Negara yang Tersisihkan, Korut Bakal Gabung BRICS Tahun Ini?

Kamis, 26 September 2024 - 12:53 WIB
loading...
Negara yang Tersisihkan,...
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) menyambut pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, pada 25 April 2019. FOTO/AP
A A A
JAKARTA - Blok BRICS terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Kabar terbaru, Korea Utara (Korut) diperkirakan akan bergabung BRICS tahun ini. Berdasarkan laporan, Korut baru-baru ini melewatkan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sebagai gantinya, mereka melakukan perjalanan ke acara BRICS, dengan para ahli menerka akan menjadi anggota ke-10 aliansi tersebut.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahunan kolektif sudah semakin dekat, kemungkinan besar akan menjadi pengumuman penting termasuk peluncuran sistem BRICS Pay dan pembicaraan mengenai peta jalan dedolarisasi.

Baca Juga: Hizbullah Miliki 200.000 Rudal, Iron Dome Bisa Kewalahan dan Kota-kota Israel Hancur

Pada 2023, blok BRICS mengundang enam negara untuk bergabung dengan mereka. Dari undangan tersebut, empat negara langsung menerima dalam upaya ekspansi pertamanya sejak 2001. Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Iran, dan Ethiopia menjadi negara-negara yang memperluas blok menjadi sembilan anggota.

Melansir dari WatcherGuru, lebih dari 30 negara telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan blok ini. Di antaranya adalah negara-negara seperti Turki, Venezuela, dan Nigeria. Sekarang, BRICS telah melihat Korea Utara mengincar tempat di aliansi tersebut tahun ini.

Negara ini dilaporkan meningkatkan upayanya untuk bergabung dengan BRICS. Mereka telah mengatur negosiasi perdagangan baru dengan Rusia awal tahun ini. Selanjutnya, mereka ingin memperkuat kolaborasi tersebut dengan masuk ke dalam aliansi ekonomi yang dipimpin oleh Moskow.

Baca Juga: BRICS Bocorkan Mata Uang Resmi Penantang Dolar AS, 40% Bertabur Emas

Namun, pada titik ini, para ahli percaya bahwa inklusi tersebut tidak mungkin terjadi. Secara khusus, karena keharusan semua keanggotaan untuk menyetujui langkah tersebut. Negara yang tersisihkan dengan rezim terisolasi tidak mungkin mendapatkan dukungan bulat seperti itu.

Terlepas dari pembicaraan ekspansi, blok ini akan memulai debut inisiatif ekonomi yang inovatif. Hal ini ditandai dengan sistem pembayaran berbasis blockchain. Kedatangan platform ini akan menjadi monumental bagi upaya perdagangan BRICS. Secara khusus, dalam menciptakan lebih banyak peluang untuk meningkatkan perdagangan mata uang lokal.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Sebut AS Merusak Perdagangan...
Sebut AS Merusak Perdagangan Bilateral, Rusia Tak Akan Pernah Minta Keringanan Sanksi
Rusia Masih Jadi Ancaman,...
Rusia Masih Jadi Ancaman, Trump Perpanjang Sanksi AS Selama 12 Bulan
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
Negara Baru BRICS Ini...
Negara Baru BRICS Ini Tolak Mata Uang Lokal untuk Transaksi Minyak, Pilih Dolar AS
Analis Sebut Kebijakan...
Analis Sebut Kebijakan Isolasionis AS Bisa Percepat Dedolarisasi
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
Hubungan Afsel dan BRICS...
Hubungan Afsel dan BRICS Makin Kuat usai Tak Lagi Dapat Bantuan AS
Rekomendasi
Legislator Partai Perindo...
Legislator Partai Perindo Lam Marganda Silaban Perjuangkan Pembangunan Infrastruktur dan Pertanian di Humbang Hasundutan
Viral Transjakarta Melaju...
Viral Transjakarta Melaju di Jalurnya Kena Tilang ETLE, Ini Penjelasan Polisi
UGM Tegaskan Jokowi...
UGM Tegaskan Jokowi Kuliah di Fakultas Kehutanan, Lulus 1985
Berita Terkini
Kadin Indonesia dan...
Kadin Indonesia dan Rusia Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi
8 jam yang lalu
Medela Potentia Resmi...
Medela Potentia Resmi Melantai di Bursa, Himpun Dana Rp685 Miliar
8 jam yang lalu
Harvard Tak Mau Tunduk...
Harvard Tak Mau Tunduk Ancaman Trump, Dana Hibah Rp37 Triliun Dicabut
9 jam yang lalu
Terus Dorong Akses Crypto...
Terus Dorong Akses Crypto untuk Semua
9 jam yang lalu
Pentingnya Biodiversity...
Pentingnya Biodiversity Credit untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
10 jam yang lalu
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
10 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved