Dunia Banjir Barang-barang China, Surplus Perdagangan Tiongkok Nyaris Tembus USD1 Triliun

Rabu, 15 Januari 2025 - 07:42 WIB
loading...
A A A
Pada saat yang sama, impor barang-barang pabrik di China mengalami perlembatan. Negara ini mengejar kemandirian nasional selama dua dekade terakhir, terutama melalui kebijakan Made in China 2025, di mana Beijing menjanjikan USD300 miliar untuk mempromosikan manufaktur maju.

China telah berubah dari pengimpor mobil menjadi eksportir mobil terbesar di dunia, melampaui Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan Jerman. Sebuah perusahaan milik negara Cina telah mulai membuat pesawat jet komersial lorong tunggal, dalam upaya untuk menggantikan pesawat jet Airbus dan Boeing suatu hari nanti. Perusahaan-perusahaan Cina memproduksi hampir semua panel surya di dunia.

Ekspor China meningkat pesat karena ekonomi domestiknya sedang menderita. Surplus perdagangan telah mengimbangi beberapa kerugian dari kejatuhan pasar perumahan yang telah melukai bisnis dan konsumen.

Jutaan pekerja konstruksi telah kehilangan pekerjaan mereka, sementara kelas menengah China telah kehilangan banyak tabungannya. Hal ini menyebabkan banyak keluarga enggan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli barang dan jasa impor maupun domestik.

Pembangunan pabrik-pabrik China yang berlebihan telah mulai merugikan banyak perusahaan China, yang menghadapi penurunan harga, kerugian besar, dan bahkan gagal bayar pinjaman. Reaksi terhadap ketidakseimbangan perdagangan Tiongkok datang dari negara-negara industri dan negara berkembang. Pemerintah khawatir akan penutupan pabrik dan hilangnya pekerjaan di sektor manufaktur yang tidak dapat bersaing dengan harga murah dari Tiongkok.

Uni Eropa dan AS menaikkan tarif tahun lalu untuk mobil-mobil dari China. Namun, beberapa hambatan terbesar terhadap ekspor RRT telah dilakukan oleh negara-negara yang kurang makmur dengan sektor manufaktur berpenghasilan menengah, seperti Brasil, Turki, India, dan Indonesia. Negara-negara ini telah berada di puncak industrialisasi namun khawatir bahwa hal itu bisa saja hilang.

Volume ekspor China telah meningkat lebih dari 12% per tahun. Nilai dolar dari ekspornya telah tumbuh setengah dari laju tersebut, karena harga-harga anjlok karena perusahaan-perusahaan Tiongkok memproduksi lebih banyak barang daripada yang siap dibeli oleh para pembeli asing.



Pemerintahan Biden, yang melanjutkan masa jabatan pertama Trump, telah memimpin apa yang telah menjadi kritik bipartisan bahwa Beijing menggunakan kontrolnya atas bank-bank milik negara China untuk berinvestasi secara berlebihan dalam kapasitas pabrik.

Pinjaman bersih bank-bank tersebut kepada industri adalah USD83 miliar pada tahun 2019, sebelum pandemi. Angka tersebut meningkat menjadi USD670 miliar pada tahun 2023, meskipun lajunya agak melambat dalam sembilan bulan pertama tahun lalu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Sampoerna Catatkan Nilai...
Sampoerna Catatkan Nilai Ekspor IQOS-TEREA Rp829 Miliar di 2024
AS Kenakan Tarif Impor...
AS Kenakan Tarif Impor 25%, HIMKI Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
Warga Kanada Boikot...
Warga Kanada Boikot Liburan ke AS, Ekonomi Amerika Bisa Tekor Rp33 Triliun
Trump Ancam Tarif 25%...
Trump Ancam Tarif 25% bagi Negara Pengimpor Minyak dari Venezuela
Harta Karun Senilai...
Harta Karun Senilai Rp9.000 Triliun Ditemukan di Dasar Danau Ini, Bisa Ubah Masa Depan Dunia
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Kemendag: Ekonomi Kreatif...
Kemendag: Ekonomi Kreatif Punya Potensi Besar untuk Ekspor
China Setop Impor LNG...
China Setop Impor LNG AS Gegara Tarif Trump, Geser ke Sumber Alternatif
Rekomendasi
Bayi Diberi Terapi Gen...
Bayi Diberi Terapi Gen Baru demi Penelitian Inovatif
Serap Aspirasi Warga,...
Serap Aspirasi Warga, Ditreskrimum Polda Metro Jaya Blusukan ke Slum Area
4 Alasan Neokolonialisme...
4 Alasan Neokolonialisme Barat di Afrika Hancur, Salah Satunya Membeli Uranium dengan Harga Murah
Berita Terkini
Cetak Laba Bersih Rp582...
Cetak Laba Bersih Rp582 M di 2024, MPMX Komit Tumbuh Berkelanjutan
7 jam yang lalu
Menakar Penyebab Wajib...
Menakar Penyebab Wajib Pajak Kerap Ragu Lapor SPT
7 jam yang lalu
Serapan Gabah Dihentikan,...
Serapan Gabah Dihentikan, Mentan Amran Copot Kepala Bulog Nganjuk
8 jam yang lalu
Peran Surveyor Indonesia...
Peran Surveyor Indonesia Menjaga Keselamatan dan Konektivitas Mudik 2025
8 jam yang lalu
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
9 jam yang lalu
OJK Anugerahkan BSI...
OJK Anugerahkan BSI 3 Penghargaan GERAK Syariah Award
9 jam yang lalu
Infografis
4 Miliarder Termuda...
4 Miliarder Termuda Dunia, Usia 20 Tahun Punya Harta Rp82 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved