Survei Seismik 3D X-Ray Marine Nodal Tuntas, PEP Berharap Tambah Cadangan 180 MMSTB
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP berhasil menyelesaikan survei seismik 3D X-Ray Marine Nodal dalam rangka menemukan cadangan migas untuk mendukung ketahanan energi nasional. Survei seismik tersebut dilaksanakan di area operasi offshore Asset 3 Pertamina EP, Kabupaten Indramayu.
Kegiatan survei seismic 3D Marine Nodal dilaksanakan melalui kerja sama PT Pertamina EP dengan PT Elnusa dari 1 Juli hingga 11 Agustus 2020. Metode Seismik 3D Nodal merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh PT Pertamina EP. Survei tersebut menggunakan 4 Komponen utama yaitu Hydrophone dan Geopon X,Y,Z sehingga dapat memberikan gambaran bawah permukaan yang terintegrasi dengan hasil gambaran lebih tajam sehingga memudahkan melakukan evaluasi prospek serta pengembangan lapangan ke depan.
VP Exploration Planning & Operation Pertamina EP Novy Hendri mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan tambahan cadangan migas sebesar 180 MMSTB.
(Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI, Pertamina EP Sumbang Tambahan Produksi Migas)
"Metode Seismik 3 D Nodal meliputi deployment Nodal, shooting, pick-up Nodal, download dan verifikasi data. Hasil survey dapat meningkatkan kualitas data bawah permukaan sehingga dalam penentuan titik bor di struktur existing maupun step out inter structure lebih akurat," paparnya melalui keterangan tertulis, Kamis (27/8/2020).
Lebih jauh dari itu, data seismik dapat membantu dalam memetakan sebaran reservoir batu pasir Formasi Talangakar, lalu reservoir carbonate di Formasi Baturaja serta dapat memvalidasi potensi di Formasi Cibulakan. Kegiatan survei ini mencatatkan lebih dari 90.000 jam kerja selamat, 0 LTI dan 0 kasus Covid-19, volume permukaan 302 km2 yang melingkupi 182 km2 full fold area dan berhasil diselesaikan dalam jangka waktu 42 hari operasi.
Novy Hendri menyampaikan, pelaksanaan survey seismik 3D lapangan X-Ray cukup kompleks karena melibatkan banyak instrumen, diantaranya 1 kapal source, 2 kapal Node Handling Vessel, 2 Acousting pinging vessel, 1 Chase boat, 1 Logistic boat, dan 2 sea truck sebagai kapal pendukung.
Tahap persiapan survei tersebut dilakukan selama 3 bulan dengan koordinasi dan komunikasi yang intensif secara daring antara Pertamina EP dan PT Elnusa. "Ini kolaborasi yang luar biasa, dilakukan 100% oleh anak bangsa yang semuanya bekerja selama 24 jam. Saya sangat mengapresiasi komitmen semua fungsi yang terlibat dalam Project ini," ucap Novy.
Novy juga menceritakan bahwa tim berhasil mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan yang ada selama pelaksanaan survei, diantaranya harus menjaga keamanan dan keselamatan operasional 4 platform utama X Ray, yaitu Xma, Xa-Xd, dan Xb, mooring buoy, gas turbin Xa process, ditambah terdapat jaringan pipa bawah permukaan yang berusia lebih dari 40 tahun.
Lebih jauh lagi Novy menerangkan bahwa persiapan yang baik, mulai dari tahapan pre-mobilisasi menjadi kunci sukses dalam membuat strategi operasi yang sistematis dan mengedepankan aspek keselamatan. Sehingga hasil survey yang didapat optimal serta diselesaikan tepat waktu.
Hal senada disampaikan Asset 3 General Manager Pertamina EP Wisnu Hindadari. Dia mengungkapkan, tantangan terberat diantaranya cuaca buruk di Laut Jawa, adanya perbaikan jalur pipa bawah laut MOL XAP-BLG, adanya platform yang memiliki gas turbin yang sangat sensitif terhadap getaran, serta kondisi pipa bawah laut yang sudah cukup berumur.
"Namun semua tantangan terselesaikan melalui kolaborasi dan koordinasi Tim Seismik dengan Tim Platform X-Ray.
Kuncinya komunikasi dua arah sehingga kolaborasi yang baik ini berjalan, dalam arti semua program kerja Tim Seismik dengan Tim Platform X-Ray selesai tepat waktu dan aman," kata Wisnu.
(Baca Juga: Pertamina EP Asset 3 Tetap Aktif Lakukan Pengeboran di Era Kebiasaan Baru)
Terpisah, Direktur Utama Pertamina EP Eko Agus Sarjono menyatakan apresiasinya atas keberhasilan dan sinergi yang baik antara Pertamina EP dan Elnusa dalam pelaksanaan survei seismic 3D X Ray Marine Nodal. Hal ini menurutnya membuktikan kemampuan Tim Pertamina EP dalam mengelola kegiatan operasional di onshore dan offshore.
Eko mengharapkan data hasil survei seismik 3D tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan dioptimalkan oleh team GGR (Geology, Geofisika dan Reservoir Engineer) Asset 3 dan kantor pusat Pertamina EP sehingga dapat segera berkontribusi positip pada penambahan cadangan dan peningkatan produksi Area X-Ray Asset 3 Pertamina EP.
