3 Efek Jika Korut Gabung BRICS, Koalisi Blok Anti-Barat Makin Nyata
loading...
A
A
A
Keputusan untuk berpartisipasi dalam acara BRICS mencerminkan semakin eratnya hubungan Korea Utara dengan tatanan global yang dipimpin Rusia.
Cho Han-bum, peneliti senior di Institut Penyatuan Nasional Korea yang dikelola negara, mengatakan langkah-langkah ini mencerminkan strategi yang lebih luas dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Saat ini BRICS memiliki total 10 anggota setelah Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, bergabung pada tahun 2023 lalu. Sehingga bisa saja Korea Utara nanti menjadi negara yang terbuka untuk koalisinya di kelompok multinasional INI.
2. Membangun Dinamika Ekonomi dan Keamanan Baru
Meskipun acara BRICS ini tidak khusus untuk masalah keamanan, partisipasi Korea Utara sendiri mungkin merupakan langkah awal yang signifikan.
Karena Pyongyang dan Moskow, selama setahun terakhir telah mengindikasikan bahwa mereka akan bekerja sama di tingkat regional dan internasional untuk membangun dinamika keamanan baru.
Dikutip dari 38 North, Perjanjian baru DPRK-Rusia yang ditandatangani pada bulan Juni 2024 juga mencakup ketentuan tentang kerja sama kedua negara secara regional dan internasional.
Selain itu, diskusi dalam BRICS tentang pengenalan mata uang baru untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dapat menarik bagi Korea Utara, karena dapat membantu rezim tersebut menghindari sanksi ekonomi.
3. Koalisi Anti-Barat Semakin Kuat
Lim Eul-chul, pakar Korea Utara di Institut Timur Jauh Universitas Kyungnam, menyoroti hubungan Korea Utara dengan China sebagai faktor utama yang memengaruhi potensi keanggotaannya dalam blok anti-AS.
Cho Han-bum, peneliti senior di Institut Penyatuan Nasional Korea yang dikelola negara, mengatakan langkah-langkah ini mencerminkan strategi yang lebih luas dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Saat ini BRICS memiliki total 10 anggota setelah Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, bergabung pada tahun 2023 lalu. Sehingga bisa saja Korea Utara nanti menjadi negara yang terbuka untuk koalisinya di kelompok multinasional INI.
2. Membangun Dinamika Ekonomi dan Keamanan Baru
Meskipun acara BRICS ini tidak khusus untuk masalah keamanan, partisipasi Korea Utara sendiri mungkin merupakan langkah awal yang signifikan.
Karena Pyongyang dan Moskow, selama setahun terakhir telah mengindikasikan bahwa mereka akan bekerja sama di tingkat regional dan internasional untuk membangun dinamika keamanan baru.
Dikutip dari 38 North, Perjanjian baru DPRK-Rusia yang ditandatangani pada bulan Juni 2024 juga mencakup ketentuan tentang kerja sama kedua negara secara regional dan internasional.
Selain itu, diskusi dalam BRICS tentang pengenalan mata uang baru untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dapat menarik bagi Korea Utara, karena dapat membantu rezim tersebut menghindari sanksi ekonomi.
3. Koalisi Anti-Barat Semakin Kuat
Lim Eul-chul, pakar Korea Utara di Institut Timur Jauh Universitas Kyungnam, menyoroti hubungan Korea Utara dengan China sebagai faktor utama yang memengaruhi potensi keanggotaannya dalam blok anti-AS.