Melalui Kepedulian kepada Karyawan, GRP Bangun Ketangguhan Komunitas

Jum'at, 11 September 2020 - 06:18 WIB
loading...
Melalui Kepedulian kepada...
Di tengah pandemi COVID-19, produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi. Tbk (GRP) berusaha membangun ketangguhan komunitas melalui kepedulian perusahaan kepada 6 ribu karyawan. Foto/Dok
A A A
BEKASI - Di tengah pandemi COVID-19, produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi. Tbk (GRP) berusaha membangun ketangguhan komunitas. Hal itu dilakukan melalui kepedulian perusahaan, yang antara lain diwujudkan melalui pembagian beras kepada seluruh karyawan yang berjumlah 6 ribu orang.

(Baca Juga: PT GRP Tbk Jadi Pelanggan Terbesar PLN )

Menurut Presiden Komisaris PT GRP Tbk Tony Taniwan, perusahaan merasa terpanggil untuk menunjukkan kepedulian tersebut. Terlebih, kondisi pandemic COVID-19 sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat.

“Kondisi pandemi Corona yang masih berlangsung saat ini, sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Kami berharap, dengan kepedulian ini bisa membantu karyawan. Kami juga berharap, perusahaan dan karyawan bisa berjuang bersama-sama menghadapi situasi ini,” ungkap Tony di Jakarta.

Melalui Kepedulian kepada Karyawan, GRP Bangun Ketangguhan Komunitas


Hal senada disampaikan Kimin Tanoto Komisaris PT GRP Tbk. Menurut Kimin, kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian dari jajaran komisaris terhadap karyawan GRP. “Semoga kita tetap bersatu dan bersemangat menghadapi situasi pandemi ini,“ jelas Kimin.

Dengan dukungan karyawan, GRP memang terus berusaha meningkatkan kinerja. Sebagai produsen baja swasta terbesar nasional, saat ini perusahaan memiliki kapasitas produksi 2,8 juta ton per tahun atau sekitar 12% dari kapasitas produksi baja nasional. Selain pasar nasional, produk baja GRP juga merambah ke mancanegara, antara lain Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.

Mengenai upaya membangun ketangguhan komunitas di saat pandemi COVID-19, dibenarkan Sosiolog Universitas Indonesia Imam B. Prasodjo. Menurut Imam, kepedulian PT GRP Tbk dinilai bisa mendorong ketangguhan komunitas, terutama di saat pandemi COVID-19. Bahkan, jika kepedulian tersebut dilakukan serentak di berbagai lembaga dan perusahaan, tidak mustahil akan menjadi ketahanan nasional.

“Jadi sudah tepat (yang dilakukan GRP) dan harusnya mendapat insentif. Kita memang harus mulai mendorong ketangguhan komunitas. Jika dijalankan menyeluruh tentu akan menjadi komunitas resilence, akan merembet kemana-mana dan menjadi ketahanan nasional,” tegas Imam.

(Baca Juga: Pandemi Tidak Buat Gunung Raja Paksi Kendor, Ekspor Baja Dilepas ke Kanada )

Komunitas yang dimaksud, jelas Imam, memang bukan semata-mata civil society. Tetapi juga juga komunitas lembaga, perusahaan-perusahaan seperti GRP, dan bahkan instansi pemerintah di berbagai tingkatan.

“Ini bisa merupakan komunitas pegawai atau karyawan perusahaan. Ketangguhan tersebut, ketika mereka bersama-sama menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga protokol kesehatan. Di sisi lain, perusahaan juga memiliki kepedulian kepada semua anggota agar kondisi sosial, ekonomi, dan psikologi, terperhatikan,” urainya.

Pemerintah, lanjut Imam, seharusnya memfasilitasi terbangunnya ketangguhan komunitas atau kelembagaan tersebut. “Secara metodologi, secara teori, menurut saya kita tidak memiliki pendekatan seperti itu. Akhirnya kita hanya menggantungkan kepada centralistic policy. Padahal, yang harus dibangun adalah semangat ketangguhan, menumbuhkan ketangguhan minimal di komunitas, yang syukur-syukur bisa merembes ke bawah yaitu ketangguhan keluarga,” lanjut Imam.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0896 seconds (0.1#10.140)