Mantan Perwakilan IMF Sebut Dolar Mata Uang Berbahaya, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan perwakilan Brasil di Dana Moneter Internasional (IMF) Paulo Nogueira Batista mengatakan bahwa dolar Amerika Serikat telah menjadi mata uang yang berbahaya. Sebab, Dolar bisa dijadikan senjata yang paling berbahaya jika sebuah negara menjadi musuh AS.
“Dolar adalah mata uang yang berbahaya, mari kita katakan begini, lihat apa yang terjadi pada cadangan Rusia. merujuk pada fakta bahwa aset kedaulatan Moskow senilai sekitar USD300 miliar yang disimpan di yurisdiksi Barat, dibekukan,” kata Batista dilansir dari RT, Sabtu (28/9/2024)
Batista mengakui bahwa dolar akan tetap menjadi mata uang yang sangat penting, namun penggunaan dolar sebagai senjata melawan negara-negara yang dianggap memusuhi Barat pasti akan mengurangi kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
Ia menekankan bahwa musuh utama AS sebenarnya dolar. Sebab semakin banyak negara menggunakan mata uang dolar sebagai senjata, makan semakin banyak negara untuk mencari alternatif bagi sistem keuangan Barat.
Batista pun menyoroti bahwa kepercayaan terhadap dolar sebagai mata uang cadangan global telah terus menurun, karena semakin banyak negara mencari alternatif untuk mendorong de-dolarisasi besar-besaran.
Tak hanya itu, Batista menyoroti peran IMF tidak berfungsi sebagai lembaga multilateral melainkan sebagai instrumen politik yang sebagian besar dimiliki oleh Barat dan AS. Ada metode pemaksaan yang digunakan terhadap negara-negara yang dianggap bermusuhan dengan Barat dan kepentingan AS.
Misalnya saja Ukraina, negara itu telah menerima pinjaman dalam jumlah besar tanpa program keuangan dan program ekonomi yang solid. Sementara itu, negara-negara yang kebijakannya tidak sejalan dengan Barat, tidak mendapatkan akses ke dana tersebut, contohnya adalah negara Serbia.
“Dolar adalah mata uang yang berbahaya, mari kita katakan begini, lihat apa yang terjadi pada cadangan Rusia. merujuk pada fakta bahwa aset kedaulatan Moskow senilai sekitar USD300 miliar yang disimpan di yurisdiksi Barat, dibekukan,” kata Batista dilansir dari RT, Sabtu (28/9/2024)
Batista mengakui bahwa dolar akan tetap menjadi mata uang yang sangat penting, namun penggunaan dolar sebagai senjata melawan negara-negara yang dianggap memusuhi Barat pasti akan mengurangi kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
Ia menekankan bahwa musuh utama AS sebenarnya dolar. Sebab semakin banyak negara menggunakan mata uang dolar sebagai senjata, makan semakin banyak negara untuk mencari alternatif bagi sistem keuangan Barat.
Batista pun menyoroti bahwa kepercayaan terhadap dolar sebagai mata uang cadangan global telah terus menurun, karena semakin banyak negara mencari alternatif untuk mendorong de-dolarisasi besar-besaran.
Tak hanya itu, Batista menyoroti peran IMF tidak berfungsi sebagai lembaga multilateral melainkan sebagai instrumen politik yang sebagian besar dimiliki oleh Barat dan AS. Ada metode pemaksaan yang digunakan terhadap negara-negara yang dianggap bermusuhan dengan Barat dan kepentingan AS.
Misalnya saja Ukraina, negara itu telah menerima pinjaman dalam jumlah besar tanpa program keuangan dan program ekonomi yang solid. Sementara itu, negara-negara yang kebijakannya tidak sejalan dengan Barat, tidak mendapatkan akses ke dana tersebut, contohnya adalah negara Serbia.
(fch)