Bali Jadi Pembuka Gelaran ICTM, Kemenparekraf Pastikan Penerapan Protokol Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di masa pandemi terus dilakukan pemerintah. Salah satunya melalui gelaran Indonesia Corporate Travel and Mice (ICTM) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang bakal dilakukan dalam beberapa bulan ke depan di lima kota di Indonesia.
Sejalan dengan itu, dalam ajang ICTM penerapan protokol kesehatan juga diterapkan dan diperketat demi menghindari munculnya klaster baru Covid-19. “Salah satunya menerapkan swab test kepada peserta,” kata Kepala Bidang Jejaring Kapasitas Kemenparekraf, Titik Lestari di Hotel Nusa Dua Beach, Bali, Kamis (10/9/2020). (Baca juga: Pergi ke Luar Kota Sepekan, Pulang ke Surabaya Wajib Tes Swab )
Titik mengakui semenjak penerapan PSBB dilakukan di beberapa kota di Indonesia, pariwisata Indonesia mengalami penurunan. Sejumlah wisatawan asing enggan mendatangi tempat wisata dan devisa negara juga terus mengalami penurunan.
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal, perlahan sejumlah destinasi mulai dibuka secara bertahap untuk wisatawan lokal dan wisatawan nusantara (wisnus). Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dihantam pandemi.
Di sisi lain, guna mencegah penyebaran virus lebih luas, Kemenparekraf terus menekankan pentingnya mengetatkan protokol kesehatan, mulai serangkaian test kesehatan, menjaga jarak, hingga penggunaan masker.
Kemenparekraf pun terus mengampanyekan penerapan protokol kesehatan berbasis Clean, Halth, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) bagi wisatawan maupun pengelola destinasi wisata. “Kami mengapresiasi digelarnya ICTM. Dengan demikian, perlahan tapi pasti pariwisata kita akan membaik,” kata Titik.
ICTM rencananya akan digelar pertengahan September hingga Desember 2020 mendatang. Pada ajang ini, MNC media menjadi media partner dalam penyelenggaraan ICTM di Jakarta, Bogor, Bali, Yogyakarta dan Medan.
Bali dalam hal ini menjadi tuan rumah dan acara pembuka penyelenggaraan ICTM. Ratusan pengelola wisata, tour and travel akan terlibat dalam gelaran acara ini.
Event Director ICTM, Johanes Chang menyambut baik dipilihnya Pulau Dewata dalam penyelenggaraan ICTM ini. Dia melihat kesuksesan acara ini akan dilihat dari Bali yang merupakan garda terdepan pariwisata. “Bali sebagai garda terdepan, ada banyak yang terdampak dalam kondisi ini, salah satunya bali,” ucapnya. (Baca juga: Bangkitkan Industri MICE, Kemenparekraf Gandeng Global Mediacom Gelar ICTM 2020 di 5 Kota )
Lebih lanjut, Johanes melihat ada perubahan market yang akan terjadi saat pandemik ini. Terlebih saat ini 90 persen devisa dan ekonomi di Bali bersumber dari sektor wisata. Artinya, saat wisata Bali terpuruk, sektor lainnya bakal terdampak juga.
Dia melihat industri pariwisata sebenarnya bisa hidup kembali pada kondisi saat ini, asalkan protokol diperketat. “Karenanya butuh stimulus pemerintah. Saya juga apresiasi MNC yang mendukung acara ini,” tuturnya.
Senada, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa menyambut baik gelaran ICTM ini yang dapat mendorong bangkitnya kembali pariwisata Bali.
Kehidupan masyarakat pun akan terbantu dengan menggeliatnya lagi wisata, sehingga lambat laun kehidupan masyarakat serta ekonomi akan kembali normal. “Kami harapkan ini akan membantu, sebab ekonomi kami makin terpuruk setelah travel warning dari sejumlah negara,” tutupnya.
Sejalan dengan itu, dalam ajang ICTM penerapan protokol kesehatan juga diterapkan dan diperketat demi menghindari munculnya klaster baru Covid-19. “Salah satunya menerapkan swab test kepada peserta,” kata Kepala Bidang Jejaring Kapasitas Kemenparekraf, Titik Lestari di Hotel Nusa Dua Beach, Bali, Kamis (10/9/2020). (Baca juga: Pergi ke Luar Kota Sepekan, Pulang ke Surabaya Wajib Tes Swab )
Titik mengakui semenjak penerapan PSBB dilakukan di beberapa kota di Indonesia, pariwisata Indonesia mengalami penurunan. Sejumlah wisatawan asing enggan mendatangi tempat wisata dan devisa negara juga terus mengalami penurunan.
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal, perlahan sejumlah destinasi mulai dibuka secara bertahap untuk wisatawan lokal dan wisatawan nusantara (wisnus). Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dihantam pandemi.
Di sisi lain, guna mencegah penyebaran virus lebih luas, Kemenparekraf terus menekankan pentingnya mengetatkan protokol kesehatan, mulai serangkaian test kesehatan, menjaga jarak, hingga penggunaan masker.
Kemenparekraf pun terus mengampanyekan penerapan protokol kesehatan berbasis Clean, Halth, Safety, dan Environmental Sustainability (CHSE) bagi wisatawan maupun pengelola destinasi wisata. “Kami mengapresiasi digelarnya ICTM. Dengan demikian, perlahan tapi pasti pariwisata kita akan membaik,” kata Titik.
ICTM rencananya akan digelar pertengahan September hingga Desember 2020 mendatang. Pada ajang ini, MNC media menjadi media partner dalam penyelenggaraan ICTM di Jakarta, Bogor, Bali, Yogyakarta dan Medan.
Bali dalam hal ini menjadi tuan rumah dan acara pembuka penyelenggaraan ICTM. Ratusan pengelola wisata, tour and travel akan terlibat dalam gelaran acara ini.
Event Director ICTM, Johanes Chang menyambut baik dipilihnya Pulau Dewata dalam penyelenggaraan ICTM ini. Dia melihat kesuksesan acara ini akan dilihat dari Bali yang merupakan garda terdepan pariwisata. “Bali sebagai garda terdepan, ada banyak yang terdampak dalam kondisi ini, salah satunya bali,” ucapnya. (Baca juga: Bangkitkan Industri MICE, Kemenparekraf Gandeng Global Mediacom Gelar ICTM 2020 di 5 Kota )
Lebih lanjut, Johanes melihat ada perubahan market yang akan terjadi saat pandemik ini. Terlebih saat ini 90 persen devisa dan ekonomi di Bali bersumber dari sektor wisata. Artinya, saat wisata Bali terpuruk, sektor lainnya bakal terdampak juga.
Dia melihat industri pariwisata sebenarnya bisa hidup kembali pada kondisi saat ini, asalkan protokol diperketat. “Karenanya butuh stimulus pemerintah. Saya juga apresiasi MNC yang mendukung acara ini,” tuturnya.
Senada, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa menyambut baik gelaran ICTM ini yang dapat mendorong bangkitnya kembali pariwisata Bali.
Kehidupan masyarakat pun akan terbantu dengan menggeliatnya lagi wisata, sehingga lambat laun kehidupan masyarakat serta ekonomi akan kembali normal. “Kami harapkan ini akan membantu, sebab ekonomi kami makin terpuruk setelah travel warning dari sejumlah negara,” tutupnya.
(ind)