Indonesia Bisa Gantikan China Sebagai Destinasi Investasi, Asal...
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, posisi Indonesia yang bakal menggantikan China sebagai negara tujuan investasi sangat mungkin terjadi.
Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi dengan catatan segala kemudahan untuk investor juga dibuka selebar-lebarnya.
“Saya kira ini sangat memungkinkan, tapi harus dibuka juga keran selebar-lebarnya selama itu tidak mengganggu kepentingan nasional. Saya kira bisa terwujud,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca: Wuih! Airlangga Bilang RI Bakal Gantikan China Jadi Tujuan Investasi )
Dia berharap keran investasi untuk asing bisa dibuka pada realisasi RUU Cipta Kerja yang memberikan peluang dibuakanya investasi untuk daftar prioritas.
“Saya kira pengusaha sangat berharap melalui realisasi RUU Cipta Kerja yang mana ini sudah menyangkut perizinan, tenaga kerja dan hambatan lain bagi investor yang masuk ke Indonesia,” ucapnya.
Dia mencontohkan, di dalam RUU Cipta Kerja adanya Daftar Negatif Investasi kini diubah menjadi list prioritas sehingga akan lebih fokus dan simpel bagi investor asing menanamkan modalnya ke Indonesia.
“Dengan list prioritas ini akan lebih simpel dan lebih kompetitif dimana tentu RUU ini juga menjaga kepentingan pengusaha lokal. Jadi kalau ditanya yang mau kita dorong ini ada di RUU Cipta Kerja karena lebih fokus,” ujar dia.
Dia menambahkan, kalangan pengusaha lokal juga tak perlu merasa khawatir tersaingi terkait masuknya investor asing di dalam negeri. “Saya kira, kalau punya nilai tambah, akan positif bagi pengusaha lain. Kalau ini terlaksana, kita optimis relokasi investasi dari China ke Indonesia bisa terealisasi,” pungkasnya.
Sementara itu, ekonom Indef Bhima Yudhistira Adinegara mengatakan, persoalan Indonesia bakal menggantikan China sebagai negara tujuan investasi bisa terealisasi, namun tidak dalam waktu dekat. Menurut dia, pemerintah harus menyelesaikan persoalan sederhana bagi kalangan usaha terkait kemudahan berusaha. (Baca juga: Obral Tanah Gratis, Erick Thohir Sebut Investor Engga Usah Pusing Pembebasan Lahan )
“Di dalamnya ada hambatan birokrasi, persoalan lahan dan koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Kalau ini saja dituntaskan baru kita bicara lebih jauh Indonesia menggantikan China sebagai negara tujuan investasi,” ujarnya.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih berusaha mengatasi persoalan Covid-19. Persoalan relokasi investasi dari China ke Indonesia juga tidak seperti yang digemborkan pemerintah. “Karena masih ada Vietnam yang secara ease of doing of bussiness itu masih lebih baik dilihat oleh investor asing,” ucapnya.
Dia menambahkan, RUU Cipta Tenaga Kerja juga belum sepenuhnya memberikan solusi terhadap keran invetasi asing di dalam negeri. “Karena masih banyak pertentangan juga. Apakah itu dari tenaga kerja, masyarakat desa yang terkait dengan kepemilikan lahan dan sebagainya,” pungkasnya.
Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi dengan catatan segala kemudahan untuk investor juga dibuka selebar-lebarnya.
“Saya kira ini sangat memungkinkan, tapi harus dibuka juga keran selebar-lebarnya selama itu tidak mengganggu kepentingan nasional. Saya kira bisa terwujud,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca: Wuih! Airlangga Bilang RI Bakal Gantikan China Jadi Tujuan Investasi )
Dia berharap keran investasi untuk asing bisa dibuka pada realisasi RUU Cipta Kerja yang memberikan peluang dibuakanya investasi untuk daftar prioritas.
“Saya kira pengusaha sangat berharap melalui realisasi RUU Cipta Kerja yang mana ini sudah menyangkut perizinan, tenaga kerja dan hambatan lain bagi investor yang masuk ke Indonesia,” ucapnya.
Dia mencontohkan, di dalam RUU Cipta Kerja adanya Daftar Negatif Investasi kini diubah menjadi list prioritas sehingga akan lebih fokus dan simpel bagi investor asing menanamkan modalnya ke Indonesia.
“Dengan list prioritas ini akan lebih simpel dan lebih kompetitif dimana tentu RUU ini juga menjaga kepentingan pengusaha lokal. Jadi kalau ditanya yang mau kita dorong ini ada di RUU Cipta Kerja karena lebih fokus,” ujar dia.
Dia menambahkan, kalangan pengusaha lokal juga tak perlu merasa khawatir tersaingi terkait masuknya investor asing di dalam negeri. “Saya kira, kalau punya nilai tambah, akan positif bagi pengusaha lain. Kalau ini terlaksana, kita optimis relokasi investasi dari China ke Indonesia bisa terealisasi,” pungkasnya.
Sementara itu, ekonom Indef Bhima Yudhistira Adinegara mengatakan, persoalan Indonesia bakal menggantikan China sebagai negara tujuan investasi bisa terealisasi, namun tidak dalam waktu dekat. Menurut dia, pemerintah harus menyelesaikan persoalan sederhana bagi kalangan usaha terkait kemudahan berusaha. (Baca juga: Obral Tanah Gratis, Erick Thohir Sebut Investor Engga Usah Pusing Pembebasan Lahan )
“Di dalamnya ada hambatan birokrasi, persoalan lahan dan koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Kalau ini saja dituntaskan baru kita bicara lebih jauh Indonesia menggantikan China sebagai negara tujuan investasi,” ujarnya.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih berusaha mengatasi persoalan Covid-19. Persoalan relokasi investasi dari China ke Indonesia juga tidak seperti yang digemborkan pemerintah. “Karena masih ada Vietnam yang secara ease of doing of bussiness itu masih lebih baik dilihat oleh investor asing,” ucapnya.
Dia menambahkan, RUU Cipta Tenaga Kerja juga belum sepenuhnya memberikan solusi terhadap keran invetasi asing di dalam negeri. “Karena masih banyak pertentangan juga. Apakah itu dari tenaga kerja, masyarakat desa yang terkait dengan kepemilikan lahan dan sebagainya,” pungkasnya.
(ind)