Antisipasi Resesi Ekonomi AS, Ini Saran dari Politisi Perindo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Makro ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi melambat di kuartal III/2024. Indikasi lesunya ekonomi negara adidaya mengacu pada negatifnya Produk Domestik Bruto (PDB), meluasnya kemiskinan, dan ekonomi riil selama dua kuartal berturut-turut tumbuh negatif.
Ketua DPP Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Perindo, Dea Salsabila Defri menyebut, hubungan perdagangan antara AS dan Indonesia masih cukup kuat, sehingga perlambatan ekonomi di negara Paman Sam ikut memberi efek bagi ekonomi di dalam negeri.
Pernyataan tersebut juga mengacu pada penggunaan dolar yang cukup masih bagi aktivitas bisnis antara kedua negara.
“Mengenai sinyal resesi di Amerika Serikat, saya memahami bahwa hal ini bisa berdampak pada ekonomi Indonesia, mengingat adanya hubungan perdagangan dan penggunaan dolar dalam bisnis yang masih signifikan antara kedua negara,” ujar Dea Salsabila saat dihubungi MNC Portal, Kamis (8/8/2024).
Kendati begitu, Dea meyakini pemerintah dapat mengantisipasi dampak resesi ekonomi AS dengan mengambil beberapa strategi yang tepat. Seperti diversifikasi pasar, peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan aktivitas ekonomi domestik.
Menurutnya, upaya tersebut bisa membantu perekonomian Indonesia berada di jalur yang stabil.
“Namun, saya percaya bahwa dengan upaya strategi yang tepat, seperti diversifikasi pasar, peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan aktivitas ekonomi domestik dapat membantu perekonomian Indonesia berada di jalur yang stabil di tengah tantangan kebijakan The Fed maupun situasi global saat ini,” paparnya.
Sebelumnya, Chief Economist Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia), Helmi Arman menyebut, resesi ekonomi AS bakal menjadi berkah bagi Indonesia.
Ketua DPP Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Perindo, Dea Salsabila Defri menyebut, hubungan perdagangan antara AS dan Indonesia masih cukup kuat, sehingga perlambatan ekonomi di negara Paman Sam ikut memberi efek bagi ekonomi di dalam negeri.
Pernyataan tersebut juga mengacu pada penggunaan dolar yang cukup masih bagi aktivitas bisnis antara kedua negara.
“Mengenai sinyal resesi di Amerika Serikat, saya memahami bahwa hal ini bisa berdampak pada ekonomi Indonesia, mengingat adanya hubungan perdagangan dan penggunaan dolar dalam bisnis yang masih signifikan antara kedua negara,” ujar Dea Salsabila saat dihubungi MNC Portal, Kamis (8/8/2024).
Kendati begitu, Dea meyakini pemerintah dapat mengantisipasi dampak resesi ekonomi AS dengan mengambil beberapa strategi yang tepat. Seperti diversifikasi pasar, peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan aktivitas ekonomi domestik.
Menurutnya, upaya tersebut bisa membantu perekonomian Indonesia berada di jalur yang stabil.
“Namun, saya percaya bahwa dengan upaya strategi yang tepat, seperti diversifikasi pasar, peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan aktivitas ekonomi domestik dapat membantu perekonomian Indonesia berada di jalur yang stabil di tengah tantangan kebijakan The Fed maupun situasi global saat ini,” paparnya.
Sebelumnya, Chief Economist Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia), Helmi Arman menyebut, resesi ekonomi AS bakal menjadi berkah bagi Indonesia.