Mengukur Peran Transformasi Digital dalam Mengejar Pertumbuhan Ekonomi 8%
loading...
A
A
A
“Kali ini harus konsisten di angka sekitar 8% setiap tahunnya. Untuk mencapai target ini tidak mudah dan kita harus berjuang. Tapi, apabila kita masih terus menjaga pertumbuhan ekonomi 8%, maka kita bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 7 bahkan nomor 5 di dunia,” ungkap Bonifasius.
Dalam konteks tersebut, kata dia, teknologi digital menjadi peranan strategis sekaligus menjadi key enabler pertumbuhan berbaagai sektor. Oleh sebab itu, dirinya mengimbau agar berbagai pihak saling bersinergi serta berkolaborasi untuk mencapai hal tersebut.
“Tidak boleh berhenti berinovasi, perjalanan menuju 8% itu memang tidak mudah. Tapi jangan berhenti berinovasi dan berkolaborasi,” tegasnya.
Bonifasius pun merinci beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia untuk mewujudkan target tersebut mulai dari kesenjangan infrastruktur digital, disrupsi teknologi yang memengaruhi sektor tradisional, isu teknologi data dan keamanan siber, hingga permasalahan kedaulatan digital dan dampaknya yang berimbas pada sosio kultural masyarakat.“Isu tersebut harus kita hadapi secara seksama,” tutur Boni.
Menurut Boni, ada upaya untuk mengoptimalisasi transformasi digital di Indonesia. Pihak-pihak yang berkepentingan harus terintegrasi, kolaborasi dan secara terarah menyelesaikan tiga aspek fundamental.
Pertama, konektivitas digital yang merata. Hal ini dikarenakan luasnya wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga harus menjangkau seluruh wilayah secara merata. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang digital.
“Tapi untuk menjadikan kesuksesan sebuah iklim digital, digital talent tidak hanya disupport oleh aspek-aspek sisi digital saja. Faktor ekonomi, hukum, bahkan design art itu menentukan,” kata dia.
Dan terakhir, dia mengimbau adanya penguatan kolaborasi antar lintas pemangku kepentingan atau stakeholder terkait.Sebagai informasi, pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo telah menetapkan ekonomi digital sebagai prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Langkah-langkah antisipatif ini tidak hanya akan memperkuat daya saing Indonesia di kawasan ASEAN, tetapi juga memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Dalam konteks tersebut, kata dia, teknologi digital menjadi peranan strategis sekaligus menjadi key enabler pertumbuhan berbaagai sektor. Oleh sebab itu, dirinya mengimbau agar berbagai pihak saling bersinergi serta berkolaborasi untuk mencapai hal tersebut.
“Tidak boleh berhenti berinovasi, perjalanan menuju 8% itu memang tidak mudah. Tapi jangan berhenti berinovasi dan berkolaborasi,” tegasnya.
Bonifasius pun merinci beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia untuk mewujudkan target tersebut mulai dari kesenjangan infrastruktur digital, disrupsi teknologi yang memengaruhi sektor tradisional, isu teknologi data dan keamanan siber, hingga permasalahan kedaulatan digital dan dampaknya yang berimbas pada sosio kultural masyarakat.“Isu tersebut harus kita hadapi secara seksama,” tutur Boni.
Menurut Boni, ada upaya untuk mengoptimalisasi transformasi digital di Indonesia. Pihak-pihak yang berkepentingan harus terintegrasi, kolaborasi dan secara terarah menyelesaikan tiga aspek fundamental.
Pertama, konektivitas digital yang merata. Hal ini dikarenakan luasnya wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga harus menjangkau seluruh wilayah secara merata. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang digital.
“Tapi untuk menjadikan kesuksesan sebuah iklim digital, digital talent tidak hanya disupport oleh aspek-aspek sisi digital saja. Faktor ekonomi, hukum, bahkan design art itu menentukan,” kata dia.
Dan terakhir, dia mengimbau adanya penguatan kolaborasi antar lintas pemangku kepentingan atau stakeholder terkait.Sebagai informasi, pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo telah menetapkan ekonomi digital sebagai prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Langkah-langkah antisipatif ini tidak hanya akan memperkuat daya saing Indonesia di kawasan ASEAN, tetapi juga memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.