"Data survey seismik 3D tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan dioptimalkan oleh Tim GGR (Geology, Geofisika dan Reservoir Engineer) Asset 3 dan kantor pusat Pertamina EP sehingga dapat segera berkontribusi positif untuk menambah cadangan dan peningkatan produksi Pertamina EP," pungkas Eko.
Kegiatan survei seismic 3D Marine Nodal dilaksanakan melalui kerja sama PT Pertamina EP dengan PT Elnusa dari 1 Juli hingga 11 Agustus 2020. Metode Seismik 3D Nodal merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh PT Pertamina EP. Survei tersebut menggunakan 4 Komponen utama yaitu Hydrophone dan Geopon X,Y,Z sehingga dapat memberikan gambaran bawah permukaan yang terintegrasi dengan hasil gambaran lebih tajam sehingga memudahkan melakukan evaluasi prospek serta pengembangan lapangan ke depan.
VP Exploration Planning & Operation Pertamina EP Novy Hendri mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan tambahan cadangan migas sebesar 180 MMSTB.
(Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI, Pertamina EP Sumbang Tambahan Produksi Migas)
"Metode Seismik 3 D Nodal meliputi deployment Nodal, shooting, pick-up Nodal, download dan verifikasi data. Hasil survey dapat meningkatkan kualitas data bawah permukaan sehingga dalam penentuan titik bor di struktur existing maupun step out inter structure lebih akurat," paparnya melalui keterangan tertulis, Kamis (27/8/2020).
Lebih jauh dari itu, data seismik dapat membantu dalam memetakan sebaran reservoir batu pasir Formasi Talangakar, lalu reservoir carbonate di Formasi Baturaja serta dapat memvalidasi potensi di Formasi Cibulakan. Kegiatan survei ini mencatatkan lebih dari 90.000 jam kerja selamat, 0 LTI dan 0 kasus Covid-19, volume permukaan 302 km2 yang melingkupi 182 km2 full fold area dan berhasil diselesaikan dalam jangka waktu 42 hari operasi.
Novy Hendri menyampaikan, pelaksanaan survey seismik 3D lapangan X-Ray cukup kompleks karena melibatkan banyak instrumen, diantaranya 1 kapal source, 2 kapal Node Handling Vessel, 2 Acousting pinging vessel, 1 Chase boat, 1 Logistic boat, dan 2 sea truck sebagai kapal pendukung.
Tahap persiapan survei tersebut dilakukan selama 3 bulan dengan koordinasi dan komunikasi yang intensif secara daring antara Pertamina EP dan PT Elnusa. "Ini kolaborasi yang luar biasa, dilakukan 100% oleh anak bangsa yang semuanya bekerja selama 24 jam. Saya sangat mengapresiasi komitmen semua fungsi yang terlibat dalam Project ini," ucap Novy.
Novy juga menceritakan bahwa tim berhasil mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan yang ada selama pelaksanaan survei, diantaranya harus menjaga keamanan dan keselamatan operasional 4 platform utama X Ray, yaitu Xma, Xa-Xd, dan Xb, mooring buoy, gas turbin Xa process, ditambah terdapat jaringan pipa bawah permukaan yang berusia lebih dari 40 tahun.
Lebih jauh lagi Novy menerangkan bahwa persiapan yang baik, mulai dari tahapan pre-mobilisasi menjadi kunci sukses dalam membuat strategi operasi yang sistematis dan mengedepankan aspek keselamatan. Sehingga hasil survey yang didapat optimal serta diselesaikan tepat waktu.
Hal senada disampaikan Asset 3 General Manager Pertamina EP Wisnu Hindadari. Dia mengungkapkan, tantangan terberat diantaranya cuaca buruk di Laut Jawa, adanya perbaikan jalur pipa bawah laut MOL XAP-BLG, adanya platform yang memiliki gas turbin yang sangat sensitif terhadap getaran, serta kondisi pipa bawah laut yang sudah cukup berumur.
"Namun semua tantangan terselesaikan melalui kolaborasi dan koordinasi Tim Seismik dengan Tim Platform X-Ray.
Kuncinya komunikasi dua arah sehingga kolaborasi yang baik ini berjalan, dalam arti semua program kerja Tim Seismik dengan Tim Platform X-Ray selesai tepat waktu dan aman," kata Wisnu.
(Baca Juga: Pertamina EP Asset 3 Tetap Aktif Lakukan Pengeboran di Era Kebiasaan Baru)
Terpisah, Direktur Utama Pertamina EP Eko Agus Sarjono menyatakan apresiasinya atas keberhasilan dan sinergi yang baik antara Pertamina EP dan Elnusa dalam pelaksanaan survei seismic 3D X Ray Marine Nodal. Hal ini menurutnya membuktikan kemampuan Tim Pertamina EP dalam mengelola kegiatan operasional di onshore dan offshore.
Eko mengharapkan data hasil survei seismik 3D tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan dioptimalkan oleh team GGR (Geology, Geofisika dan Reservoir Engineer) Asset 3 dan kantor pusat Pertamina EP sehingga dapat segera berkontribusi positip pada penambahan cadangan dan peningkatan produksi Area X-Ray Asset 3 Pertamina EP.
"Data survey seismik 3D tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan dioptimalkan oleh Tim GGR (Geology, Geofisika dan Reservoir Engineer) Asset 3 dan kantor pusat Pertamina EP sehingga dapat segera berkontribusi positif untuk menambah cadangan dan peningkatan produksi Pertamina EP," pungkas Eko.
(fai)