Tarif Baru Trump untuk China, Peluang Emas bagi Asia Tenggara

Rabu, 20 November 2024 - 11:20 WIB
loading...
Tarif Baru Trump untuk...
Gelombang baru tarif AS untuk impor China akan mengalihkan lebih banyak manufaktur negara tersebut ke Asia Tenggara. FOTO/AP
A A A
JAKARTA - Gelombang baru tarif Amerika Serikat (AS) untuk impor China akan mengalihkan lebih banyak manufaktur negara tersebut ke Asia Tenggara. Sebuah keuntungan bagi subkawasan ini pada awalnya, tetapi jika presiden terpilih Donald Trump juga menargetkan barang-barang China yang disalurkan melalui negara-negara seperti Thailand atau Vietnam, para analis mengatakan, akan ada konsekuensi yang lebih luas.

Janji kampanye Trump untuk memberlakukan tarif setidaknya 60% pada barang-barang dari negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini secara alamiah akan mendorong lebih banyak lagi produsen-produsen China ke beberapa bagian Asia Tenggara, demikian menurut sumber-sumber industri. Di sana, mereka dapat mengirimkan barang dagangan mereka ke pasar Amerika yang menguntungkan tanpa tarif tersebut.



Proses reshoring tersebut dimulai pada masa jabatan pertama Trump, dari tahun 2017 hingga 2021, ketika tarif AS terhadap China naik hingga 25%. Vietnam, pusat pabrik yang telah menarik investor Asia lainnya karena tenaga kerja murah dan infrastrukturnya yang berkembang pesat, merasakan manfaatnya dengan cepat.

Investasi langsung China di Vietnam menduduki peringkat teratas dalam hal pangsa proyek baru, dengan 29,7% dari total proyek yang tercatat dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Sementara, Thailand, yang telah menetapkan tujuan untuk membuat kendaraan listrik (EV) sebesar 30% dari produksi otomotifnya pada 2030 telah menyambut baik para investor China beberapa di antaranya termasuk merek-merek EV top dunia.

Setidaknya setengah dari produk anak-anak dan kebutuhan sehari-hari yang saat ini dibebaskan dari tarif mungkin akan dikenakan bea masuk setelah Trump menjabat pada bulan Januari, kata Liu Kaiming, pendiri Institute of Contemporary Observation.

"Hal ini akan menyebabkan gelombang baru perusahaan-perusahaan China mengalihkan kapasitas produksi dan operasi mereka ke Asia Tenggara, terutama Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Indonesia," kata Liu, dilansir dari SCMP, Rabu (20/11/2024).

Lembaganya bekerja sama dengan merek-merek global untuk mengawasi kondisi rantai pasokan di ratusan pabrik. Semakin banyak perusahaan berinvestasi di Asia Tenggara dan pada dasarnya melokalisasi modal China di sana, kata Dato' Ong Chong Yi, direktur eksekutif Kaukus Inisiatif Sabuk dan Jalan untuk Asia Pasifik, dalam sebuah acara pada hari Jumat di Guangzhou.

Investasi langsung China di blok 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) mencapai sekitar USD25,12 miliar tahun lalu, naik 34,7% dari tahun 2022, kata konsultan bisnis Dezan Shira & Associates. Namun Trump diperkirakan akan menentang penggunaan negara ketiga untuk memotong tarif.



Pemerintahan pertamanya meningkatkan tekanan terhadap Vietnam pada t2019 dan 2020, tetapi tidak mengambil tindakan. Selama kampanye pemilihannya kembali tahun ini, Trump mengancam tarif 25% di Meksiko, simpul transshipment populer lainnya untuk China.

"Upaya Trump untuk memangkas defisit perdagangan AS dengan China akan kemungkinan besar akan meluas ke negara-negara yang telah diuntungkan oleh pengalihan perdagangan China," ujar Harry Murphy Cruise, seorang ekonom dari Moody's Analytics.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1185 seconds (0.1#10.140)