ADB Beberkan Strategi Jitu Pulihkan Ekonomi RI Jangka Pendek dan Menengah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Direktur Jenderal Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting mengatakan bahwa ekonomi negara-negara berkembang di Asia diprediksi akan terkontraksi -0,7% di tahun ini, kontraksi pertama setelah 6 dekade lamanya.
Untuk Indonesia, Edimon mengatakan bahwa menekan penyebaran Covid-19 adalah langkah utama yang harus diambil, sekaligus sebagai strategi terpenting untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi jangka pendek.
"Kita harus mengkalibrasi kebijakan untuk meng-contain penyebaran Covid-19 secara efektif, dengan memikirkan untung rugi dari tiap takaran kebijakan. Selain itu, perlu meningkatkan kapasitas testing, rekam jejak, dan treatment. Perlu juga edukasi publik dan penegakan kebijakan utama," ungkap Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Luhut Sebut Akhir Desember 2020 Indonesia Terima 40 Juta Vaksin Covid-19 )
Dalam strategi jangka pendek pula, pemerintah harus menjaga stabilitas sektor keuangan dan mengantisipasi potensi risiko dari NPL yang meningkat. Selain itu, pemerintah juga harus mempercepat penyaluran beragam program stimulus fiskal dan jaring pengaman sosial.
"Untuk memulihkan ekonomi di jangka menengah, kita harus membangun kembali kepercayaan konsumen dan investor. Kemudian, kita harus menyiapkan kebijakan untuk adopsi cepat dan ekspansi ekonomi digital, dimulai dari kendala-kendala paling mengikat untuk pertumbuhan di masa depan," papar Edimon.
Dia menyebutkan, pemerintah harus melipatgandakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan baru di era new normal. (Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Fadli Zon: Akibat Kampanye New Normal Terlalu Dini )
"Untuk jangka menengah juga, kita harus beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dan mengembangkan wellness industry untuk mendukung pemulihan pasca pandemi," pungkas Edimon.
Untuk Indonesia, Edimon mengatakan bahwa menekan penyebaran Covid-19 adalah langkah utama yang harus diambil, sekaligus sebagai strategi terpenting untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi jangka pendek.
"Kita harus mengkalibrasi kebijakan untuk meng-contain penyebaran Covid-19 secara efektif, dengan memikirkan untung rugi dari tiap takaran kebijakan. Selain itu, perlu meningkatkan kapasitas testing, rekam jejak, dan treatment. Perlu juga edukasi publik dan penegakan kebijakan utama," ungkap Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Luhut Sebut Akhir Desember 2020 Indonesia Terima 40 Juta Vaksin Covid-19 )
Dalam strategi jangka pendek pula, pemerintah harus menjaga stabilitas sektor keuangan dan mengantisipasi potensi risiko dari NPL yang meningkat. Selain itu, pemerintah juga harus mempercepat penyaluran beragam program stimulus fiskal dan jaring pengaman sosial.
"Untuk memulihkan ekonomi di jangka menengah, kita harus membangun kembali kepercayaan konsumen dan investor. Kemudian, kita harus menyiapkan kebijakan untuk adopsi cepat dan ekspansi ekonomi digital, dimulai dari kendala-kendala paling mengikat untuk pertumbuhan di masa depan," papar Edimon.
Dia menyebutkan, pemerintah harus melipatgandakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan baru di era new normal. (Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Fadli Zon: Akibat Kampanye New Normal Terlalu Dini )
"Untuk jangka menengah juga, kita harus beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dan mengembangkan wellness industry untuk mendukung pemulihan pasca pandemi," pungkas Edimon.
(ind)