ekspor komoditas lain juga meningkat.

Pasokan bijih logam tumbuh 15% menjadi USD2,3 miliar tahun ini. Sementara, ekspor kayu meningkat 2% menjadi USD1,7 miliar.
Melansir dari Russia Today, kerjasama bilateral antara Rusia dan China telah tumbuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama dua tahun terakhir dan terus meningkat.

Baca Juga: AS Terlilit Utang Rp570.000 Triliun, Ekonomi Global dalam Bahaya

Omzet perdagangan mencapai titik tertinggi dalam sejarah sebesar USD240 miliar dalam skala tahunan tahun lalu dengan ekspor dan impor yang melonjak dua digit. Rusia telah mengalihkan sebagian besar arus perdagangannya ke pasar-pasar Asia, terutama ke China, setelah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi-sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow atas konflik Ukraina.

Hubungan ekonomi antara Moskow dan Beijing telah didukung oleh keputusan bersama untuk melakukan sebagian besar transaksi dalam mata uang masing-masing negara, alih-alih berdagang dalam dolar AS.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)