Bioskop Ditutup, Manoj Punjabi: Rugi, Banyak Film Tunda Tayang!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bioskop-bioskop di Indonesia rencananya akan dibuka secara bertahap mulai bulan September 2020. Dari 3 operator terbesar saja, terdapat sebanyak 288 bioskop , antara lain Cinema XXI 186 bioskop, CGV 54 bioskop, dan Cinepolis 48 bioskop. Pembukaan bioskop secara bertahap ini, menjadi angin segar bagi para pelaku industri perfilman tanah air.
"Penutupan bulan Maret lalu berdampak sekali pada industri perfilman kita, tadinya saya pikir pembukaan akan lebih lama, tapi ternyata September. Memang sudah saatnya dibuka," ujar Direktur PT MD Pictures Tbk. Manoj Punjabi dalam acara Market Review IDX Channel Live di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Dia mengatakan, tutupnya bioskop berdampak bagi produksi film-film dan penundaan jadwal tayang. "Ada 4 judul yang masih pending tayangnya di layar lebar," terang Manoj. Dia tidak menyangkal apabila revenue perfilman menurun apabila bioskop tak kunjung dibuka. Namun dengan dibukanya bioskop dengan protokol kesehatan maka industri film akan terselamatkan. "Kalau pembatasan okupansi nya sekitar 40-50%, kalau film besar, dia bisa memakai lebih dari 1 layar studio, bahkan bisa 4. Seandainya ini diterapkan, ruginya mereka hanya 1-2%, tapi yang memang berpotensi merugi adalah film-film kecil," ungkap Manoj.
Menurut dia, yang sebenarnya merugi justru pihak bioskop karena keterbatasan okupansi mengikuti protokol Covid-19. "Penonton itu, kalau ada minat, ya pasti nonton. Jadi di sini, bioskop mungkin akan memainkan semua film dulu, tapi secara bertahap mereka akan selektif dalam memilih judul, kita kan nggak tau film mana yang akan jadi besar," tambah Manoj. Meski demikian, Manoj menegaskan agar protokol kesehatan di bioskop diterapkan dengan sangat ketat. "Saya yakin, 2021 nanti prospek industri perfilman akan tumbuh positif," pungkas dia.
"Penutupan bulan Maret lalu berdampak sekali pada industri perfilman kita, tadinya saya pikir pembukaan akan lebih lama, tapi ternyata September. Memang sudah saatnya dibuka," ujar Direktur PT MD Pictures Tbk. Manoj Punjabi dalam acara Market Review IDX Channel Live di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Dia mengatakan, tutupnya bioskop berdampak bagi produksi film-film dan penundaan jadwal tayang. "Ada 4 judul yang masih pending tayangnya di layar lebar," terang Manoj. Dia tidak menyangkal apabila revenue perfilman menurun apabila bioskop tak kunjung dibuka. Namun dengan dibukanya bioskop dengan protokol kesehatan maka industri film akan terselamatkan. "Kalau pembatasan okupansi nya sekitar 40-50%, kalau film besar, dia bisa memakai lebih dari 1 layar studio, bahkan bisa 4. Seandainya ini diterapkan, ruginya mereka hanya 1-2%, tapi yang memang berpotensi merugi adalah film-film kecil," ungkap Manoj.
Menurut dia, yang sebenarnya merugi justru pihak bioskop karena keterbatasan okupansi mengikuti protokol Covid-19. "Penonton itu, kalau ada minat, ya pasti nonton. Jadi di sini, bioskop mungkin akan memainkan semua film dulu, tapi secara bertahap mereka akan selektif dalam memilih judul, kita kan nggak tau film mana yang akan jadi besar," tambah Manoj. Meski demikian, Manoj menegaskan agar protokol kesehatan di bioskop diterapkan dengan sangat ketat. "Saya yakin, 2021 nanti prospek industri perfilman akan tumbuh positif," pungkas dia.
(nng)