Makin Panas! Trump Tambah Tarif 5% untuk Barang-Barang China

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 13:01 WIB
Makin Panas! Trump Tambah...
Makin Panas! Trump Tambah Tarif 5% untuk Barang-Barang China
A A A
WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat (23/8) memulai babak baru perang tarif dengan China dengan menambah 5% tarif pada barang-barang asal China senilai USD550 miliar. Langkah tersebut diumumkan Trump di Twitter, beberapa jam setelah China meluncurkan tarif balasan atas barang-barang AS senilai USD75 miliar.

Perang dagang AS-China yang semakin intensif memicu kekhawatiran pasar bahwa ekonomi global akan berujung pada resesi. Hal itu menekan saham-saham AS di mana Nasdaq Composite .IXIC turun 3%, dan S&P 500 .SPX turun 2,6%. Imbal hasil AS juga turun karena investor mencari aset safe haven.

Respons tarif oleh Trump yang diumumkan setelah pasar tutup pada hari Jumat itu diyakini meninggalkan potensi kerusakan yang lebih besar untuk minggu depan.

"Sedihnya, pemerintah sebelumnya telah memungkinkan China untuk melangkah lebih jauh dari perdagangan adil dan seimbang sehingga menjadi beban besar bagi wajib pajak Amerika saat ini," kata Trump di Twitter. "Sebagai Presiden, saya tidak bisa lagi membiarkan ini terjadi!" tegasnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/8/2019).

Dia mengatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif impor China yang bernilai USD250 miliar menjadi 30% dari 25% saat ini yang dimulai pada 1 Oktober, tepat pada peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China yang komunis.

Pada saat yang sama, Trump mengumumkan kenaikan tarif yang direncanakan pada sisa barang senilai USD300 miliar menjadi 15% dari 10%. Amerika Serikat akan mulai mengenakan tarif tersebut pada beberapa produk mulai 1 September, tetapi tarif sekitar setengah dari barang-barang tersebut telah ditunda hingga 15 Desember.

Kantor Perwakilan Dagang AS mengkonfirmasi tanggal efektif, tetapi mengatakan akan melakukan periode komentar publik sebelum memberlakukan tarif 30% pada 1 Oktober.

Di bagian lain, grup bisnis AS bereaksi dengan marah terhadap kenaikan tarif baru tersebut. "Tidak mungkin bagi bisnis untuk merencanakan masa depan dalam jenis lingkungan ini. Pendekatan pemerintah jelas tidak berhasil, dan jawabannya adalah tidak ada lagi pajak pada bisnis dan konsumen Amerika. Di mana ini berakhir?" kata Wakil Presiden Senior untuk Federasi Eceran Nasional David French.
(fjo)
Berita Terkait
Mampukan IMEC yang Diusung...
Mampukan IMEC yang Diusung Donald Trump Mengalahkan BRI Versi Xi Jinping?
Perang Dagang Jilid...
Perang Dagang Jilid II AS vs China Memanas, Siapa yang Menang?
Perang Dagang Memanas,...
Perang Dagang Memanas, Trump akan Kunjungi China Bulan Depan
Jika Menang, Trump Rencanakan...
Jika Menang, Trump Rencanakan Perang Dagang Jilid 2 dengan China
Pilpres AS, Donald Trump...
Pilpres AS, Donald Trump Janji Akan Mengebom ...
DPR AS Dorong RUU Cabut...
DPR AS Dorong RUU Cabut Hak Istimewa Perdagangan dengan China
Berita Terkini
Prediksi Harga Emas...
Prediksi Harga Emas Bakal Dekati Rp2 Juta per Gram
5 jam yang lalu
Kolaborasi Pelaku Industri,...
Kolaborasi Pelaku Industri, Mitra Bisnis dan Konsumen Perkuat Ekosistem Otomotif
6 jam yang lalu
Kadin Indonesia Siap...
Kadin Indonesia Siap Bangun Sistem Digital Pendataan Pekerja Migran
7 jam yang lalu
Kereta Lebaran Jarak...
Kereta Lebaran Jarak Jauh Masih Tersedia 1,4 Juta Kursi
9 jam yang lalu
Efek Perang Dagang,...
Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000
10 jam yang lalu
PBJT atas Jasa Parkir...
PBJT atas Jasa Parkir di Jakarta, Ini Ketentuan Baru yang Perlu Diketahui
12 jam yang lalu
Infografis
Rencana Trump untuk...
Rencana Trump untuk Gaza Sama dengan Pembersihan Etnis
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved