Mampukah Australia Menggerus Dominasi China di Pasar Lithium Global?

Minggu, 29 September 2024 - 23:59 WIB
loading...
A A A
Mengingat perbedaan harga itu, tidak mengherankan perusahaan pertambangan Australia bergerak membangun kilang lithium mereka sendiri, alih-alih hanya mengekspor hampir semua spodumene, seperti yang terjadi saat ini. Pada 2022-2023, 98% diekspor sebagai konsentrat spodumene.

Lithium olahan pertama yang diproduksi secara komersial di Australia terjadi pada tahun 2022, ketika IGO yang berbasis di Perth mengumumkan bahwa mereka membuat lithium hidroksida kelas baterai di Kilang Kwinana di Australia Barat.

Perusahaan ini memiliki fasilitas bersama dengan perusahaan China Tianqi Lithium. Sementara itu penambang Australia lainnya, Covalent Lithium, sedang membangun kilang lithiumnya sendiri di Australia Barat. Dan Albemarle memiliki kilangnya, meskipun saat ini mengurangi produksinya.

Beberapa menyambut baik pengembangan penyulingan lithium di Australia, dengan mengatakan itu akan membantu mengurangi dominasi China di pasar global untuk logam tersebut. China saat ini menyumbang 60% dari semua penyulingan lithium.

Namun, Kingsley Jones mengatakan, bahwa Australia perlu lebih terbuka untuk merangkul investasi China di sektor litium. Dia menunjukkan bahwa pemerintah Australia, dalam pandangannya, "dalam mengadopsi strategi, kami pikir tidak bijaksana, untuk memilih investasi dari negara-negara selain China" di sektor lithium dalam beberapa tahun terakhir.

Ini terjadi ketika hubungan antara kedua negara telah mendingin sejak 2020. Tahun lalu, Canberra bahkan memblokir penjualan penambang lithium Australia ke perusahaan China.

Pemerintah mengatakan pada saat itu bahwa mereka hanya mengikuti saran dari Dewan Peninjau Investasi Asing negara itu.
Jones menambahkan: "Ini adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana menembak diri Anda sendiri sebagai produser. Anda menyuruh pembeli terbesar untuk pergi. Jadi, mereka melakukannya."

Karena Australia bertekad lebih dari penyulingan lithium, para ilmuwan pemerintah terus meneliti cara untuk melakukannya dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Sebuah kode yang jika dipecahkan, dapat menjadikan negara ini menjadi salah satu produsen logam paling hijau. Saat ini prosesnya dengan melepaskan banyak gas klorin beracun.

"Hanya ada satu metode industri, dan memiliki beberapa kekurangan," kata Dongmei Liu, seorang ilmuwan riset di badan sains nasional Australia, CSIRO.

"Prosesnya sangat mahal dan tidak terlalu efisien. Yang terpenting, ia juga menghasilkan gas klorin. Ini memiliki masalah lingkungan yang parah," bebernya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Abaikan Soal Sanksi...
Abaikan Soal Sanksi Rusia, AS Desak G7 Lebih Galak ke China
Perang Dagang Meluas,...
Perang Dagang Meluas, China-Kanada Saling Tampar Tarif Impor
China Pasang Target...
China Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 5% di Tengah Hantaman Tarif Trump
Perang Dagang China...
Perang Dagang China dan AS Makin Panas, Beijing Terapkan Tarif 15%
Pasar Keuangan Kena...
Pasar Keuangan Kena Hantam, Rupiah Terjungkal ke Rp16.500
AS Kembali Tabuh Genderang...
AS Kembali Tabuh Genderang Perang ke China, Tak Segan Beri Hukuman Ini
AS Tendang China Jadi...
AS Tendang China Jadi Mitra Dagang Terbesar Jerman
Penghinaan AS Terhadap...
Penghinaan AS Terhadap G20 Afrika Selatan Bisa Jadi Hadiah bagi Negara-negara BRICS
Harga Minyak Timur Tengah...
Harga Minyak Timur Tengah Mendidih, China Borong dari Brasil dan Afrika
Rekomendasi
Kapal Kargo dan Tanker...
Kapal Kargo dan Tanker Minyak Sewaan Militer AS Tabrakan, 32 Luka, 1 Hilang
Kisah Mengerikan Prajurit...
Kisah Mengerikan Prajurit Kopassus Tak Berdaya Ditembaki Tropas saat Terjun dari Pesawat di Timtim
Wasit Yordania Adham...
Wasit Yordania Adham Makhadmeh Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Australia
Berita Terkini
Vietnam Bakal Bangun...
Vietnam Bakal Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia, Rosan: Mereka Sangat Serius
34 menit yang lalu
Pengangguran di Singapura...
Pengangguran di Singapura Bakal Dapat Gaji Rp74 Juta per Bulan, Termasuk Korban PHK
1 jam yang lalu
Identitas Baru Tiga...
Identitas Baru Tiga Dekade Lippo Mall Cikarang, Tampil Lebih Modern
9 jam yang lalu
Sistem Coretax Dikeluhkan...
Sistem Coretax Dikeluhkan Pengusaha: Usul Masa Transisi hingga 2026
9 jam yang lalu
Dukung Swasembada Energi,...
Dukung Swasembada Energi, PGN Kebut Proyek-Proyek Strategis
10 jam yang lalu
Tingkatkan Cadangan...
Tingkatkan Cadangan Migas, Pertamina Eksplorasi di Laut Natuna
11 jam yang lalu
Infografis
Sembilan Peristiwa Penting...
Sembilan Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Ramadan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved