Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun

Kamis, 27 Maret 2025 - 14:27 WIB
loading...
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia menuntut ganti rugi USD1,6 miliar atau setara Rp26,3 triliun dari raksasa energi Inggris terkait usaha patungan LNG Sakhalin-2 yang dihentikan pada tahun 2022. Foto/Dok RT
A A A
JAKARTA - Rusia menuntut ganti rugi USD1,6 miliar atau setara Rp26,3 triliun (kurs Rp16.495 per USD) dari raksasa energi Inggris, Shell terkait gagalnya usaha patungan keduanya. Hal ini terungkap dalam laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada, Selasa (25/3).

Shell mundur dari proyek gas alam cair (LNG) Sakhalin-2, yaitu pengembangan minyak dan gas utama di Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia, pada tahun 2022. Hal itu efek dari eskalasi konflik Ukraina dan sanksi Barat berikutnya terhadap Moskow.



Akibatnya kantor Kejaksaan Agung Rusia mengambil tindakan hukum terhadap delapan unit grup Shell di bulan Oktober lalu, meskipun tidak ada rincian klaim yang dipublikasikan pada saat itu. Gazprom Export, Kementerian Energi Rusia, pemerintah Wilayah Sakhalin, serta perusahaan Sakhalin Energy Investment dan Sakhalin Energy disebutkan sebagai pihak dalam klaim tersebut.

Menurut raksasa energi yang berbasis di London, Rusia sedang mencari deklarasi bahwa Shell secara ilegal meninggalkan dukungannya untuk proyek tersebut. Mereka juga mengincar "bantuan moneter" sekitar 1,5 miliar euro dari Shell Energy Europe Limited ke Gazprom Export terkait "dugaan pengiriman gas yang belum dibayar pada tahun 2022,".

Ditambah deklarasi bahwa Gazprom Export dapat mengambil 94 miliar rubel (USD1,1 miliar) yang dicadangkan dalam escrow untuk Shell sebagai kompensasi atas lepasnya saham di Sakhalin-2.

Perusahaan mengajukan pemberitahuan penundaan pada bulan Januari dan sidang baru di Pengadilan Arbitrase Moskow dijadwalkan pada 14 April, yang juga diungkap dalam laporan tersebut. Shell mencatat bahwa saat ini tidak mungkin untuk memperkirakan kerugian dari kemungkinan kewajiban yang timbul dari gugatan Moskow.

"Masih ada ketidakpastian yang tinggi mengenai hasil akhirnya, serta potensi efek yang bisa ditimbulan pada operasi di masa depan, pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan Shell," tambahnya.



Pada tahun 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk mentransfer aset Sakhalin Energy, mantan operator Sakhalin-2, ke operator baru yang berbasis di Rusia, Sakhalin Energy LLC. Pemerintah mengizinkan pemilik asing, yang di dalamnya termasuk perusahaan Jepang Mitsui dan Mitsubishi, untuk mengambil saham di operator baru yang sebanding dengan kepemilikan mereka sebelumnya.

Perusahaan-perusahaan Jepang memutuskan untuk mempertahankan saham mereka, tetapi Shell, yang memiliki 27,5% dikurangi satu saham di Sakhalin Energy, menolak untuk bergabung dengan entitas baru. Hal itu mendorong Moskow untuk menjual sahamnya ke anak perusahaan Gazprom seharga sekitar USD1 miliar.

Dana tetap dibekukan di Rusia dalam jenis rekening escrow yang disebut Tipe C yang diperkenalkan sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat. Tujuan utama dari rekening semacam itu adalah untuk mencegah pergerakan dana keluar dari Moskow oleh entitas dari "negara-negara yang tidak bersahabat".

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
Minyak Mentah Rusia...
Minyak Mentah Rusia Mengalir Deras ke Negara BRICS
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
4 Tokoh Rusia Bebas...
4 Tokoh Rusia Bebas dari Sanksi Uni Eropa, Ada Pengusaha hingga Menteri
Beri Sanksi ke Rusia,...
Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Menusuk Sendiri Jantung Ekonominya
Harta Karun Tanah Jarang...
Harta Karun Tanah Jarang Rusia Berkali Lipat dari Ukraina, Kini Disodorkan ke AS
Raksasa Gas Rusia Gazprom...
Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun
Rekomendasi
Lebaran Hari Pertama,...
Lebaran Hari Pertama, Tol Jakarta-Cikampek dan MBZ Macet Parah
Skywell Hadirkan Mobil...
Skywell Hadirkan Mobil Listrik China Pertama di Inggris
Lebaran 2025, Ayu Ting...
Lebaran 2025, Ayu Ting Ting Bersyukur Pekerjaan Lancar dan Rezeki Berlimpah
Berita Terkini
Sepanjang Arus Mudik...
Sepanjang Arus Mudik Lebaran 2025, Tercatat Ada 1,7 Juta Kendaraan Keluar Jabotabek
4 jam yang lalu
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
5 jam yang lalu
BRI Dorong UMKM Kota...
BRI Dorong UMKM Kota Depok Naik Kelas Lewat Program Klasterku, Pelaku Usaha Beri Apresiasi
6 jam yang lalu
Sri Mulyani Pede Mudik...
Sri Mulyani Pede Mudik dan Lebaran Angkat Ekonomi Daerah, Ini 2 Pendorongnya
7 jam yang lalu
Bagi-bagi Takjil dan...
Bagi-bagi Takjil dan Layanan Kesehatan, BNI Hadir di Posko Mudik Malang
8 jam yang lalu
Bukan Gimmick, Pertamina...
Bukan Gimmick, Pertamina Hadirkan Antar Gratis Bright Gas & Promo Refill Berhadiah Cashback
9 jam yang lalu
Infografis
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Rp8.184 Triliun kepada AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved