Anggota Banggar Nilai Pernyataan Gubernur Anies yang Bombastis Membakar Pasar Modal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) meminta pemerintah untuk mengambil langkah mengenai rontoknya pasar modal dan rupiah saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil rem darurat, yakni menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid kedua.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Said Abdullah mengatakan, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat bomabastis hingga merontokkan indeks harga saham gabungan (IHSG) . ( Baca juga:Ibukota PSBB, OJK Pastikan Industri Jasa Keuangan Tetap Beroperasi )
"Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan bombastis dan dramatis oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. Sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu," kata Said di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Kata dia, pernyataan Anies ini membakar ludes 300 triliun modal asing. Serta saham-saham berguguran. Hal ini perlu diperbaiki agar tidak berlanjut.
"Kalau korporasi hancur, maka ritel akan hancur, dan ini adalah tantangan berat OJK maupun BI," katanya. ( Baca juga:Periode Januari-Agustus 2020, Mendagri Tolak 4.156 Usulan Mutasi PNS )
Said juga meminta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Menurut dia, rupiah masih terjadi depresiasi secara konstan.
"Kami yakin terhadap berbagai upaya yang dilakukan dan ditempuh oleh Gubernur BI, dan kami berharap Gubernur BI juga menjaga stabilitas sektor keuangan karena kita khawatir upaya-upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua kalau tidak ada di antara kita koordinasi baik di semua lini," tandasnya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Said Abdullah mengatakan, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat bomabastis hingga merontokkan indeks harga saham gabungan (IHSG) . ( Baca juga:Ibukota PSBB, OJK Pastikan Industri Jasa Keuangan Tetap Beroperasi )
"Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan bombastis dan dramatis oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. Sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu," kata Said di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Kata dia, pernyataan Anies ini membakar ludes 300 triliun modal asing. Serta saham-saham berguguran. Hal ini perlu diperbaiki agar tidak berlanjut.
"Kalau korporasi hancur, maka ritel akan hancur, dan ini adalah tantangan berat OJK maupun BI," katanya. ( Baca juga:Periode Januari-Agustus 2020, Mendagri Tolak 4.156 Usulan Mutasi PNS )
Said juga meminta untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Menurut dia, rupiah masih terjadi depresiasi secara konstan.
"Kami yakin terhadap berbagai upaya yang dilakukan dan ditempuh oleh Gubernur BI, dan kami berharap Gubernur BI juga menjaga stabilitas sektor keuangan karena kita khawatir upaya-upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua kalau tidak ada di antara kita koordinasi baik di semua lini," tandasnya.
(uka)