BBM Rendah Sulfur Dukung Kualitas Udara Menjadi Lebih Baik
loading...
A
A
A
Saat ini, yang bisa memproduksi BBM dengan standar Euro-4 baru kilang di Balikpapan. Kilang Balongan yang memproduksi BBM dengan emisi 10 ppm kapasitasnya masih sedikit.
Tantangan lain, kata Julius, saat ini belum terlihat lagi political will yang mendorong peningkatan kualitas BBM. "Setelah Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi-red), belum ada lagi yang membahasan. Pembahasan kualitas BBM hilang," kata dia.
Peluang dari impor
Menurut Julius, lantaran saat ini Indonesia masih mengimpor BBM, Indonesia bisa mengambil peluang dalam jangka pendek. Alih-alih mengimpor BBM yang belum memenuhi standar Euro-4, sebaiknya Indonesia mengimpor BBM dengan kualitas lebih baik. Julius mengatakan harga pasar harga BBM Euro-4 dan Euro-2 tidak berbeda jauh hanya selisih Rp 200.
"Lebih baik menambah sedikit biaya tapi kita bisa melakukan impor dengan kualitas yang lebih bagus," kata dia.
Sementara, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan masalah utama polusi di Indonesia adalah belum tersedianya BBM bersih. Hal ini juga mengganggu adopsi kendaraan ramah lingkungan.
Dia mengatakan adopsi Euro-4 tidak boleh ditunda-tunda lagi. Sebab, selain berdampak terhadap polusi udara juga berdampak pada daya saing Indonesia. Penanganan masalah emisi ini pun sudah menjadi hambatan perdagangan.
Dia mengatakan hal penting untuk menodorng adopsi BBM bersih adalah pemerintah yang perlu merekonstruksi harga BBM. Di Indonesia, harga pokok penjualan BBM lebih mahal meski kualitasnya lebih buruk dibandingkan negara-negara lain. Dia mencontohkan, Australia dan Malaysia bisa memiliki HPP BBM yang lebih rendah namun kualitas yang lebih baik. "Pemerintah harus transparan dalam penerapan HPP," ucap dia.
Tantangan lain, kata Julius, saat ini belum terlihat lagi political will yang mendorong peningkatan kualitas BBM. "Setelah Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi-red), belum ada lagi yang membahasan. Pembahasan kualitas BBM hilang," kata dia.
Peluang dari impor
Menurut Julius, lantaran saat ini Indonesia masih mengimpor BBM, Indonesia bisa mengambil peluang dalam jangka pendek. Alih-alih mengimpor BBM yang belum memenuhi standar Euro-4, sebaiknya Indonesia mengimpor BBM dengan kualitas lebih baik. Julius mengatakan harga pasar harga BBM Euro-4 dan Euro-2 tidak berbeda jauh hanya selisih Rp 200.
"Lebih baik menambah sedikit biaya tapi kita bisa melakukan impor dengan kualitas yang lebih bagus," kata dia.
Sementara, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan masalah utama polusi di Indonesia adalah belum tersedianya BBM bersih. Hal ini juga mengganggu adopsi kendaraan ramah lingkungan.
Dia mengatakan adopsi Euro-4 tidak boleh ditunda-tunda lagi. Sebab, selain berdampak terhadap polusi udara juga berdampak pada daya saing Indonesia. Penanganan masalah emisi ini pun sudah menjadi hambatan perdagangan.
Dia mengatakan hal penting untuk menodorng adopsi BBM bersih adalah pemerintah yang perlu merekonstruksi harga BBM. Di Indonesia, harga pokok penjualan BBM lebih mahal meski kualitasnya lebih buruk dibandingkan negara-negara lain. Dia mencontohkan, Australia dan Malaysia bisa memiliki HPP BBM yang lebih rendah namun kualitas yang lebih baik. "Pemerintah harus transparan dalam penerapan HPP," ucap dia.
Lihat Juga :