Sudah Ada Tambahan Kuota untuk Bank Penyalur FLPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , Arief Sabaruddin, mengatakan saat ini sudah ada tambahan kuota melalui realokasi pergeseran kepada bank-bank yang berkinerja buruk atau di bawah 50% dalam penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) .
“Sudah ada tambahan kuota melalui realokasi pergeseran kepada bank yang kinerjanya di bawah 50%,” ujarnya di Jakarta, Rabu 26/8/2020).
Sebelumnya, masih terdapat sejumlah bank yang turun kuota dan sejumlah bank pelaksana lainnya mendapat penambahan kuota. Arief menjelaskan, dengan sisa waktu yang ada hingga akhir September, jika bank-bank penyalur masih berkinerja buruk maka dipastikan ada pergeseran dan dievaluasi untuk memperbaiki kinerja. ( Baca juga:Pandemi Bikin Laba Bank Amar Amblas 21,7% )
“Kita tidak selalu memberikan hukuman bagi bank-bank berkinerja rendah, tapi kita memberikan pembinaan,” jelasnya.
Dia juga mengakui bahwa sejumlah bank kinerjanya rendah untuk pembiayaan FLPP karena baru bermain di sektor PPDPP FLPP. Adanya perubahan Peraturan Menteri No 21 Tahun 2016 mengenai persyaratan relaksasi menyebabkan sejumlah bank penyalur FLPP harus mengikuti perubahan.
Misalnya, ada perubahan di Informasi dan Teknologi (IT). Hal ini tidak memungkinkan setiap bank memiliki persiapan yang sama.
“Karena setiap bank bank merubah sistem IT SOP nya berbeda-beda. Sistem diubah sehari dua hari bisa tapi birokrasinya yang lama. Karena di sistem itu ada big data yang dibangun dan tidak boleh bocor. Kami dengan adanya aplikasi Sikasep bisa tahu lebih rinci. Ini evaluasi yang akan kita perbaiki,” pungkasnya.
Sebagai informasi penyaluran dana FLPP di awal Agustus 2020 telah mencapai Rp8 triliun atau 76,97% dari target 2020 senilai Rp11 triliun pada 78.896 unit rumah.
Total penyaluran dana FLPP sejak 2010 hingga 2020 mencapai Rp52,37 triliun untuk 734.498 unit rumah. Penyaluran dana FLPP ini disalurkan oleh 39 bank pelaksana dari 42 bank pelaksana yang bekerja sama dengan PPDPP. ( Baca juga:Abbas Minta Kuartet Timur Tengah Mediasi Pembicaraan Damai dengan Israel )
Saat ini menurut data management control PPDPP per 7 Agustus 2020, telah tercatat sebanyak 206.841 calon debitur yang mengakses Sistem Informasi KPR Bersubsidi alias SiKasep. Dari data yang ada sebanyak 85.399 calon debitur sudah dinyatakan lolos subsidi checking, 12.332 calon debitur telah masuk dalam proses verifikasi bank, 1.084 calon debitur dalam proses pengajuan dana FLPP dari Bank pelaksana kepada PPDPP.
Adapun, Bank pelaksana FLPP dengan penyaluran tertinggi dicapai oleh Bank BTN sebanyak 39.939 unit, menyusul Bank BNI sebanyak 7.682 unit, Bank BTN Syariah sebanyak 6.591 unit, BRI Syariah sebanyak 5.752 unit, dan Bank BJB sebanyak 2.990 unit.
Lihat Juga: Fokus Bangun Bendungan dan Jaringan Irigasi di 2025, PUPR Siapkan Anggaran Rp25,63 Triliun
“Sudah ada tambahan kuota melalui realokasi pergeseran kepada bank yang kinerjanya di bawah 50%,” ujarnya di Jakarta, Rabu 26/8/2020).
Sebelumnya, masih terdapat sejumlah bank yang turun kuota dan sejumlah bank pelaksana lainnya mendapat penambahan kuota. Arief menjelaskan, dengan sisa waktu yang ada hingga akhir September, jika bank-bank penyalur masih berkinerja buruk maka dipastikan ada pergeseran dan dievaluasi untuk memperbaiki kinerja. ( Baca juga:Pandemi Bikin Laba Bank Amar Amblas 21,7% )
“Kita tidak selalu memberikan hukuman bagi bank-bank berkinerja rendah, tapi kita memberikan pembinaan,” jelasnya.
Dia juga mengakui bahwa sejumlah bank kinerjanya rendah untuk pembiayaan FLPP karena baru bermain di sektor PPDPP FLPP. Adanya perubahan Peraturan Menteri No 21 Tahun 2016 mengenai persyaratan relaksasi menyebabkan sejumlah bank penyalur FLPP harus mengikuti perubahan.
Misalnya, ada perubahan di Informasi dan Teknologi (IT). Hal ini tidak memungkinkan setiap bank memiliki persiapan yang sama.
“Karena setiap bank bank merubah sistem IT SOP nya berbeda-beda. Sistem diubah sehari dua hari bisa tapi birokrasinya yang lama. Karena di sistem itu ada big data yang dibangun dan tidak boleh bocor. Kami dengan adanya aplikasi Sikasep bisa tahu lebih rinci. Ini evaluasi yang akan kita perbaiki,” pungkasnya.
Sebagai informasi penyaluran dana FLPP di awal Agustus 2020 telah mencapai Rp8 triliun atau 76,97% dari target 2020 senilai Rp11 triliun pada 78.896 unit rumah.
Total penyaluran dana FLPP sejak 2010 hingga 2020 mencapai Rp52,37 triliun untuk 734.498 unit rumah. Penyaluran dana FLPP ini disalurkan oleh 39 bank pelaksana dari 42 bank pelaksana yang bekerja sama dengan PPDPP. ( Baca juga:Abbas Minta Kuartet Timur Tengah Mediasi Pembicaraan Damai dengan Israel )
Saat ini menurut data management control PPDPP per 7 Agustus 2020, telah tercatat sebanyak 206.841 calon debitur yang mengakses Sistem Informasi KPR Bersubsidi alias SiKasep. Dari data yang ada sebanyak 85.399 calon debitur sudah dinyatakan lolos subsidi checking, 12.332 calon debitur telah masuk dalam proses verifikasi bank, 1.084 calon debitur dalam proses pengajuan dana FLPP dari Bank pelaksana kepada PPDPP.
Adapun, Bank pelaksana FLPP dengan penyaluran tertinggi dicapai oleh Bank BTN sebanyak 39.939 unit, menyusul Bank BNI sebanyak 7.682 unit, Bank BTN Syariah sebanyak 6.591 unit, BRI Syariah sebanyak 5.752 unit, dan Bank BJB sebanyak 2.990 unit.
Lihat Juga: Fokus Bangun Bendungan dan Jaringan Irigasi di 2025, PUPR Siapkan Anggaran Rp25,63 Triliun
(uka)