Buang Dolar AS, 90% Perdagangan Rusia-India Pakai Mata Uang Nasional dan Alternatif
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Penggunaan mata uang nasional dan alternatif dalam perdagangan antara Rusia dan India tercatat sudah mencapai hampir 90%. Hal ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia, Denis Manturov di New Delhi.
Selama lima tahun terakhir, perdagangan bilateral antara kedua negara sudah tumbuh lebih dari lima kali lipat, yang menjadikan India mitra dagang terbesar kedua Moskow.
Manturov mengunjungi India untuk memimpin pertemuan ke-25 Komisi Antarpemerintah Rusia-India untuk membahas Perdagangan, Ekonomi, Ilmiah, Teknis, dan Kerjasama Budaya, bersama dengan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar.
Membahas topik pembayaran lintas batas, wakil perdana menteri Rusia menekankan, bahwa masalah ini sedang dipantau secara ketat. Perdagangan bilateral telah terpengaruh sejak 2022, ketika Rusia terkena sanksi Barat yang dipimpin AS.
Selain itu terputusnya bank Rusia dari SWIFT, Visa, dan MasterCard , mendorong Rusia dan mitra dagang utamanya untuk menggunakan mekanisme alternatif dalam menyelesaikan perdagangan.
"Pangsa mata uang nasional dan alternatif dalam perdagangan bilateral terus tumbuh dan sudah mencapai 90%. Kami percaya perlu untuk terus bekerja memperluas hubungan antara bank-bank Rusia dan India," kata Manturov.
Sambil memuji kerja sama perdagangan dan ekonomi yang terus berkembang sehingga "mendapat manfaat dari kepercayaan yang dibangun" selama bertahun-tahun, namun kedua belah pihak mengakui ada masalah tertentu yang masih belum terselesaikan.
Ini termasuk ketidakseimbangan perdagangan yang besar yang didorong oleh peningkatan pesat India dalam pembelian minyak mentah dari Rusia. Tercatat impor dari Rusia tahun lalu mencapai USD61,1 miliar, sedangkan ekspor ke India hanya USD4,2 miliar.
Kedua negara telah menyetujui langkah-langkah untuk mendiversifikasi kerja sama ekonomi dan menangani ketidakseimbangan perdagangan
"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa perdagangan lebih seimbang, yang akan membutuhkan penanganan dan melakukan upaya fasilitatif," kata Jaishankar pada hari Selasa.
Pada saat yang sama, dia mencatat pentingnya Rusia sebagai pemasok minyak mentah, batu bara, uranium, dan pupuk yang bisa diandalkan ke India, untuk memastikan ketahanan energi dan pangannya. Manturov juga menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan.
"Kami telah meningkatkan ekspor pertanian ke India, terutama bunga matahari dan minyak kedelai. Rusia, selain membeli produk kompleks agroindustri dari India, juga mengimpor peralatan industri, komponen, obat-obatan farmasi, dan zat," kata menteri Rusia.
Dia menyatakan bahwa Moskow "sangat berkomitmen" untuk menandatangani pakta perdagangan antara India dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), serta perjanjian bilateral tentang perlindungan investasi. "Ini sepenuhnya memenuhi kebutuhan komunitas bisnis kami," bebernya.
Selama lima tahun terakhir, perdagangan bilateral antara kedua negara sudah tumbuh lebih dari lima kali lipat, yang menjadikan India mitra dagang terbesar kedua Moskow.
Manturov mengunjungi India untuk memimpin pertemuan ke-25 Komisi Antarpemerintah Rusia-India untuk membahas Perdagangan, Ekonomi, Ilmiah, Teknis, dan Kerjasama Budaya, bersama dengan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar.
Membahas topik pembayaran lintas batas, wakil perdana menteri Rusia menekankan, bahwa masalah ini sedang dipantau secara ketat. Perdagangan bilateral telah terpengaruh sejak 2022, ketika Rusia terkena sanksi Barat yang dipimpin AS.
Selain itu terputusnya bank Rusia dari SWIFT, Visa, dan MasterCard , mendorong Rusia dan mitra dagang utamanya untuk menggunakan mekanisme alternatif dalam menyelesaikan perdagangan.
"Pangsa mata uang nasional dan alternatif dalam perdagangan bilateral terus tumbuh dan sudah mencapai 90%. Kami percaya perlu untuk terus bekerja memperluas hubungan antara bank-bank Rusia dan India," kata Manturov.
Sambil memuji kerja sama perdagangan dan ekonomi yang terus berkembang sehingga "mendapat manfaat dari kepercayaan yang dibangun" selama bertahun-tahun, namun kedua belah pihak mengakui ada masalah tertentu yang masih belum terselesaikan.
Ini termasuk ketidakseimbangan perdagangan yang besar yang didorong oleh peningkatan pesat India dalam pembelian minyak mentah dari Rusia. Tercatat impor dari Rusia tahun lalu mencapai USD61,1 miliar, sedangkan ekspor ke India hanya USD4,2 miliar.
Kedua negara telah menyetujui langkah-langkah untuk mendiversifikasi kerja sama ekonomi dan menangani ketidakseimbangan perdagangan
"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa perdagangan lebih seimbang, yang akan membutuhkan penanganan dan melakukan upaya fasilitatif," kata Jaishankar pada hari Selasa.
Pada saat yang sama, dia mencatat pentingnya Rusia sebagai pemasok minyak mentah, batu bara, uranium, dan pupuk yang bisa diandalkan ke India, untuk memastikan ketahanan energi dan pangannya. Manturov juga menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan.
"Kami telah meningkatkan ekspor pertanian ke India, terutama bunga matahari dan minyak kedelai. Rusia, selain membeli produk kompleks agroindustri dari India, juga mengimpor peralatan industri, komponen, obat-obatan farmasi, dan zat," kata menteri Rusia.
Dia menyatakan bahwa Moskow "sangat berkomitmen" untuk menandatangani pakta perdagangan antara India dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), serta perjanjian bilateral tentang perlindungan investasi. "Ini sepenuhnya memenuhi kebutuhan komunitas bisnis kami," bebernya.
(akr)