UMKM di Pedesaan Didorong Lebih Berperan dalam Pemulihan Ekonomi

Rabu, 02 September 2020 - 21:30 WIB
loading...
UMKM di Pedesaan Didorong Lebih Berperan dalam Pemulihan Ekonomi
UMKM di Pedesaan Didorong Lebih Berperan dalam Pemulihan Ekonomi. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pedesaan khususnya yang berada di area gambut bisa menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha, Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satria berharap, nantinya UMKM yang tumbuh di area sekitar gambut dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional sehingga tidak jatuh ke area resesi. Selain itu, Eddy mengajak UMKM untuk bergabung ke platform digital agar memudahkan pemasaran.

"Sektor perikanan, peternakan, wisata, dan ekonomi kreatif bisa dikembangkan di area lahan gambut melalui BUMDes dan koperasi," kata Eddy dalam webinar ‘Nasional Peluang dan Tantangan Kelembagaan Ekonomi Dalam Mendukung Pembangunan Perdesaan Gambut’ di Jakarta, Selasa(1/9/2020).



Salah satu BUMDes yang sukses mendapat pendampingan yaitu BUMDes Wiraguna dari Desa Ganesha Mukti, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pembina Bumdes Wiraguna, Tuwon mengatakan, telah mengembangkan berbagai potensi unggulan desa, misalnya produk pertanian dan kerajinan. "Beras kami sudah dijual hingga Bangka Belitung," kata dia.

Sementara itu, dari sektor kerajinan, ada kerajinan tangan dari tempurung kelapa dan bambu. Kerajinan tangan ini dikerjakan para pemuda di Desa Ganesha Mukti. Selain itu, BUMDes Wiraguna juga menjadi agen keuangan BRILink. Langkah ini, kata Tuwon, untuk memudahkan proses transfer dan pencairan dana.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki 22,5 juta hektare area gambut. Kebakaran lahan gambut memang masih menjadi isu penting. Meski begitu, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, mengatakan upaya pencegahan yang efektif antara kementerian, lembaga, masyarakat, dan swasta, itu membuahkan hasil. Pada tahun ini, terjadi penurunan kebakaranan hutan.

"Hingga Agustus 2020 tingkat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia berkurang jauh pada 2019, luasan hotspot juga berkurang empat kali lipat dari tahun sebelumnya," kata Nazir.

Nazir mengatakan, dibandingkan dengan kebakaran lahan di negara lain, Indonesia cukup berhasil. Dia menyebut, hingga Agustus 2020 di Brazil terdapat 1,5 juta hektare lahan yang terbakar dan di Amerika Serikat ada 700 ribu hektare. "Sementara Australia hingga Mei 2020 terdapat 18,6 juta hektare," kata dia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)