Antisipasi Resesi Ekonomi AS, Ini Saran dari Politisi Perindo
loading...
A
A
A
Pasalnya, perlambatan perekonomian mendorong Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR). Bahkan, diperkirakan FFR dipangkas dua kali, yakni pada September dan November 2024 dengan masing-masing 25 basis poin (bps).
“Berkahnya berupa peluang penurunan suku bunga (The Fed),” ucap Helmi Arman saat ditemui di Park Hyatt.
Dia berhitung, pemangkasan FFR memberi kelonggaran bagi Bank Central domestik, terutama ikut menurunkan suku bunganya. Kendati, Bank Indonesia (BI) diproyeksi tidak agresif menekan BI rate.
“Yang berarti ruang penurunan, pelonggaran untuk likuiditas domestik yang turunya suku bunga bisa turun, mendorong sektor usaha di Indonesia,” beber dia.
Helmi menilai, resesi ekonomi Paman Sam pada kuartal III/2024 baru berupa slow down atau tidak mendalam, sehingga enggan memicu stabilitas makro ekonomi di dalam negeri.
Selain itu, dampaknya ke pasar keuangan Tanah Air pun dipandang akan bergantung pada kejadian-kejadian lain yang timbul akibat resesi tersebut.
“Berkahnya berupa peluang penurunan suku bunga (The Fed),” ucap Helmi Arman saat ditemui di Park Hyatt.
Dia berhitung, pemangkasan FFR memberi kelonggaran bagi Bank Central domestik, terutama ikut menurunkan suku bunganya. Kendati, Bank Indonesia (BI) diproyeksi tidak agresif menekan BI rate.
“Yang berarti ruang penurunan, pelonggaran untuk likuiditas domestik yang turunya suku bunga bisa turun, mendorong sektor usaha di Indonesia,” beber dia.
Helmi menilai, resesi ekonomi Paman Sam pada kuartal III/2024 baru berupa slow down atau tidak mendalam, sehingga enggan memicu stabilitas makro ekonomi di dalam negeri.
Selain itu, dampaknya ke pasar keuangan Tanah Air pun dipandang akan bergantung pada kejadian-kejadian lain yang timbul akibat resesi tersebut.
(fch)