Resesi Sulit Dihindari, Ekonom Minta Fokus Juga ke Penanganan Wabah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melemahnya daya beli masyarakat dan penurunan aktivitas UMKM merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi perekonomian Indonesia . Proses pemulihan ekonomi di Indonesia akan berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, dengan melihat perkembangan pandemi dan situasi ekonomi hingga saat ini, resesi memang sangat sukar dihindari. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun (kuartal III&IV) diprediksi masih akan terkontraksi, tapi Iebih dangkal dibandingkan Triwulan II," ujar Faisal di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
(Baca Juga: Ekonomi 33 Negara Berkembang Terancam Kontraksi Tahun ini, Termasuk RI? )
Namun menurutnya, jangan terlalu fokus pada definisi teknis resesi saja. Yang penting adalah bagaimana meredam dampak buruk terhadap perekonomian selama pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ke depan. Dia memperkirakan, tahun 2021 besar kemungkinan pertumbuhan ekonomi kembali positif.
Namun seberapa cepat pemulihan ekonomi akan bergantung pada kecepatan penanggulangan wabah. "Potensi pemulihan ekonomi ke depan memang ada, tapi perbaikannya dilihat dari seberapa cepat pemerintah dalam penanganan wabah," beber Faisal.
(Baca Juga: Ekonomi Global Rentan, Menkeu Sri Mulyani: Terlalu Dini Melihat Pemulihan Saat Ini )
Menurut dia, sebagian besar negara sudah berhasil meredam covid-19 meski mendapatkan kontraksi ekonomi yang dalam. China juga sudah bisa menghindari resesi bahkan Vietnam tidak mengalami resesi sama sekali. Ke depan potensi pemulihan ekonomi lebih cepat dari perkiraan dimana prediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih baik di tahun 2021.
"Tahun depan akan ada potensi pemulihan ekonomi dan bisa tumbuh positif. Stimulus usaha dan bansos harus terus dipertahankan sampai kondisi ekonomi pulih setidaknya sampai 2021," ungkap Faisal.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, dengan melihat perkembangan pandemi dan situasi ekonomi hingga saat ini, resesi memang sangat sukar dihindari. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun (kuartal III&IV) diprediksi masih akan terkontraksi, tapi Iebih dangkal dibandingkan Triwulan II," ujar Faisal di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
(Baca Juga: Ekonomi 33 Negara Berkembang Terancam Kontraksi Tahun ini, Termasuk RI? )
Namun menurutnya, jangan terlalu fokus pada definisi teknis resesi saja. Yang penting adalah bagaimana meredam dampak buruk terhadap perekonomian selama pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ke depan. Dia memperkirakan, tahun 2021 besar kemungkinan pertumbuhan ekonomi kembali positif.
Namun seberapa cepat pemulihan ekonomi akan bergantung pada kecepatan penanggulangan wabah. "Potensi pemulihan ekonomi ke depan memang ada, tapi perbaikannya dilihat dari seberapa cepat pemerintah dalam penanganan wabah," beber Faisal.
(Baca Juga: Ekonomi Global Rentan, Menkeu Sri Mulyani: Terlalu Dini Melihat Pemulihan Saat Ini )
Menurut dia, sebagian besar negara sudah berhasil meredam covid-19 meski mendapatkan kontraksi ekonomi yang dalam. China juga sudah bisa menghindari resesi bahkan Vietnam tidak mengalami resesi sama sekali. Ke depan potensi pemulihan ekonomi lebih cepat dari perkiraan dimana prediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih baik di tahun 2021.
"Tahun depan akan ada potensi pemulihan ekonomi dan bisa tumbuh positif. Stimulus usaha dan bansos harus terus dipertahankan sampai kondisi ekonomi pulih setidaknya sampai 2021," ungkap Faisal.
(akr)